Kunjungan Paus ke Indonesia, Ini Kisah Santo Fransiskus Terinspirasi Adzan

Santo Fransiskus dikenal sebagai rahib yang menyambangi Sultan Malik Al Kamil.

Vatican Gift Shop
Santo Fransiskus dari Assisi.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Tanah Air pada Selasa (3/8/2024) ini. Ini kunjungan bersejarah yang dilakukan Paus Fransiskus ke negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia. Kunjungan ini mengingatkan pada seorang santo Katolik bernama sama yang mengunjungi tanah Islam pada abad ke-13 lalu.

Baca Juga


Sejarah mencatat, kunjungan seorang rahib Katolik pada masa-masa tak tenang di Mesir juga pernah terjadi pada abad ke-13 silam, tepatnya pada 1219. Saat itu, bala tentara Eropa tengah mengepung Kota Damiata di bagian utara Mesir. Mereka adalah bagian pasukan perang salib gelombang kelima yang mencoba merebut kembali Yerusalem yang telah ditaklukkan Salahuddin Al Ayyubi sebelumnya.

Di Damiata, ketika itu berdiam Sultan Malik Al Kamil yang jadi penguasa Kesultanan Ayyubi di Mesir. Ia merupakan keponakan Salahuddin. Di tengah pengepungan, dari Vatikan berangkat seorang rahib bernama Fransiskus Bernardone dari Assisi, sebuah kota yang saat ini masuk wilayah Italia.

Menurut versi gereja Katolik yang dibukukan sejumlah pencatat abad ke-13 seperti Eornul, Thomas dari Celano, dan Jacques de Vitry, Fransiskus bertolak ke Mesir untuk mengajak Malik Al Kamil memeluk agama Kristen. Harapannya, dengan begitu Perang Salib yang ditentang sejumlah rahib Katolik sepemikiran dengan Fransiskus bisa diakhiri.

Fransiskus kemudian tiba di Damiata pada Juli 1219. Sebagian penulis menyatakan ia langsung menuju kediaman Sultan Malik Al Kamil tanpa mengindahkan peringatan rahib setempat terkait berbahanya situasi perang. Catatan lain menggambarkan bahwa Francis ditangkap terlebih dahulu sebelum dibawa ke hadapan Sultan.

Pihak gereja Katolik meyakini, Fransiskus saat itu sudah siap menjadi martir, terlebih karena kisah-kisah palsu soal kejamnya pasukan Muslim jamak di kalangan warga Eropa. Tapi Malik Al Kamil adalah sultan yang jauh dari bayangan musuh-musuhnya. Setahun setengah lebih muda dari Fransiskus, sultan yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah tersebut cenderung toleran.

Alih-alih mengeksekusi Francis, mereka berdua tercatat dalam berbagai rekaman sejarah justru berdiskusi akrab. Sultan bahkan disebut sempat menawarkan sejumlah hadiah pada Fransiskus dan mempersilahkannya tinggal di Mesir.

Pertemuan Santo Fransiskus dari Assisi dengan Sultan Sultan Malik Al Kamil pada abad ke-13. - (Public Domains)

Pada akhir pertemuan, Fransiskus dan Sang Sultan tetap memeluk agama yang mereka yakini dan menghormati pilihan masing-masing. Francis diizinkan Sultan Malik Al Kamil pulang ke Eropa. “Sultan memerintahkan Francis dibimbing ke kamp pasukan Kristen dengan banyak tanda kehormatan dan jaminan keamanan,” tulis Jacques de Vitry dalam karyanya History of the Orient. 

Malik Al Kamil juga berhasil memertahankan Damiata dari gempuran pasukan Perang Salib. Ia kemudian tercatat membiarkan para pasukan Eropa yang selamat pulang kembali ke Eropa.

Kunjungan dan pertemuan itu, disebut sejumlah sejarawan  dan rohaniawan Katolik memiliki dampak signifikan bagi Fransiskus. Jack Wintz, seorang pendeta Ordo Fransiskan menuliskan di laman Ordo Fransiskan AS, www.franciscanmedia.org, bahwa adzan yang didengar Fransiskus selama di Mesir menginspirasinya menuliskan surat kepada para pemimpin di Eropa untuk membunyikan tanda menjelang malam agar umat Kristiani bisa berdoa dan mensyukuri nikmat Tuhan. 

“Jika mendengar nama Tuhan, jatuhkan tubuhmu ke tanah dan pujilah Dia dengan rasa takut dan penghormatan,” tulis Fransiskus dalam salah satu suratnya. Wintz meyakini, surat itu dibuat Fransiskus selepas melihat orang Islam bersujud dalam shalat.

Pengaruh kunjungan ke Mesir  juga tersurat dalam rangkaian doa karya Fransiskus, yang menurut Wintz mirip dengan asmaul husna. “Engkaulah Yang Maha Suci, Tuhan Yang Esa… Engkau Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Kuasa… Kebaikan Tertinggi... Engkau Maha Mencintai, Maha Mengetahui, Engkau Pemberi Kesederhanaan, Engkau Maha Hidup. Engkau Pemberi Kedamaian…” tulis Wintz mengutip doa Fransiskus.

Fransiskus yang kemudian mendirikan Ordo Fransiskan, sebuah cabang gereja Katolik, jadi salah satu tokoh yang diagungkan umat Katolik. Ternama dengan kedermawanan dan pembelaan terhadap orang miskin, ia kemudian dikanonkan menjadi santo pada 1228.  Jorge Mario Bergoglio yang terpilih menjadi paus pada 2011 mengadopsi nama santo tersebut. Nyaris 800 tahun setelah St Francis, giliran Paus Fransiskus mengulangi kunjungan yang dilakukan junjungannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler