Gempa Megathrust Mengancam, Benarkah Azab akan Datang?

Ada pula bencana yang murni karena unsur alam.

Reuters
Gempa. Ilustrasi
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Ancaman dampak gempa bumi megathrust Jepang yang bisa sampai ke Indonesia menjadi satu hal yang mesti diwaspadai. Pasalnya, bangsa Indonesia sudah berpengalaman diguncang gempa hingga tsunami yang kerap menimbulkan korban jiwa. 

Baca Juga


Sebagai sebuah peristiwa alam, tidak jarang banyak yang memaknai gempa sebagai sebuah azab dari Allah SWT. Terlebih, jika ada praktik kemaksiatan terjadi di area bencana.  Dalam wawancaranya dengan Republika beberapa waktu lalu, Sekretaris Komisi Fatwa MUI KH Miftahul Huda menyampaikan, umat Islam perlu membedakan dua jenis bencana. Yakni, bencana alam yang sifatnya murni dan bencana alam yang sifatnya ada unsur campur tangan manusia.

"Kita harus mampu membedakan bencana karena bencana ada yang murni karena bencana alam, ada bencana yang terjadi karena campur tangan manusia, seperti banjir, kebakaran hutan, itu kan ada unsur tangan manusia dalam tata kelola alam," kata Kiai Miftah saat dihubungi, beberapa hari berselang.

Hal itu sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah ar-Rum ayat 41, "Zhaharal-fasaadu fil-barri wal-bahri bima kasabat aydinnaasi liyudziqahum bajdhalladzi amiluu la'allahum yarji'un." Artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Dari firman Allah tersebut, Kiai Miftah melanjutkan, ada salah satu unsur yang menegaskan bahwa Allah ingin kita sadar. Artinya, bencana itu bisa jadi sebuah peringatan. "Bahwa kita harus pintar dalam tata kelola alam ini, kita harus menjaga alam ini. Kalau tidak pintar-pintar menjaga alam, maka akan ada bencana. Inilah yang disebut bencana karena campur tangan manusia seperti banjir, kebakaran hutan," kata dia. 

Seorang anggota staf Badan Meterologi Jepang berbicara pada konferensi pers di Tokyo Senin, 1 Januari 2024, setelah gempa bumi. Jepang mengeluarkan peringatan tsunami dan meminta masyarakat untuk mengungsi dari daerah pantai setelah serangkaian gempa kuat di garis pantai baratnya pada hari Senin. - (Kyodo News via AP)

 

Di sisi lain, Kiai Miftah menjelaskan, ada pula bencana alam yang murni terjadi karena unsur alam seperti gunung meletus, gempa, tsunami. Hal ini dinilai menjadi tanda bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Menciptakan, dan menjadi Penyadar bahwa manusia atau makhluk merupakan hamba yang lemah. "Bencana itu juga bisa menjadi pengingat bahwa ada kiamat sugra dan kiamat kubra, sehingga kita memahami bencana seperti itu peringatan," ujarnya. 

Alam, kata dia, merupakan sebagian dari tanda kebesaran Allah SWT yang jika mampu diperhatikan dan direnungkan secara saksama dapat memberi pelajaran dan petunjuk bagi manusia untuk lebih mengenal kebesaran dan kemahakuasaan Allah SWT. Menurut dia, gunung memiliki dinamika dan alur kehidupannya sendiri, sehingga fenomena gunung meletus merupakan fenomena alam yang sering terjadi.

Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh menambahkan, seiring dengan banyaknya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan erupsi gunung berapi, ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Islam untuk bermuhasabah, bertobat, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. "Mari berkomitmen meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menjauhi maksiat. Dan saya mengimbau, mengajak kepada umat Islam untuk membaca qunut nazilah," ujarnya. 

Gempa bumi mengguncang Jepang pekan lalu terjadi di Megathrust Nankai Jepang selatan. Gempa tersebut dinilai berpotensi mengancam kepulauan Indonesia.  Gempa megathrust pun menjadi salah satu gempa yang sempat muncul menjadi perbincangan di media sosial.

Sumber gempa Megathrust Nankai terletak di sebelah timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku dan Kinki di Jepang Selatan. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan Megathrust Nankai merupakan salah satu zona seismic gap yaitu zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Saat ini, Megathrust Nankai sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan kerak bumi.

Dalam pernyataannya Daryono mengatakan catatan sejarah menunjukkan Megathrust Nankai membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat yang hampir semuanya memicu tsunami. Daryono mengatakan sistem Megathrust Nankai memang sangat aktif. Berdasarkan data sejarah zona sumber gempa ini dapat memicu gempa dahsyat yang bermagnitudo 8,0 lebih di setiap satu atau dua abad.

 

Lokasi perintatan tsunami di Jepang pada Kamis (8/8/2024). - (Badan Meteorologi Jepang)

"Palung Nankai memiliki beberapa segmen megathrust, namun jika seluruh tepian patahan tersebut tergelincir sekaligus, para ilmuwan Jepang yakin palung tersebut mampu menghasilkan gempa berkekuatan hingga 9,1 magnitudo," kata Daryoni dalam pernyataanya, Senin (12/8/2024).

Daryono mencatat para ilmuwan Jepang mengeluarkan peringatan pasca gempa Miyazaki 7,1 magnitudo pekan lalu. Ia menjelaskan kekhawatiran itu muncul karena gempa besar tersebut dipicu salah satu segmen di Megathrust Nankai.

Di zona Megathrust ini terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka disebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu. Gempa 7,1 magnitudo dikhawatirkan menjadi pemicu atau pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai.

Daryono mengatakan jika kekhawatiran para ahli Jepang itu menjadi kenyataan maka akan terjadi gempa dahsyat yang tidak saja berdampak merusak tetapi juga akan memicu tsunami."Pertanyaannya, jika gempa dahsyat itu terjadi apakah ada efeknya terhadap lempeng-lempeng tektonik yang ada di Indonesia?" kata Daryono.  

Ia menegaskan gempa besar di Megathrust Nankai, dipastikan deformasi batuan skala besar yang terjadi tidak akan berdampak terhadap sistem lempeng tektonik di wilayah Indonesia karena jaraknya yang sangat jauh. Ia menjelaskan biasanya dinamika tektonik yang terjadi hanya berskala lokal hingga regional pada sistem Tunjaman Nankai.

"Selanjutnya, jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi, apakah ada kemungkinan terjadi tsunami? Jawabnya, kemungkinan besar gempa besar tersebut dapat memicu tsunami, karena setiap gempa besar dan dangkal di zona megathrust akan memicu terjadinya patahan dengan mekanisme naik (thrust fault) yang dapat mengganggu kolom air laut (tsunami)," kata Daryono.  

Daryono mengatakan tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia. Namun BMKG dapat memantau apa yang terjadi di Jepang secara realtime dan menganalisanya dengan cepat termasuk memodelkan tsunami yang akan terjadi dan dampaknya menggunakan system InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler