Benarkah Rezeki Terhambat Karena Dosa dan Maksiat?

Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan dan karunia yang diberikan kepada Allah.

Republika/Agung Supriyanto
Rezeki/Ilustrasi
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan dan karunia yang diberikan kepada Allah SWT kepada hamba-Nya. Setiap orang berharap Allah SWT memberikan rezeki yang berkah, halal dan melimpah. 

Baca Juga


Namun, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, rezeki bisa terhalang akibat dosa dan maksiat yang diperbuat.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

"إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصيبُه، وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ"

"Sesungguhnya seseorang hamba benar-benar tersumbat rezekinya disebabkan suatu dosa yang dilakukannya, dan tidak ada yang dapat menolak takdir selain doa, dan tidak ada yang dapat menambah usia selain dari kebaikan." (HR Imam An Nasa'i dan Ibnu Majah)

Dengan bersykur kepada Allah SWT, bisa mengundang rezeki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ 

Wa iż ta'ażżana rabbukum la'in syakartum la'azīdannakum wa la'in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).

(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim Ayat 7)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas, "Sesungguhnya jika kalian mensyukuri nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian, pasti Aku (Allah) akan menambahkannya bagi kalian."

Sebaliknya jika kita kufur nikmat maka azab Allah sangat pedih, yaitu dengan mencabut nikmat-nikmat itu dari mereka, dan Allah menyiksa mereka karena mengingkarinya. 

Di dalam sebuah hadis disebutkan:

"إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ"

"Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalang dari rezekinya disebabkan dosa yang dikerjakannya."

Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan, Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Imarah As-Shaidalani, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa seorang pengemis datang meminta-minta kepada Nabi Muhammad SAW. 

Maka Nabi Muhammad SAW memberinya sebiji buah kurma, tetapi si pengemis itu tidak mau menerimanya. 

Kemudian datanglah seorang pengemis lainnya, dan Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar pengemis itu diberi sebiji buah kurma pula. Maka pengemis itu berkata, "Maha Suci Allah, sebiji buah kurma dari Rasulullah." 

Maka Nabi Muhammad SAW bersabda kepada pelayan perempuannya, "Pergilah kamu ke rumah Ummu Salamah dan berikanlah kepada pengemis ini empat puluh dirham yang ada padanya."

Rasulullah SAW juga menjelaskan perbedaan kondisi orang yang totalitas hidupnya untuk Allah dengan orang yang totalitas untuk dunia.

"Barang siapa yang menghabiskan seluruh waktunya untuk Allah, maka Allah akan memberinya kecukupan dari semua biaya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barangsiapa yang menghabiskan seluruh waktunya untuk dunia, maka Allah menjadikan dunia menguasai dirinya." (HR Imam Ibnu Abi Hatim)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler