Aktivis Asal AS Diduga DIbunuh oleh Sniper Israel

Aysenur Ezgi Eygi mengalami luka parah di bagian kepala.

X
Ay?enur Ezgi Eygi, aktivis Turki-AS yang dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat, Jumat (6/9/2024).
Rep: Antara/Teguh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Tim dokter Palestina akan mengotopsi Aysenur Ezgi Eygi, pegiat HAM berkewarganegaraan Amerika Serikat dan Turki yang tewas di Tepi Barat. Korban dicurigai dibunuh oleh penembak jitu Israel. Demikian disampaikan sumber tingkat tinggi di Kementerian Luar Negeri Turki kepada Sputnik.

Baca Juga


"Menurut informasi yang diberikan Otoritas Palestina kepada konsulat jenderal kami di Yerusalem, Aysenur Ezgi Eygi mungkin sengaja dibunuh oleh penembak jitu," kata sumber tersebut.

"Otoritas Palestina mencatat bahwa jurnalis Shireen Abu Akleh dibunuh dengan cara serupa pada 2022. Oleh karena itu, para dokter Palestina juga akan melakukan otopsi. Mereka yakin jenis peluru itu peluru tajam, bukan peluru karet," katanya menambahkan.

Sebelumnya pada Jumat (6/9), Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan bahwa aktivis hak azasi manusia (HAM) Amerika keturunan Turki itu meninggal karena luka yang dideritanya dalam bentrokan dengan pasukan Israel selama demonstrasi di Tepi Barat.

Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada Sputnik bahwa Eygi meninggal secara tragis.

Informasi resmi mengenai kematian wanita tersebut masih belum diketahui, tetapi Kementerian Luar Negeri Turki menuduh militer Israel membunuh wargany.S ementara itu, PBB telah menyerukan penyelidikan atas kematian aktivis tersebut.

Dibunuh saat protes 

Aysenur Ezgi Eygi, 26, meninggal karena luka-lukanya setelah berpartisipasi dalam protes terhadap perluasan permukiman ilegal Israel di kota Beita, selatan Nablus.

 

Seorang aktivis yang bersama Eygi saat itu mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia dan relawan lain dari Gerakan Solidaritas Internasional menghadiri demonstrasi mingguan di Beita.

Aktivis tersebut mengatakan mereka mundur dari tentara yang menembakkan gas air mata ke arah massa. Kemudian dua butir peluru tajam ditembakkan ke arah kelompok tersebut, kata aktivis tersebut, salah satunya mengenai kepala Eygi.

“Ketika dia ditembak, dia berdiri di sana dan tidak melakukan apa pun bersama seorang perempuan lainnya. Itu adalah tembakan yang disengaja karena mereka menembak dari jarak yang sangat, sangat, sangat jauh,” kata aktivis yang tidak mau disebutkan namanya itu.

"Itu adalah tembakan yang disengaja ke kepala."

Tentara Israel mengkonfirmasi insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya "mebalas dengan tembakan ke arah penghasut utama aktivitas kekerasan yang melemparkan batu ke arah pasukan dan menimbulkan ancaman bagi mereka".

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan mengatakan mereka "segera mengumpulkan lebih banyak informasi" mengenai insiden tersebut, dan menambahkan bahwa "tidak ada prioritas yang lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan warga negara Amerika."

Rekaman yang dilihat MEE menunjukkan kepala Eygi yang berlumuran darah dibalut, dan video lain saat dia dibawa ke ambulans di kebun zaitun.

Fouad Nafaa, kepala rumah sakit Rafidia di dekat Nablus, mengatakan kepada Reuters bahwa aktivis tersebut tiba dalam kondisi sangat kritis dengan luka serius di kepala. “Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, namun sayangnya dia meninggal,” katanya.

Kementerian luar negeri Turki menggambarkan kematian Egyi sebagai “pembunuhan yang dilakukan oleh pemerintahan Netanyahu”.

“Israel berusaha mengintimidasi semua orang yang datang membantu Palestina dan berjuang secara damai melawan genosida,” kata kementerian tersebut, yang mengatakan bahwa dia adalah warga negara Turki.

“Kebijakan kekerasan ini tidak akan membuahkan hasil.”

Serangan Tepi Barat

Pasukan Israel melancarkan operasi besar di Tepi Barat pada 28 Agustus. Pada hari Jumat, media Palestina mengatakan seorang anak berusia 13 tahun bernama Bana Amjad Bakr meninggal setelah ditembak di dada oleh pasukan Israel di desa Qaryut, selatan Nablus.

Serangan tersebut, yang sejauh ini telah mengakibatkan 39 kematian warga Palestina, melibatkan tentara yang didukung oleh kendaraan lapis baja dan buldoser yang menargetkan kota-kota besar dan kecil di seluruh wilayah pendudukan.

Wafa mengatakan Eygi terlibat dalam kampanye untuk melindungi petani dari kekerasan pemukim Israel, yang meningkat sejak serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza.

Dia adalah anggota ketiga Gerakan Solidaritas Internasional, yang didirikan pada tahun 2001 untuk mendukung warga Palestina di wilayah pendudukan melalui protes tanpa kekerasan, yang dibunuh oleh Israel.

Rachel Corrie tertimpa buldoser di Rafah di Jalur Gaza pada 16 Maret 2003, sementara Tom Hurndall ditembak mati di Gaza pada Januari 2004.

Oncu Keceli, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, mengatakan kepada MEE bahwa mereka akan menindaklanjuti kasus Eygi dari “perspektif hukum dan konsuler” dan ingin agar pembunuhnya diadili.

“Keluarganya akan memutuskan di mana jenazahnya akan dipindahkan dan di mana dia akan dimakamkan,” katanya.

“Jika diputuskan pemakaman akan dilakukan di Turki, layanan konsuler akan disediakan oleh negara kami.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler