Pamer Fasilitas Misil Bawah Tanah Lewat Video Mencengangkan, Hizbullah Siap Serang Israel
Menurut juru bicara Hizbullah, fasilitas misil bawah tanah itu bisa seluas satu kota.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Militan Hizbullah pada Jumat (16/8/2024) mengungkap fasilitas militer bawah tanah yang sangat luas lewat rekaman video yang dirilis di media sosial. Lewat video itu, Hizbullah mengirim pesan kepada Israel akan kesiapan mereka berperang.
Seperti dilansir Mehr News, video berdurasi 4,5 menit itu menampilkan beragam misil siap pakai yang bisa diluncurkan dalam perang melawan Zionis. Cuplikan video berjudul "Gunung Kami... Rumah Penyimpanan Kami", mendemonstrasikan fasilitas misil yang sangat rahasia dan terproteksi.
Fasilitas penyimpanan misil itu dinamai, "Fasilitas Imad 4", yang sepertinya diambil dari nama Komandan Jihad Hizbullah Imand Mughniyeh, yang dibunuh oleh Israel di Damaskus, Suriah, pada Februari 2008. Media Israel Ynet, mengutip Al Mayadeen, melaporkan, fasilitas penyimpanan misil itu terletak jauh di bawah tanah yang tidak bisa diditeksi oleh kalangan intelijen.
Sebuah sumber dikutip Washington Post mengatakan, bahwa Hizbullah tidak akan melancarkan serangan ke Israel selama perundingan negosiasi gencatan senjata di Gaza saat ini tengah berlangsung di Doha, Qatar. "Organisasi (Hizbullah) tidak mau dianggap bertanggung jawab sebagai pihak yang menggagalkan kemungkinan adanya kesepakatan," kata sumber itu.
Seorang juru bicara Hizbullah kepada L'Orient Today, mengungkapkan alasan mengapa pihaknya merilis video fasilitas bawah tanah itu. Menurut sumber yang tak dikutip namanya itu, "Israel selalu mengancam kami dengan perang, (video) ini untuk memberi tahu mereka bahwa kami tidak takut. Ini adalah pesan yang jelas bahwa kami siap dengan skenario apapun."
Ditanya soal maka 4 dari nama Fasilitas Imad 4, sumber itu menerangkan, bahwa angka itu menandakan bahwa ada fasilitas-fasilitas lain yang serupa. Ia mengklaim, fasilitas lain yang dirahasiakan itu bisa lebih luas dari yang dirilis videonya oleh Hizbullah saat ini.
"(nomor 4) untuk mengirim pesan bahwa di sana ada yang lain, dua, dan tiga sebelum empat, enam dan tujuh setelahnya. Allah tahu berapa banyak (fasilitas) yang ada setelah yang ini."
Ditanya senjata apa saja yang disimpan di fasilitas bawah tanah itu, juru bicara Hizbullah itu mengatakan, "Yang ditampilkan di video adalah misil-misil presisi."
Menurut ahli militer, Riad Kahwaji, video yang dirilis Hizbullah kali ini adalah video paling gamblang yang menggambarkan ukuran dari terowongan-terowongan bawah tanah, yang mengonfirmasi laporan bahwa ada banyak dan betapa panjangnya terowongan di Lebanon yang bisa dilintasi truk dan peluncur misil. Kahwaji meyakini, fasilitas bahwa tanah itu adalah tempat di mana Hizbullah memproduksi misil-misil mereka.
"Jika mereka berada di bawah lebih dari 20 meter, saya meragukan serangan udara Israel akan bisa menembusnya," kata Kahwaji.
Video itu diakhiri dengan narasi dari pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, " Roket-roket pejuang akan bisa mencapai semua wilayah Palestina, dari Kiryat Shmona di utara sampai Eilat di Selatan."
Berbeda dengan Hizbullah yang siap perang, Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengungkapkan adanya kekhawatiran bagi upaya diplomatik untuk mencegah perang di negara itu. Ia mengakui eskalasi ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah terus meningkat.
"Ada kemungkinan yang mengkhawatirkan bagi diplomasi yang ditujukan untuk mencegah perang dan menghentikan agresi Israel," kata Mikati, Rabu (14/8/2024), dikutip Anadolu dilansir Antara.
Mikati menegaskan kembali komitmen Lebanon terhadap implementasi Resolusi PBB 1701, yang menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Lebanon dan Israel. Ia berjanji bahwa pemerintah akan menggunakan semua kapasitas dan persahabatannya untuk melindungi Lebanon, karena kerasnya pendirian Israel mengancam upaya penghentian perang.
Kekhawatiran mengenai perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah meningkat di tengah-tengah serangan lintas batas selama berbulan-bulan. Eskalasi konflik ini terjadi di tengah serangan gencar Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 korban sejak Oktober lalu, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Pada Jumat, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbaru bagi penduduk di beberapa wilayah di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan. Juru bicara tentara Israel Avichay Adraee mengumumkan bahwa penduduk Blok 89-2356 di lingkungan Deir al-Balah timur dan mereka yang berada di lingkungan al-Qarara, al-Mawasi, al-Jalaa, Kota Hamad, dan al-Nasser di Khan Younis diharuskan untuk melakukan evakuasi.
Militer tersebut mengeklaim bahwa wilayah-wilayah tersebut adalah zona pertempuran berbahaya karena dugaan operasi Hamas. Sebelumnya, beberapa wilayah tersebut, seperti Al-Mawasi, telah ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan bagi pengungsi Palestina di tengah serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza.
Menurut organisasi kemanusiaan internasional Oxfam, lebih dari 1,7 juta pengungsi Palestina saat ini tinggal di wilayah Al-Mawasi dan sekitarnya yang mencakup kurang dari seperlima wilayah Gaza.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan pada Jumat bahwa perintah evakuasi baru telah dikeluarkan oleh otoritas Israel, bahkan di dalam apa yang disebut zona kemanusiaan. UNRWA menggambarkan situasi tersebut sebagai mimpi buruk kematian dan kehancuran yang tak berujung dalam skala yang mengejutkan.
"Ketakutan menyebar karena keluarga-keluarga tidak punya tempat tempat tujuan,” kata UNRWA dikutip Anadolu.