Ayat Alquran dan Injil Dibacakan saat Paus Fransiskus Kunjungi Masjid Istiqlal

Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Masjid Istiqlal.

Republika/Thoudy Badai
Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus saat menghadiri acara dialog lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Dalam lawatannya ke Indonesia, Paus Fransiskus menghadiri kegiatan dialog bersama pemuka lintas agama di Masjid Istiqlal serta menandatangani prasasti sekaligus meninjau terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Selain itu, Paus Fransiskus akan memimpin misa akbar pada hari ini Kamis (5/9) pukul 17.00 -19.00 WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang akan diikuti oleh sekitar 90 ribu umat katolik dari seluruh Indonesia. Nantinya Paus Fransiskus akan menyapa umat katolik mengelilingi SUGBK menggunakan kendaraan Popemobile. Paus Fransiskus melakukan perjalanan keagamaan dan kenegaraan atau apostolik ke Indonesia selama 4 hari dari tanggal 3-6 September mendatang. Indonesia merupakan negara pertama yang akan dikunjungi Paus Fransiskus selama perjalanan apostoliknya selama 11 hari di kawasan Asia Pasifik.
Rep: Fredikus Dominggus Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyak momen bersejarah terjadi saat Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal pada Kamis (5/9/2024) siang WIB. Dimulai dari perjalanannya menuju terowongan silaturahmi.

Baca Juga


Paus menggunakan kursi roda menyaksikan pemandangan terowongan tersebut. Di sampingnya ada Imam Masjid Istiqlal, Kiai Haji Nasaruddin Umar. Mereka saling berbicara tentang makna persaudaraan dan toleransi.

Setelahnya mereka memasuki Masjid. Dua tokoh tersebut dan para hadirin yang lain mendengarkan ayat suci Alquran dan Injil. Dimulai dari Alquran.

Seorang perempuan berkerudung putih melantunkan ayat suci Umat Muslim itu dengan merdunya. Selama beberapa menit, ia membuat tamu yang hadir sejenak menghentikan aktivitas yang lain. 

Lalu tiba giliran Injil. Seorang lektor membacakan kisah seorang Samaria yang diambil dari Injil Lukas. Pemandangan yang jarang terjadi ketika kitab ayat kita suci Agama Katolik/Protestan diperdengarkan di Masjid Istiqlal. Selanjutnya, KH Nasaruddin Umar memberikan sambutan selamat datang kepada Paus Fransiskus.

"Saya sangat bersukacita karena menyambut yang mulia di Masjid Istiqlal ini."

Ia bersyukur, di pagi yang cerah rangkaian kegiatan ini bisa lancar. Ada pertemuan tokoh lintas agama, bersama Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia. Nasaruddin mengatakan sebagai umat manusia dan umat beragama, semua mendambakan kehidupan damai, tentram, dan harmoni, di tengah keberagaman masyarakat. Juga memimpikan lingkungan alam yang seimbang.

"Akan tetapi pada kenyataannya, saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia, masih banyak yang menderita karena konflik," ujar Imam Masjid Istiqlal.

Kemudian, saat ini, lanjut dia, manusia menghadapi krisis lingkungan, perubahan iklim, pemanasan global, dan masalah lingkungan lainnya yang mengancam kehidupan manusia. Oleh karena itu, pertemuan dan dialog antar agama, sangat penting. Ini dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan dan ancaman  kerusakan lingkungan.

Nasaruddin menerangkan, Masjid Istiqlal didirikan pada 1961 oleh Presiden Soekarno, lalu diresmikan pada 1978 oleh Presiden Suharto. Ia juga menyinggung bagaimana seorang Kristiani memenangkan sayembara arsitektur membangun Masjid ini dengan visi besar. Ada banyak terobosan untuk menciptakan harmoni kehidupan bangsa Indonesia, dan dunia.

"Masjid Istiqlal yang telah direnovasi oleh Presiden Joko Widodo, bukan hanya rumah ibadah Umat Islam, tapi juga rumah besar kemanusiaan. Kita berprinsip bahwa Humanity is only one."

Itulah mengapa, lanjut dia, peran pemberdayaan umat, difokuskan pada basis kemanusiaan dan harmoni kehidupan. Siapa pun boleh masuk dan mendapat manfaat dari Masjid Istiqlal. Tentu saja dengan ketentuan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan rumah ibadah itu.

"Siapapun boleh masuk untuk mencari kebaikan bagi umat manusia, melalui Masjid ini," ujar KH.Nasaruddin.

Ia menegaskan, sejak awal Masjid Istiqlal didirikan untuk memberdayakan dan melayani semua orang. Masjid Istiqlal, jelas dia sering menjadi tempat penyelanggaran dialog antar iman, antar budaya, aktivitas diplomasi, dan lain-lain.

Nasaruddin, lalu menjelaskan bagaimana Masjid Istiqlal sangat konsen dalam dunia pendidikan. Ini demi menciptakan ulama-ulama masa depan yang moderat. Lingkungan masjid ini juga ramah anak, hijau, dan memiliki sarana olahraga, panggung kesenian, yang bisa diakses oleh komunitas non muslim.

Nasaruddin mengatakan Masjid Istiqlal juga berfungsi merawat toleransi dan moderasi umat beragama di Indonesia. Ada banyak terobosan besar. Salah satunya dengan dibangunnyaa terowongan silaturahmi itu.

"Ini menjadi bukti peran Masjid Istiqlal, khususnya untuk warga bangsa Indonesia yang majemuk dan berbhinneka tunggal ika."

Lalu untuk menjaga kelestarian lingkungan, Masjid Istiqlal melakukan transformasi menuju Green Building. Sehingga menjadi rumah ibadah pertama di dunia yang meraih sertifikat Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) dari World Bank. Nasaruddin menyampaikan sebuah kehormatan besar bagi mereka, ketika menyaksikan Paus hadir di Masjid terbesar di Asia Tenggara ini.

"Kami sangat berbahagian, bapa suci memberikan apresiasi kepada bangsa dan komunitas kami, dengan mengunjungi negara dan tempat suci kami, kebanggaan kami di Istiqlal ini."

Ia menegaskan, pesan Paus Fransiskus bisa menambah semangat semua pihak untuk menyuarakan harmoni. "Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberkahi kita semua. Terima kasih," ujar Imam Masjid Istiqlal.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler