RI Kebut Digitalisasi
Infrastruktur telekomunikasi menjadi fondasi transformasi digital.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menjadi katalisator besar bagi perubahan dunia, mempercepat adopsi teknologi dan transformasi digital di hampir semua sektor. Dalam era yang serba cepat ini, transformasi digital bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan untuk tetap relevan dan bersaing di pentas global.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria mengatakan Indonesia memanfaatkan peluang ini dengan melakukan percepatan transformasi digital nasional. Percepatan ini menitikberatkan pada tiga aspek yang meliputi pemerataan infrastruktur digital, pemerintahan digital dan peningkatan talenta digital.
Hal ini juga selaras dengan adanya tiga tantangan yang dihadapi, antara lain berkaitan dengan akses dan pemerataan infratruktur digital, keandalan layanan publik digital, dan literasi serta ketersediaan talenta digital. "Jika kita bicara progres, infrastruktur telekomunikasi menjadi fondasi transformasi digital yang inklusif, memperdayakan, terpercaya, dan berdaulat," ujar Nezar kepada Republika beberapa waktu lalu.
Selain pemerataan infrastruktur digital, pemerintahan juga menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas para talenta digital di waktu yang bersamaan. Nezar menyampaikan pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi pada tiga tingkatan yaitu tulang punggung atau backbone, middle-mile, dan last-mile.
Di tingkat backbone, pemerintah telah melakukan pergelaran jaringan kabel serat optik Palapa Ring sepanjang 12.229 kilometer, baik di darat maupun di bawah laut. Pada tingkat middle-mile, pemerintah telah meluncurkan Satelit Multifungsi Satria-1 pada 19 Juni 2023 lalu, dengan kapasitas 150 Gbps.
"Saat ini, Satelit SATRIA-1 telah beroperasi untuk 4.063 titik layanan publik dan diharapkan dapat menjangkau 37 ribu titik layanan publik hingga 2025," ucap pria kelahiran Sigli, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tersebut.
Sedangkan di tingkat last-mile, lanjut Nezar, pemerintah telah melakukan pembangunan BTS sebanyak 1.667 di antaranya merupakan BTS USO dan semuanya sudah on-air, serta 5.618 lainnya adalah BTS 4G. Rinciannya, 4.995 BTS sudah on-air dan 623 yang saat ini masih dalam proses pembangunan yang ada di Indonesia Timur, sekitar Papua.
Perluasan akses internet... (baca di halaman selanjutnya)
Perluasan akses internet
Nezar mengatakan pemerintah juga menyediakan 18.667 akses internet untuk berbagai jenis layanan publik seperti sekolah, kantor pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan pertahanan. Seluruh pembangunan infrastruktur telekomunikasi itu dilakukan demi menghadirkan konektivitas internet untuk seluruh masyarakat Indonesia.
"Hasilnya mungkin bisa dilihat, tahun ini Indonesia menduduki peringkat ke-96 dari 143 negara di dunia. Kecepatan internet mobile rata-rata di Tanah Air 24,21 Mbps," sambung Nezar.
Sementara itu, untuk kategori fixed broadband, kecepatan internet Indonesia masuk urutan ke-122 dari 182 negara. Kecepatan rata-ratanya 27,11 Mbps. Ini bisa berdampak kepada daya saing negara secara global.
Nezar mengatakan pemerintah terus mengupayakan perluasan akses jaringan telekomunikasi, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Langkah ini diambil untuk mencapai keadilan digital dan mengurangi kesenjangan akses informasi antara wilayah 3T dengan daerah lain di Indonesia.
"Daerah non-3T masih mendominasi tingkat penetrasi pengguna internet dengan angka 80 persen. Di Pulau Jawa mencapai 83.64 persen. Sulawesi merupakan pulau dengan tingkat penetrasi internet yang paling rendah yaitu dengan angka 68.35 persen," lanjutnya.
Pemerintah menetapkan target pemasangan 7.300 BTS 4G pada 2023, dengan 6.547 BTS 4G yang telah aktif pada akhir tahun tersebut. Capaian per Desember 2023 mencatat 6.025 BTS 4G dan 14.418 titik akses internet, di mana 6.062 lokasi digunakan untuk layanan pendidikan. Sementara data pada 2024 masih belum tersedia secara lengkap.
Nezar menyebut infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T didukung teknologi canggih seperti Jaringan Backbone Nasional Palapa Ring, satelit, microwave link, dan BTS 4G. Namun, masih ada tantangan seperti medan sulit, keterbatasan infrastruktur, biaya tinggi, dan masalah keamanan di wilayah-wilayah terpencil.
"Upaya pemerintah meliputi pembangunan infrastruktur telekomunikasi, kerja sama dengan operator telekomunikasi, penyediaan layanan internet terjangkau, dan peningkatan literasi digital masyarakat," ucap mantan anggota Dewan Pers tersebut.
Digitalisasi tingkatkan taraf hidup... (baca di halaman selanjutnya)
Digitalisasi tingkatkan taraf hidup
Digitalisasi dapat membawa perubahan signifikan dalam taraf hidup masyarakat Indonesia. Teknologi digital bukan hanya sekadar alat modernisasi, tetapi juga merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas hidup melalui akses yang lebih baik ke layanan, informasi, dan peluang ekonomi.
Lebih dari itu, digitalisasi berperan penting dalam mendukung keberlanjutan atau sustainability, karena memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien dan inovatif. Dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal, Indonesia bisa mempercepat transformasi menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Keberlanjutan adalah satu target yang menjadi harapan masyarakat dunia di masa depan, harus ada cara mencapai target tersebut salah satu cara dengan digitalisasi," ujar mantan Menteri Riset dan Teknologi Indonesia, Bambang Brodjonegoro, saat berbicara di acara The 15 International Conference on Sustainable Collaboration in Business, Technology, Information and Innovation yang digelar Telkom University beberapa waktu lalu.
Bambang menyebut digitalisasi sudah banyak dipraktikkan di banyak negara termasuk di Indonesia dalam upaya keberlanjutan. "Misal Indonesia di sektor pertanian besar dan juga kelompok miskin ada petani dan nelayan bagaimana caranya universitas melakukan research and development pengembangan digital yang bisa menolong hidup dari petani atau nelayan," kata dia.
Dengan bantuan teknologi digital dan adaptasi, Bambang mengatakan para nelayan dapat memperbaiki pendapatan. Selain startup yang bergerak di jasa delivery, Bambang melihat banyak startup yang membantu petani, nelayan hingga pedagang kecil.
Hal senada disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria. Nezar menyampaikan Digitalisasi telah mendekatkan banyak kemudahan ke perekonomian dan aktivitas warga di Indonesia.
Secara khusus, digitalisasi telah diakui sebagai penggerak utama di balik pertumbuhan ekonomi negara, membuka jalan bagi pertumbuhan di berbagai sektor, termasuk e-commerce, fintech, dan startup teknologi. Menurut Nezar, semakin terjangkaunya kecerdasan buatan atau AI, Internet of Things atau IoT, dan big data teknologi telah memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di beberapa sektor ekonomi.
Tidak hanya aspek ekonomi, tetapi digitalisasi juga mempercepat aktivitas sebagian besar warga. Nezar mengatakan semakin banyak orang yang cenderung menggunakan platform media sosial, aplikasi obrolan, dan berbagai situs web untuk menemukan dan menyebarkan informasi serta memperluas wawasan.
Layanan publik digital... (baca di halaman selanjutnya)
Layanan publik digital
Selain penggunaan teknologi informasi dalam perwujudan pemerintahan yang baik, hukum, dan anti-korupsi, ucap Nezar, pemerintah juga aktif dalam pengembangan layanan publik digital. Banyak aplikasi e-government, dan berbagai pelayanan kesehatan dan pendidikan dari pemerintah diluncurkan.
"Pelayanan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan yang disediakan pemerintah sekaligus efisiensi administrasi dari berbagai level pemerintahan," sambung dia.
Nezar menyampaikan pelayanan publik yang dibagikan daring ini memungkinkan masyarakat menikmati kemudahan untuk mengakses tanpa harus mendatangi kantor-kantor pemerintah. Nezar meyakini sektor digital dapat membantu dalam pemerataan pelayanan dan akses.
Namun, di balik banyak keuntungan tersebut, Kominfo mengetahui banyak tantangan yang juga hadir di era digital ini. Keamanan digital menyangkut sejumlah hal, mulai dari perlindungan data pribadi, penanggulangan kejahatan siber, hingga bagaimana mengatur dan merespons informasi secara bertanggung jawab.
"Oleh karena itu, Kominfo terus bekerja dan mengembangkan aturan yang seimbang antara dukungan guna menggunakan teknologi dan perlindungan kepentingan pengguna," kata Nezar.
Kominfo, lanjut Nezar, melihat digitalisasi merupakan pendorong utama dalam peningkatan daya saing ekonomi negara dan upaya untuk menaikan kualitas hidup masyarakat dengan memberikan akses yang berkelanjutan pada teknologi dan informasi. Kominfo menjanjikan pembangunan infrastruktur digital berkelanjutan yang diiringi peningkatan literasi digital dan keamanan siber.
Pemerataan jaringan telekomunikasi... (baca di halaman selanjutnya)