Riset Temukan Mikroplastik dalam Otak Manusia, Ini Ancamannya terhadap Kesehatan

Mikroplastik dalam sampel otak meningkat sekitar 50 persen.

Pixabay
Otak manusia (Ilustrasi)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Plastik ada di pakaian, mobil, ponsel, botol air, dan wadah makanan kita. Yang mengkhawatirkan, sebuah penelitian dari Amerika Serikat menemukan bahwa partikel kecil plastik tersebut ada dalam otak manusia.

Baca Juga


Penelitian ini mengamati konsentrasi mikroplastik pada 51 sampel dari pria dan wanita yang diambil dari otopsi rutin di Albuquerque, New Mexico. Sampel berasal dari hati, ginjal, dan otak. Mikroplastik sulit untuk dipelajari karena ukurannya, bahkan dengan mikroskop berkekuatan tinggi sekalipun.

Jadi, alih-alih mencoba melihatnya, para peneliti mulai menggunakan instrumen kompleks yang mengidentifikasi komposisi kimiawi mikroplastik dalam sampel. Inilah teknik yang digunakan dalam penelitian ini.

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) memperlihatkan air sungai yang terdapat mikroplastik dengan menggunakan mikroskop di kawasan Ujung Pancu, Aceh Besar, Aceh, Kamis (2/6/2022). - (ANTARA/Irwansyah Putra)

Para peneliti terkejut ketika menemukan hingga 30 kali lebih banyak mikroplastik dalam sampel otak dibandingkan dengan sampel hati dan ginjal. Mereka menduga hal ini disebabkan oleh aliran darah yang tinggi ke otak, yang membawa partikel plastik.

Alternatifnya, hati dan ginjal mungkin lebih mampu menangani racun dan partikel eksternal. Selain itu, otak juga tidak mengalami pembaharuan sel yang sama dengan organ lain dalam tubuh, yang dapat membuat plastik bertahan di sana.

Dilansir The Conversation, Sabtu (31/8/2024), para peneliti juga menemukan jumlah mikroplastik dalam sampel otak meningkat sekitar 50 persen antara tahun 2016 dan 2024. Hal ini mungkin mencerminkan peningkatan polusi plastik di lingkungan dan peningkatan paparan pada manusia.

 

Sebagian besar mikroplastik yang ada di dalam otak terdiri dari polietilena..

Mikroplastik yang ditemukan dalam penelitian ini sebagian besar terdiri dari polietilena. Ini adalah jenis plastik yang paling banyak diproduksi di dunia dan digunakan untuk berbagai produk sehari-hari, seperti tutup botol dan kantong plastik.

Mikroplastik biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Ini dapat mengganggu mikrobioma usus (komunitas mikroba dalam usus) dan menyebabkan peradangan, yang kemudian mempengaruhi seluruh tubuh melalui sistem imun dan komunikasi kompleks antara usus dan otak yang dikenal sebagai “gut-brain axis”.

Manusia juga dapat menghirup mikroplastik di udara. Setelah partikel-partikel ini berada di usus atau paru-paru, mereka dapat bergerak ke aliran darah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh ke berbagai organ. Penelitian telah menemukan mikroplastik di dalam tinja manusia, sendi, hati, organ reproduksi, darah, pembuluh darah, dan jantung.

Apa dampaknya?

Peneliti dari Curtin University, Sarah Hellewell, mengatakan bahwa penemuan mikroplastik di otak manusia tentu menjadi perhatian, terutama karena potensi dampak kesehatan yang belum sepenuhnya dipahami. Namun, penelitian lebih lanjut dan verifikasi dari ilmuwan lain diperlukan untuk memahami seberapa besar ancaman yang sebenarnya.

“Kita belum mengetahui efek mikroplastik pada otak manusia. Tapi beberapa percobaan laboratorium menunjukkan bahwa mikroplastik meningkatkan peradangan otak dan kerusakan sel, mengubah ekspresi gen, dan mengubah struktur otak,” kata Hellewell.

Selain efek dari partikel mikroplastik itu sendiri, mikroplastik juga dapat menimbulkan risiko jika membawa racun lingkungan atau bakteri ke dalam dan di sekitar tubuh. Berbagai bahan kimia plastik juga dapat terlepas dari mikroplastik ke dalam tubuh. Ini termasuk bahan kimia pengganggu hormon yang terkenal yang dikenal sebagai BPA.

Namun, mikroplastik dan dampaknya sulit untuk dipelajari. Selain ukurannya yang kecil, ada begitu banyak jenis plastik yang berbeda di lingkungan. Lebih dari 13 ribu bahan kimia yang berbeda telah diidentifikasi dalam produk plastik, dan lebih banyak lagi yang dikembangkan setiap tahunnya.

Bagaimana cara meminimalkan paparan mikroplastik? Mikroplastik tersebar luas di lingkungan, dan sulit untuk menghindari paparan. Namun, cara mudah untuk meminimalisirnya adalah dengan menghindari makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik sekali pakai atau dipanaskan dalam wadah plastik. Kita juga dapat meminimalkan paparan serat sintetis di rumah dan pakaian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler