Tikus Serang Tentara IDF Hingga Berlumuran Darah, Azab Nyamuk untuk Raja Namrud Terulang?

Peristiwa binatang kecil menyerang manusia yang zalim juga pernah tercatat sejarah.

VOA
Tentara Israel
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Kepongahan tentara Israel ternyata bisa 'dikalahkan' binatang kecil seperti tikus. Kawanan binatang pengerat tersebut dilaporkan menyerang dua tentara Israel di sebuah kamp di Galilea Atas pada Senin (20/8/2024) malam. Mereka dibawa ke Safed Medical Center untuk menerima vaksinasi setelah bangun tidur dengan wajah berlumuran darah. Mereka mengatakan tikus "mencoba memakannya."

Baca Juga


Media Israel YNet  yang dikutip Republika di Jakarta mengungkapkan, dua tentara tersebut berada di sebuah pangkalan militer Israel di utara. Menurut YNet, peristiwa tersebut mengejutkan dan memalukan.

Tikus (ilustrasi). - (Dok. Freepik)

Peristiwa binatang kecil menyerang manusia yang zalim juga pernah tercatat sejarah. Dahulu, ada hewan yang jauh lebih kecil dari tikus  bahkan tercatat pernah menjadi sebab jatuhnya kedigdayaan Raja Namrud yang zalim ketika masa nabi Ibrahim alaihissalam. 

Raja Namrud adalah raja Babilonia yang sangat diktator. Ia begitu digdaya pada masanya karena memiliki kerajaan yang besar dan pasukan yang banyak hingga kerajaan-kerajaan lain tak ada yang berani menyerangnya.

Sebagian sejarawan menyebut Namrud merupakan gelar bagi raja-raja Babilonia kala itu sebagaimana gelar Fir'aun bagi raja-raja Mesir kuno. Sementara raja Namrud dan nasabnya pada masa nabi Ibrahim sendiri banyak perdebatan di antara para sejarawan.

Ada yang menyebut raja Namrud pada masa nabi Ibrahim adalah Namrud bin Ka’nan bin Ham bin Nuh, ada yang menyebut namanya adalah Namrud bin Kush bin Kan’an bin Nuh, ada yang menyebut Namrud bin Mas, dan Namrud bin Sinjar. 

Raja Namrud tak hanya berlaku zalim terhadap rakyatnya, ia juga mengaku sebagai Tuhan dan menyiksa siapa saja yang tak mau mentaatinya. Itulah yang dialami nabi Ibrahim alaihissalam yang menyeru kepada raja Namrud bertobat dan mengikuti risalah yang dibawanya. Sehingga nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup ke dalam api yang membara. Meski begitu Allah ta'ala menyelamatkan nabi Ibrahim sehingga kobaran api itu menjadi dingin dan tidak membakar dan melukai nabi Ibrahim. 

Nabi Ibrahim berkali-kali menyerukan kepada Raja Namrud akan kebenaran risalah yang dibawanya yakni untuk menyembah Allah ta'ala dan mengakui kenabian dan kerasulan nabi Ibrahim. Tapi Namrud berkali-kali menolak dengan keras bahkan ia menantang Allah ta'ala untuk melawan kekuasanya. Ia begitu sombong merasa kedigdayaan kerajaannya tak akan runtuh dan tak ada satupun yang bisa mengalahkannya. 

 

Raja Namrud muak dengan Ibrahim.. 

 

Ajen Dinawati dalam bukunya berjudul Kisah Nabi Ibrahim menjelaskan bahwa Raja Namrud muak dengan Ibrahim yang selalu menyeru untuk beriman kepada Allah SWT. Lalu ia menantang agar nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar melawan pasukannya. Seketika itu awan berubah kelam, tiba-tiba datang beribu-ribu kawanan nyamuk menyerang pasukan Namrud. 

Kaserun AS Rahman dalam bukunya 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-Makhluk Allah yang diterbitkan Lentera Hati Group menjelaskan bahwa Allah memerintahkan malaikat untuk membuka pintu yang menjadi jalan bagi datangnya nyamuk-nyamuk. Ketika matahari terbit, maka matahari itu tidak nampak dan tidak menerangi bumi karena tertutup oleh jutaan nyamuk yang berterbangan. 

Taman Gantung Babilonia. - (Wikipedia)

“Allah mengirim nyamuk-nyamuk tersebut untuk menyerbu pasukan Namrud. Nyamuk itu pun segera menggigit kulit, hingga tembus ke dalam daging dan menghisap darah mereka. Akhirnya seluruh daging dan darah mereka habis, hanya tinggal tulang belulang,” (40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-makhluk Allah karya Kaserun AS Rahman, Lentera Hati Group 2015, halaman 23)

Sementara raja Namud sendiri tidak seketika mati saat itu. Allah ta'ala terlebih dulu menyiksanya dengan mengirimkan nyamuk yang masuk ke lubang hidungnya. Nyamuk itu pun masuk ke lubang hidung Namrud dan tinggal di sana. 

Selama masa ini, Namrud hidup seperti orang yang tidak waras. Setiap hari ia memukuli kepalanya sendiri karena sakit akibat nyamuk yang bersarang di dalam kepalanya.

 

Namrud memukuli kepalanya.. 

 

Ibnu Katsir dalam Qashash Al Anbiya' yang diterjemahkan dalam Kisah Para Nabi oleh Dudi Rosyadi dan diterbitkan Pustaka Al Kautsar pada 2011 halaman 235 menjelaskan bahwa Allah ta'ala mengurus nyamuk masuk ke istana Raja Namrud. Lalu nyamuk itu masuk ke dalam hidung sang raja dan tinggal di sana selama empat ratus tahun. Selama empat ratus tahun itu, raja Namrud selalu memukuli kepalanya dengan tongkat yang terbuat dari besi agar nyamuk itu dapat keluar, hingga ia binasa oleh seekor nyamuk kecil. 

Sebelum Namrud tewas mengenaskan, nabi Ibrahim masih berkali-kali menjenguknya untuk mengajaknya bertobat. Tapi Namrud tetap keras kepala hingga ia tewas. 

“Nabi Ibrahim sudah berkali-kali mengunjungi Namrud, tapi tetap saja kesombongan itu tidak luntur dan masih mengaku diri sebagai Tuhan. Pada akhirnya, Namrud meminta seseorang untuk memukulkan sebatang besi besar ke kepalanya agar sakitnya hilang. Namrud memerintahkan suruhannya untuk memberi pukulan terkeras,” (Lihat Samudra Hikmah Ali bin Abi Thalib karya Latifatul Umamah penerbit Laksana pada 2019 halaman 35)

Demikianlah balasan yang setimpal atas manusia yang mengklaim sebagai Tuhan. Allah menimpakan azab kepadanya dengan perantara makhluk yang sangat kecil. Nyamuk masuk ke lubang hidung dan bersarang di kepalanya yang menjadi simbol kehormatan baginya yang selalu sombong dan merasa paling berkuasa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler