Israel Serang Zona Kemanusiaan di Gaza, 40 Warga Jadi Syuhada

Para pengungsi belum diperingatkan mengenai terjadinya serangan Israel.

Tangkapan layar
Peta wilayah Rafah dan Al Mawasi (kiri bawah). Israel mengusir paksa rakyat Palestina di Rafah dan mendesak mereka untuk mengungsi ke Al Muwasi.
Rep: Fuji Eka Permana Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA —Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pada Selasa (10/9/2024), serangan Israel di zona kemanusiaan di selatan wilayah Palestina merenggut 40 jiwa dan melukai 60 orang lainnya. Sementara itu, tentara Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan pusat komando Hamas di daerah tersebut.

Serangan itu menghantam Al-Mawasi di kota utama selatan Gaza, Khan Younis yang ditetapkan sebagai zona aman oleh militer Israel pada awal perang. Di kamp tersebut, ada puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi mencari perlindungan.

Baca Juga



Namun, militer Israel terkadang melakukan operasi di dalam dan sekitar daerah itu, termasuk serangan pada Juli yang dikatakan membunuh kepala militer Hamas Mohammed Deif dan menurut otoritas kesehatan Gaza membuat lebih dari 90 orang wafat.

Pejabat pertahanan sipil Gaza Mohammed Al-Mughair mengatakan kepada AFP pada Selasa (10/9) pagi bahwa 40 syuhada dan 60 orang yang terluka telah ditemukan dan dipindahkan ke rumah sakit terdekat setelah serangan semalam.

Seorang pria Palestina memeluk jenazah anak lelaki yang syahid akibat kamp pengungsian dibom serangan udara Israel. Pada Sabtu, IDF melancarkan serangan udara atas kamp pengungsian Sekolah Amr bin Al-As di Gaza Utara. - (dok instagram palestine.pixel)



"Petugas kami masih berupaya menyelamatkan 15 orang yang hilang akibat serangan terhadap tenda-tenda pengungsi di Mawasi, Khan Yunis," kata Mughair, dikutip dari laman RTL Today, Selasa (10/9/2024)

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara pertahanan sipil Mahmoud Basal mengatakan bahwa orang-orang yang berlindung di kamp tersebut belum diperingatkan tentang serangan itu. Dia menambahkan bahwa kekurangan peralatan dan perkakas menghambat operasi penyelamatan.

"Lebih dari 20 hingga 40 tenda rusak total, serangan itu meninggalkan tiga kawah yang dalam," ujarnya.

"Ada seluruh keluarga yang menghilang di bawah pasir dalam pembantaian Mawasi Khan Yunis oleh Israel," tambahnya.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa pagi bahwa pesawatnya telah menyerang Hamas yang signifikan yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali yang tertanam di dalam Area Kemanusiaan di Khan Yunis.

"Organisasi Hamas di Jalur Gaza terus secara sistematis menyalahgunakan infrastruktur sipil dan kemanusiaan, termasuk Area Kemanusiaan yang ditunjuk, untuk melakukan aktivitas serangan terhadap negara Israel dan pasukan IDF," kata militer Israel.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa klaim para pejuangnya hadir di lokasi serangan adalah kebohongan yang nyata.

Selama perang berlangsung, Israel telah berulang kali menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Serangan Israel di Jalur Gaza sejauh ini telah membuat sedikitnya 40.988 orang wafat, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sebagian besar yang wafat adalah wanita dan anak-anak.

Sebagian besar dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama hampir satu tahun perang, menurut PBB. Dari 1.200 penduduk per kilometer persegi sebelum perang, zona kemanusiaan Al-Mawasi sekarang menampung antara 30.000 dan 34.000 orang per kilometer persegi, dan wilayah lindungnya menyusut dari 50 kilometer persegi menjadi 41, menurut perhitungan PBB.

Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir telah menjadi penengah dalam upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Israel dan Hamas, tetapi pembicaraan tetap terhenti.

Hamas menuntut penarikan penuh Israel dari Gaza sebagai bagian dari kesepakatan apapun, tetapi Israel bersikeras pasukan mereka harus tetap berada di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler