Jika Segala yang di Langit dan Bumi Bertasbih Mengapa Suaranya tak Terdengar?

Semua makhluk yang ada di muka bumi bertasbih

www.freepik.com
Burung (ilustrasi). Semua makhluk yang ada di muka bumi bertasbih
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT mengungkapkan kepada manusia bahwa segala apa yang ada di bumi dan langit bertasbih. Hanya saja kita tidak mengetahui dan mendengarnya.

Baca Juga


Ada banyak ayat Alquran yang menyatakan demikian. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, Alquran surat al-Isra ayat 44

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Kedua, An-Nuur ayat 41

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Ketiga, Ar-Ra’d ayat 13

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ

“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.”

BACA JUGA: Wakil Aceh di Paskibraka Nasional 'Dipaksa' Lepas Jilbab?

INFO GRAFIS Fakta Unik tentang Alquran - (Republika )

Keempat, al-Anbiya ayat 79

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ ۚ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ ۚ وَكُنَّا فَاعِلِينَ

“Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.”

Rasulullah SAW juga...

 

Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa semut juga bertasbih. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, beliau bersabda:

قَرَصَتْ نَمْلَةٌ نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ فَأَمَرَ بِقَرْيَةِ النَّمْلِ فَأُحْرِقَتْ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنْ قَرَصَتْكَ نَمْلَةٌ

"Ada semut yang menggigit seorang Nabi dari Nabi-Nabi terdahulu lalu Nabi itu memerintahkan agar membakar sarang semut-semut itu maka kemudian Allah mewahyukan kepadanya, firman-Nya: "Hanya karena gigitan sesekor semut makai kamu telah membakar suatu kaum yang bertasbih.”

Bahkan benda-benda mati pun ikut bertasbih. Sebagai contoh adalah bertasbihnya makanan pada masa Rasulullah SAW.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا نَعُدُّ الْآيَاتِ بَرَكَةً وَأَنْتُمْ تَعُدُّونَهَا تَخْوِيفًا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَقَلَّ الْمَاءُ فَقَالَ اطْلُبُوا فَضْلَةً مِنْ مَاءٍ فَجَاءُوا بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ قَلِيلٌ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الطَّهُورِ الْمُبَارَكِ وَالْبَرَكَةُ مِنْ اللَّهِ فَلَقَدْ رَأَيْتُ الْمَاءَ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ولقَدْ كُنَّا نَسْمَعُ تَسْبِيحَ الطَّعَامِ وهو يُؤْكَلُ.

Dari [Abdullah] berkata, "Kami dahulu menganggap tanda-tanda luar biasa (seperti mukjizat) sebagai berkah sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan kemudian persediaan air menipis, maka beliau bersabda: "Carilah sedikit air". Maka mereka datang dengan membawa sebuah bejana berisi air yang sedikit lalu beliau memasukkan tangan beliau ke dalam bejana itu kemudian bersabda, "Kemarilah bersuci dengan penuh keberkahan dan keberkahan itu datang hanya dari Allah." Sungguh aku melihat air memancar dari sela-sela jari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sungguh kami pun pernah mendengar makanan bertasbih ketika sedang dimakan." (HR Bukhari).

Muncul pertanyaan. Jika benar makhluk selain manusia bertasbih lantas mengapa kita tidak mendengar suara mereka?

Menurut buku Al-Hayawan fi Al-Quran al-Karim: al-Musu'ah al-Muyassarah li al-I'jaz al-llmi fi Al-Quran Al-Karim karya Dr Zaghloul Ragheb Muhammad Al-Najjar, yang demikian ini bagian dari rahmat Allah SWT kepada manusia karena tak bisa mendengarkan suara tasbih makhluk yang lain.

BACA JUGA:  Paskibraka Muslimah 'Dipaksa' Lepas Jilbab, Kiai Cholil: Ini tidak Pancasilais!

Jika bukan karena hal ini, kehidupan akan menjadi neraka yang tak tertahankan jika suara-suara di sekitar kita berlipat ganda dan mengganggu tanpa henti atau terputus, dan ini akan menyebabkan terganggunya kemampuan manusia untuk bekerja, tafakur, tadabur, dan beribadah, dan akan menghilangkan waktu tidur, istirahat dan rekreasi, tetapi manusia akan kehilangan akal jika dia mendengarkan semua hal di sekelilingnya yang berbicara pada waktu yang sama.

INFO GRAFIS Fakta-Fakta Unik tentang Alquran - (Republika)

Dalam buku at-Tasbih fi al-Kitab wa as-Sunnah wa ar-Raddu 'ala al-Mafahim al-Khathiah Fih, jilid I, karya Dr Muhammad bin Ishaq Kendo, dijelaskan bahwa para ahli tafsir mengatakan tentang tasbih makhluk:

(Dalil-dalil dari Kitab, Sunnah dan atsar adalah konsisten, tidak menyisakan ruang untuk keraguan dan keraguan, tentang pujian yang benar dari semua makhluk kepada Allah SWT dalam bahasa kata-kata, di samping bahasa keadaan, yang merupakan indikasi mereka, dengan munculnya efek-efek dari karya Ilahi di dalamnya - tentang kebesaran dan kesempurnaan Penciptanya dan penyucian-Nya dari cacat, kekurangan, sekutu dan persamaan.

Namun, yang mengherankan...

 

Namun, yang mengherankan adalah bahwa terlepas dari keragaman dan kejelasan dalil-dalil pada bagian ini, para ahli tafsir dan penulis lainnya berselisih pendapat tentang tasbih yang dinisbatkan kepada makhluk: Apakah dalam bentuk perkataan atau perbuatan?

Beberapa orang berpendapat bahwa referensi Alquran tentang tasbih segala yang ada di langit dan bumi kepada Allah adalah pujian metaforis, yaitu tasbih dalam bahasa gerakan, bukan dalam bahasa yang diucapkan.

Namun, beberapa di antaranya mengkhususkan kategori itu terhadap tasbih untuk makhluk-makhluk yang tidak berakal. Sementara aitu, tasbihnya makhluk-makhluk berakal, yaitu malaikat, manusia, dan jin adalah kata-kata yang nyata, dan tasbihnya hewan-hewan yang tidak berakal, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati adalah kata-kata kiasan.

Infografis fakta unik Alquran - (Republika )

Sebagian dari mereka ada yang merincikan maksud tasbihnya makhluk yang tidak bernyawa, dengan mengatakan bahwa tasbihnya binatang -baik yang berbicara maupun yang tidak berbicara- adalah nyata, sedangkan yang berbicara sudah dimaklumi sementara yang tidak berbicara dapat kemungkinan tasbih nya dengan suaranya saja. Sedangkan yang bukan hewan, seperti benda mati, memiliki maksud tasbihnya adalah metaforis.

Sebagian dari mereka menolak pembedaan ini, dengan mengatakan bahwa tasbih yang dinisbatkan kepada makhluk harus dianggap sebagai metafora, dan tidak boleh ada pembedaan antara yang berakal dan yang tidak berakal, atau antara hewan dan bukan hewan, agar tidak terjadi penggabungan antara metafora dan realitas dalam satu kata.

Sebagian dari mereka lebih memilih akomodatif, dengan mengatakan bahwa orang yang berakal bertasbih dengan dua cara yaitu perkataan dan perbuatan. Sementara yang tidak berakal hanya bertasbih dengan perbuatan, karena tidak mungkin baginya bertasbih dengan lisan, maka bertasbih dengan perbuatan merupakan takdir umum bagi semua makhluk).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler