Denny JA: Gagal Nyagub, Anies Punya Kisah dengan Prabowo, Jokowi, SBY hingga Megawati

Gagalnya Anies melaju, menurut Denny JA fenomena aneh tapi nyata di politik.

Dok Republika
Anies Baswedan Pamit dengan Ibunya Aliyah Rasyid Baswedan sebelum Temui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri, Senin (26/8/2024)
Red: Stevy maradona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagalnya Anies Baswedan maju ke pemilihan kepala daerah Jakarta maupun Jawa Barat memunculkan banyak analisis. Bagaimana bisa seorang mantan gubernur Jakarta, mantan calon presiden, yang tadinya diusung banyak partai politik, gagal melaju ke kompetisi politik itu. 

Apalagi setelah 'drama politik' Jumat (29/8/2024) malam yang menghubungkan Anies dengan Pilkada Jawa Barat. Meskipun sampai detik akhir pendaftaran pasangan calon di Komisi Pemilihan Umum Daerah Jabar, Anies akhirnya tidak maju. Pers sempat mendengar bahwa Anies pada pukul 22.00 WIB tengah menuju ke Bandung untuk mendaftar bersama calon Ono Surono dan PDI Perjuangan.

Dedengkot surveyor politik, yang juga pakar politik, Denny JA pada Jumat pagi sampai mengatakan, "Ini aneh, tapi nyata, dalam dunia politik." Denny yang juga pendiri lembaga survei Lingkaran Survei Denny JA memberikan pandangannya terkait mengapa Anies seolah dijegal oleh parpol untuk melaju ke pilkada Jakarta. Denny mengaitkannya dengan empat presiden, yang menurut dia, punya kisah politik tersendiri dengan Anies.

Dalam pembukaan ulasannya, Denny mengakui bahwa dalam aneka survei di Pilkada DKI 2024, elektabilitas Anies Baswedan paling tinggi. Survei LSI Denny JA bulan Agustus 2024 menunjukkan itu. Juga survei lembaga lainnya.

Jika saja Anies Baswedan mendapatkan tiket pencalonan, kata dia, sulit dibendung, besar kemungkinan Anies tak hanya kembali menjadi gubernur Jakarta berikutnya. Selain itu, lanjut Denny, Anies pun akan menjadi calon presiden 2029 yang sangat kuat. Mungkin lebih kuat dibandingkan elektabilitasnya di capres 2024 tempo lalu.
 
Pertanyaannya, kata Denny, mengapa tak ada satu pun partai yang punya syarat mencalonkannya, tapi memilih tidak mencalonkannya. Bahkan tiga partai yang dulu mengelu-elukannya dalam pilpres 2024: Nasdem, PKS, PKB, malah berpaling?
 
"Di Pilkada DKI 2024, Anies Baswedan dikalahkan justru sebelum kampanye dimulai," kata Denny.
 
Anies sendiri, Jumat siang, mengaku bahwa perjalanan politiknya selama Pilkada 2024 sangat dinamis dari mulai diisukan maju di Jakarta hingga di Jawa Barat. Namun demikian, Anies mengaku bersyukur telah menjalani dinamika politik seperti itu.
Baca Juga



"Jadi ketika kemudian hasil yang kita saksikan seperti sekarang, ya saya yakin ini pasti yang terbaik," kata Anies.

 
 
Selanjutnya, Kisah Anies dengan Prabowo

REPUBLIKA, JAKARTA -- Banyak analisa yang bisa dibuat. Salah satunya, kata Denny JA, adalah kisah empat presiden. Mungkin bukan presidennya, tapi lingkarannya yang mengembangkan strategi “Politik Asal Jangan Anies.”

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bersama Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menghadiri rapat pleno penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih pemilihan umum 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (24/4/2024). KPU resmi menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode tahun 2024-2029 dalam Pemilihan Umum 2024. - (Republika/Prayogi)
 
 
Presiden pertama, presiden terpilih Prabowo berkali-kali mengutip itu. Betapa kinerjanya sebagai Menhan dinilai 11 persen oleh Anies dalam kampanye presiden tempo hari.
 
Lingkaran Prabowo tahu persis betapa Anies menjadi Gubernur DKI periode sebelumnya karena bantuan Prabowo. Prabowo sendiri dalam debat beberapa bulan lalu, dengan tegas menyatakan hal ini ketika membahas soal demokrasi Indonesia.
 
Jika Anies menjadi gubernur DKI, 2024-2029, ia akan menjadi penantang sangat kuat bagi pencalonan kembali Prabowo di Pilpres 2029.
 
 
Selanjutnya, Kisah Anies dengan Presiden Jokowi

REPUBLIKA, JAKARTA -- Selanjutnya, kata Denny JA, Presiden Jokowi sangat militan ingin memindahkan ibukota ke IKN. Semua tahu persis, proses perubahan ibu kota agar sukses memerlukan konsolidasi mungkin 20 tahun.

Jokowi mencoba MRT. Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) Menko PMK Puan Maharani (kiri) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) mencoba moda transportasi MRT dari Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Selasa (19/3/2019). - (Antara/Akbar Nugroho Gumay)
 
 
Program IKN perlu didukung oleh presiden Indonesia selanjutnya hingga 20 tahun mendatang, ketika ibukota baru terkonsolidasi.
 
Persoalannya, kata Denny, datang karena Anies ketika menjadi capres 2024, menjadikan IKN bukanlah program yang akan didukungnya. Itu yang tempo hari menjadi pembeda Anies dengan Prabowo yang akan melanjutkan IKN.
 
Tentu bagi Jokowi dan pendukungnya, sikap politik Anies Baswedan atas IKN menjadi catatan penting.
 
 
Selanjutnya, Kisah Anies dengan Presiden SBY

REPUBLIKA, JAKARTA -- Kemudian, Denny JA menambahkan, ada kisah antara Anies dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini terjadi sebelum Pemilihan Presiden 2024. Ketika itu, hubungan Anies dengan SBY dan Partai Demokrat cukup erat. 

Capres Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimukti Yudhoyodo (AHY) menghadiri acara Dialog Rakyat yang digelar di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Ahad (6/8/2023). - (Republika/Arie Lukihardianti)
 
 
Presiden ketiga, mantan presiden SBY juga memiliki kisah sendiri. Saat itu, SBY sangat bersemangat. Betapa tidak, ia merasa sudah ada komitmen Anies akan berpasangan dengan AHY sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024. Tapi Anies malah berjodoh dengan Muhaimin Iskandar sebagai capres dan cawapres.
 
"Kita sebagai orang luar tak tahu persis apa yang terjadi. Tapi kita tahu komentar kemarahan SBY saat itu," kata Denny JA. Ia lalu menyitir judul salah satu berita misalnya: “SBY Marah dan Kecewa ke Anies: Sekarang Saja Tak Jujur.”
 
 
Selanjutnya, Kisah Anies dengan Presiden Megawati

REPUBLIKA, JAKARTA -- Sedangkan terhadap PDI Perjuangan dan mantan presiden Megawati Soekarnoputri, jelas memiliki banyak kisah. Salah satu yang paling mencolok adalah di Pilkada DKI 2017-2022. Saat itu Anies mengalahkan calon PDIP: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Selain karena Ahok terbelit kasus penistaan Alquran.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Ady Widjaja usai bersilaturahmi di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Sabtu (24/8/2024). Kunjungan silahturahmi Anies tersebut salah satunya membahas terkait Pilkada Jakarta mendatang. - (Republika/Prayogi)
 
 
Denny menilai, bukan kalah menang itu benar yang menjadi masalah. PDIP diketahui partai yang sangat mementingkan nilai nasionalisme. Sementara dalam Pilkada DKI, menurut Denny, Anies didukung oleh Front Pembela Islam yang ketika itu kental dengan prinsip NKRI Bersyariat.
 
"Anies sendiri sejauh yang saya kenal seorang tokoh Islam moderat, yang modern, pro-demokrasi. Tapi kedekatannya dengan kubu NKRI Bersyariat, walaupun misalnya hanya masalah taktik politik, meninggalkan memori yang membentuk citra politik agama dari Anies," kata Denny, menjelaskan.

sumber : Rilis
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler