Ternyata Pramono dan Rano yang ke 'Pelaminan', Anies Sengaja Dipermalukan?

Anies sempat mendatangi DPD dan DPP PDIP di Jakarta.

Dok Republika
Mantan gubernur Banten Rano Karno dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Rep: thr/antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Langkah mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk maju dalam pemilihan gubernur sudah hampir pasti kandas. PDIP yang sebelumnya disebut-sebut memberikan peluang bagi Anies maju menutup keran itu.

PDIP lebih memilih kader internal mereka sendiri yakni Pramono Anung dan Rano Karno untuk maju di Pilkada Jakarta. 

Padahal sebelumnya Anies yang sudah mengenakan tenun batik merah telah meminta restu kepada ibunya untuk bersaing di Pilkada. Anies bahkan sudah bertolak dari rumahnya menuju ke DPP PDIP pada awal pekan ini.

Namun, sesampainya di PDIP, Anies yang sempat mengalahkan kader banteng Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI 2017 silam justru hanya duduk dan foto bareng bersama Rano Karno.

Alih-alih diterima oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Anies seperti mendapat sindirian. Megawati menggunakan istilah kata 'mendompleng'.

"Saya pusing, mau ikut PDIP atau dompleng, konsisten aja," ujar Megawati dalam sambutannya, Senin (26/8/2024).

Megawati menekankan, jika masuk PDIP, maka lahir dan batin rohnya PDIP. Ia pun sempat meminta ke cagub Banten Airin agar memakai pakaian merah hitam. "Mau dijadikan masa gak pakai merah hitam? kalau independen ya cari yang independen," ujarnya.

Sejak awal Megawati seperti tidak 'sreg' dengan Anies. Apalagi sebagian kader di tubuh PDIP tidak suka dengan sosok mantan Mendikbud tersebut, khususnya selepas Pilkada 2017 silam. 

Muncul tanda tanya mengapa Anies seperti sempat diberi angin segar oleh PDIP tapi ujungnya bakal dikandaskan Megawati? Apakah benar Anies sengaja dipermalukan?  

Sementara di media sosial muncul gambar Anies sedang duduk mencorat-coret tulisan dengan petinggi PDIP. Sempat muncul spekulasi Anies sedang buat perjanjian dengan PDIP.

Namun Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menepis adanya kesepakatan politik yang dibangun dengan Anies Baswedan terkait Pilkada 2024.

"Enggak, orang silaturahim kok urusannya politik. Murni silahturahmi, tidak ada kesepakatan politik. Karena kami tidak dalam posisi membuat kesepakatan apapun, posisinya betul-betul kami silahturahim," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

"Mas Anies pegang kertas, ada yang dicatat, ya biasa saja. Itu kan bukan kumpulan kertas kemudian kertas kesepakatan," katanya.

 

Dia menyebut bahwa pertemuan dirinya dengan Anies dan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dalam rangka silaturahmi belaka. "Foto itu dalam konteks kami silaturahim, namanya juga teman, kami tidak bisa menghindari itu karena kami silaturahim dengan Mas Anies, bersama Mas Basarah, silaturahim sebagai teman tidak lebih dari itu," ucapnya.

Dia juga menekankan bahwa tidak ada misi politik yang dibawa dalam pertemuan tersebut. "Belum ada misi-misi politik dan sebagainya karena kalau misinya kami politik, maka mau tidak mau itu harus seizin oleh DPP partai," ujarnya.

Untuk itu, dia menegaskan dokumen yang tampak dalam foto tersebut bukan pakta integritas yang ditandatangani terkait pilkada. "Kalau pakta integritas dan sebagainya ya berarti jadi calon dong, kan posisinya betul betul silahturahmi," tuturnya.

Dia pun menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak pernah menyampaikan kehendak untuk bergabung sebagai kader PDIP. "Tidak pernah dan memang tidak pernah menyentuh urusan politik," kata dia.

Baca Juga



Dukungan DPD Jakarta

Saat berkunjung ke DPD Jakarta pada akhir pekan lalu, Anies dan politikus PDIP berdiskus idan terbilang cair.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Kantor DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta pada Sabtu, salah satunya membahas pilkada Jakarta.

Kendati demikian, Anies menuturkan, baik dirinya maupun DPD PDIP Jakarta masih menunggu keputusan serta langkah ke depan.

"Jadi hal-hal yang menyangkut pilkada tentu kita obrolkan, tapi kita semua menunggu apa yang menjadi keputusan. Jadi tadi sama sekali kita tidak menyinggung soal keputusan, langkah dan lain-lain karena semuanya di luar kewenangan kita," katanya seusai pertemuan di Kantor DPD PDIP Jakarta, Sabtu.

Anies mengemukakan pertemuan dengan DPD PDIP Jakarta bukanlah pertemuan pertama baginya. Pasalnya, selama menjabat sebagai Gubernur DKI, keduanya telah sering berdiskusi bersama.

"Jadi kita diskusi, tadi kita ngobrol dan kita bicara tentang masa depan Jakarta. Juga kita bicara tentang bagaimana agar pemikiran-pemikiran kebangsaan, pemikiran-pemikiran tentang Bung Karno, ke-Indonesiaan, keagamaan, itu bisa jalan seiring dan membuat suasana di Jakarta aman, teduh, damai," katanya.

Sayang kunjungan ke Anies ke DPP dan DPD PDIP semua berakhir tanpa hasil. Anies gagal maju meski sudah meminta doa restu dari ibu. Kini justru Pramono Anung dan Rano Karno yang ke 'pelaminan' didaftarkan ke KPUD untuk bersaing di Pilgub Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler