Dukung Implementasi ESG, BSI Berikan Pembiayaan Berkelanjutan Hingga Rp 61,1 Triliun
BSI telah menghimpun ziswaf sebesar Rp 545 miliar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, perseroan berperan aktif dalam mengimplementasikan prinsip Environment, Social and Governance (ESG). Di antara pelaksanaan prinsip ESG adalah pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai mencapai Rp 61,1 triliun.
"Didominasi oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp 47,7 triliun, sementara pembiayaan green sector didominasi sektor eco-efficient product Rp 6,2 triliun, proyek eco-green Rp 5,9 triliun dan energi terbarukan Rp 0,7 triliun," kata Hery, Senin (2/9/2024).
Di sisi lain, salah satu implementasi aktivitas ini adalah penyediaan 50 titik mesin RVM (Reverse Vending Machine) di seluruh Indonesia. Inisiatif tersebut saat ini berdampak pada pengurangan emisi karbon sebanyak 176,5 ton CO2eq dan telah mendaur ulang sebanyak 33,3 ton limbah plastik.
Kontribusi lainnya dari BSI bagi masyarakat terlihat pula dari program spiritual dan sosial perseroan hingga Juni 2024. Di mana BSI telah menghimpun ziswaf sebesar Rp 545 miliar untuk penyaluran manfaat di sektor ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan dan dakwah advokasi yang penyaluran tersebut bekerjasama dengan pihak ketiga.
Adapun total penerima manfaat bidang di bidang ekonomi sebanyak 8.000 orang, bidang pendidikan sekitar 20.000 penerima manfaat. Sementara penerima manfaat di bidang kemanusiaan sebanyak 1,3 juta orang. Untuk penerima manfaat di bidang kesehatan sebanyak 3.000 orang, bidang dakwah dan advokasi 13.000 orang.
BSI membukukan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal II 2024. Per Juni 2024, laba bersih BSI mencapai Rp 3,4 triliun, tumbuh 20,28 persen secara tahunan, menjadikan perseroan menorehkan pertumbuhan tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia.
Capaian kinerja tersebut antara lain buah dari konsistensi manajemen menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan UMKM baik dari sisi dana maupun pembiayaan. Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05 persen, sementara komposisi pembiayaan 71,73 persen berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik.