Apa Itu Suntikan Roculax yang Diduga Dipakai Dokter PPDS Undip untuk Bunuh Diri?
Di sekeliling jasad dokter ARL ditemukan sisa obat yang disuntikkan lewat lengannya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Publik Indonesia dikejutkan dengan berita tragis meninggalnya dr Aulia Risma Lestari yang diduga bunuh diri dengan menyuntikkan roculax. Dokter muda sekaligus mahasiswa PPDS Anestesi Fakultas Kedokter Universitas Diponegoro (Undip) tersebut diduga bunuh diri karena tidak kuat dengan aksi perundungan dari senior. Namun pihak Undip telah membantahnya.
Berbicara terkait roculax, sebenarnya obat apakah itu? Menurut situs informasi obat Drugs.com, Roculax adalah nama merek untuk rocuronium bromide, suatu agen penghambat neuromuscular non-depolarisasi yang digunakan untuk anastesi. Roculax bekerja dengan menghambat transmisi sinyal saraf ke otot, sehingga menyebabkan relaksasi otot.
Obat ini umum digunakan dalam prosedur pembedahan atau operasi. Rocuronium bisa membantu mengendurkan otot-otot pasien untuk sementara waktu dan menjaga tubuh tetap diam selama pembedahan.
Rocuronium juga melemaskan tenggorokan, sehingga memungkinkan pemasangan tabung pernapasan bagi mereka yang membutuhkan ventilator mekanis (mesin pernapasan). Dosis Roculax bervariasi tergantung pada penggunaan spesifiknya, kondisi pasien, dan respons terhadap obat. Untuk dosis intubasi endotrakeal pada dewasa, dosis awal yang disarankan adalah 0,6 miligram/kilogram berat badan serta diberikan secara intravena. Dosis ini biasanya cukup mencapai kondisi optimal dalam waktu 60 hingga 90 detik setelah injeksi. Sementara itu untuk dosis relaksasi otot selama operasi pada dewasa, dosis pemeliharaan berkisar antara 0,1 hingga 0,2 miligram/kilogram, diberikan sesuai kebutuhan setiap 20 hingga 40 menit.
Efek samping
Menurut organisasi keperawatan AS Mayo Clinic, obat ini dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Antara lain batuk, kesulitan bernapas, pusing, pingsan, detak jantung melambat dan tidak teratur, sesak di dada.
Obat ini juga dapat menyebabkan reaksi alergi serius yang disebut anafilaksis. Anafilaksis ditandai ruam dan gatal pada kulit, kesulitan bernapas, kesulitan menelan, hingga gejala jantung yang cepat dan melemah.
Selain itu, seperti dilansir Mayo Clinic, Jumat (16/8/2024), miopati dapat terjadi ketika menggunakan obat ini untuk jangka waktu yang lama di unit perawatan intensif (ICU). Hal ini juga dapat terjadi jika obat ini digunakan bersama dengan obat steroid atau dikenal sebagai obat anti radang.
Rocuronium juga dapat menyebabkan kematian jika tidak diberikan atau diawasi dengan hati-hati. Salah satu cara rocuronium dapat menyebabkan kematian adalah melalui penekanan pada sistem pernapasan. Jika dosis yang diberikan terlalu tinggi atau jika pemantauan tidak dilakukan dengan benar, pasien bisa mengalami kelumpuhan otot pernapasan, yang bisa menyebabkan gagal panas dan kematian.
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi menyelidiki kematian seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (12/8/2024). Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena mengungkapkan, korban bernama Aulia Risma Lestari (ARL) itu diduga bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat ke tubuhnya.
Kompol Andika menyebut, saat ditemukan jenazah korban dalam posisi miring di kamarnya. Di sekeliling korban ditemukan sisa obat yang disuntikkan lewat lengannya.