Shadaqallahul Adhim Sesudah Baca Alquran Bidah? Ini Jawaban 2 Lembaga Fatwa Timteng

Kalimat shadaqallahul adhim bagian dari dzikir

Edi Yusuf/Republika
Membaca Alquran (ilustrasi). Kalimat shadaqallahul adhim bagian dari dzikir
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Muncul anggapan bahwa mengucapkan kalimat shadaqallahul adhim صدق الله العظيم (Sesungguhnya Allah Mahabesar) setelah membaca Alquran dianggap bidah? Benarkah demikian 

Menurut Lembaga Fatwa Dar Al-Ifta Mesir, menghubungkan bacaan Alquran dengan dzikir ini di akhir pembacaan diperbolehkan secara hukum, karena ini adalah ibadah yang ditambahkan pada ibadah lainnya.

Ini tidak termasuk mengada-adakan perkara baru dalam agama yang belum pernah ada, melainkan ini mendatangkan yang merupakan bagian di dalmnya. Ini seperti pula yang dilakukan para sahabat.

Dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan dari Rifa'ah bin Rafi'ah RA, ia berkata, “Suatu hari kami sholat di belakang Nabi SAW, lalu beliau mengangkat kepalanya dari ruku', beliau mengucapkan: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ (sami'allahuliman hamidah/sesungguhnya Allah telah mendengar orang-orang yang bertasbih'.” Lalu ada seorang sahabat di belakang beliau yang berkata: رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ (rabbana walakalhamd khamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi).

Setelah selesai sholat, Rasulullah bertanya, "Siapa yang mengucapkan tadi?" Lalu ada yang menjawab, "Aku."

Beliau bersabda, “Aku melihat tiga puluh tujuh malaikat mulai menuliskannya terlebih dahulu."

Inilah sahabat yang berdoa dengan doa khusus yang belum pernah ada petunjuk Nabi SAW. Nabi Muhammad SAW menetapkan dan tak mengingkarinya, bahkan beliau mengabarkan melihat para malaikat berlomba-lomba untuk menuliskannya.

Maka tidak boleh dibilang, Ini kan terjadi pada masa turunnya syariat dan Nabi SAW bersama mereka untuk membimbing mereka, tetapi tidak sekarang. Mengapa demikian?

INFO GRAFIS Fakta Unik tentang Alquran - (Republika )

BACA JUGA: Heboh Kumpul Kebo di Mesir Dihalalkan Merujuk Abu Hanifah, Ini 7 Peringatan Al-Azhar

Hal ini karena dalam teks hadits tidak ada indikator yang menyatakan poin tersebut. Seperti sikap dan pernyataan. Sikap seperti murka Nabi SAW yang disifatkan oleh perawi hadits sebab aksi sahabat yang mendatangkan dzikir yang belum diajarkan Rasulullah SAW. Sementara pernyataan seperti sabda Nabi SAW: Bagus tetapi jangan diulang.

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 2/287, Darul Fikr, mengatakan, “Disimpulkan dari hadits ini, boleh membaca doa yang tidak lazim dalam shalat jika tidak bertentangan dengan yang lazim.”

Sementara itu..

Sementara itu, Lembaga Fatwa Yordania juga berpendapat sama. Diperbolehkan bagi pembaca Alquran untuk mengucapkan setelah membacanya. “صدق الله العظيم Sesungguhnya Allah Mahabesar”.

Maksud dari ucapan ini adalah memuji Allah Ta'ala atas apa yang telah Dia puji dari diri-Nya sendiri dalam firman-Nya:

قُلْ صَدَقَ اللَّهُ ۗ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.

Memuji Allah dibolehkan kapan saja, dan mengucapkannya setelah membaca Alquran tidak termasuk bidah dan tidak melanggar syariat, bahkan hal itu merupakan bentuk pengagungan terhadap Alquran dan bentuk kesopanan terhadap Allah, dan Rasulullah SAW pernah melakukan hal itu, seperti yang diriwayatkan dari Buraidah RA. Dia berkata:

خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَقْبَلَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَعْثُرَانِ وَيَقُومَانِ، فَنَزَلَ فَأَخَذَهُمَا، فَصَعِدَ بِهِمَا الْمِنْبَرَ ثُمَّ قَالَ: صَدَقَ اللَّهُ (إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ)، رَأَيْتُ هَذَيْنِ فَلَمْ أَصْبِرْ، ثُمَّ أَخَذَ فِي الْخُطْبَةِ

“Aku pernah membaca Alquran. “Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami, lalu datanglah al-Hasan dan al-Husain -raḍiyallāhu 'anhumā- dengan dua baju merah, mereka berjalan sambil berdiri, lalu beliau turun dan mengambilnya, kemudian beliau naik ke atas mimbar seraya bersabda, 'Sesungguhnya Allah itu benar (harta dan anak-anak kalian adalah fitnah), aku melihat keduanya, maka aku tidak bersabar, kemudian beliau melanjutkan khutbahnya.” (HR Abu Dawud No 1109)

INFO GRAFIS Fakta-Fakta Unik tentang Alquran - (Republika)

BACA JUGA: Lantas Benarkah Imam Abu Hanifah Halalkan Kumpul Kebo Seperti yang Heboh di Mesir?

Imam Al-Qurthubi dalam Tafsirnya (1/27) mengutip perkataan sebagian ulama: “Di antara penghormatannya, jika bacaannya telah selesai, hendaknya dia membenarkan kepada Allah SWT dan berikrar untuk menyampaikannya.”

Dalam “Hasyiyah Nihayat al-Muhtaj” (2/43): "Jika berkata shadaqallahul adhim ketika membaca ayat Alquran, Syamsuddin Ar-Ramli berkata, "Seyogianya tidak mengapa dan seandainya dia membaca amantu billahi, ketika membaca bagian dari Alquran, juga tepat. Wallahua'lam."

Apa sebenarnya...

Maksud

Apa sebenarnya maksud dari kalimat ini? Lembaga Fatwa Mesir menjelaskan maksud dari kalimat tersebut bahwa, kalimat ini merupakan salah satu dari dzikir yang mutlak. Kalimat ini sendiri berarti dzikir bahwa Allah SWT Mahabenar.

Dalam Alquran surat Al-Ahzab ayat 41, kita diperintahkan untuk menyebut nama Allah Ta'ala dengan perintah umum Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”

Seruan itu juga disampaikan dengan perintah khusus dalam firman Allah Ta'ala yang ditujukan kepada Nabi-Nya yang mulia:

قُلْ صَدَقَ اللَّهُ ۗ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Ali Imran ayat 95).

Bahkan kalimat ini boleh diucapkan seseorang saat sholat dengan sir atau pelan dan tidak membuatnya batal. Dalam kitab Asna al-Maalim karya Zakariya al-Anshari al-Syafi'i:

وسئل ابن العراقي عن مصلٍ قال: بعد قراءة إمامه: صدق الله العظيم هل يجوز ذلك؟ ولا تبطل صلاته؟ فأجاب: بأن ذلك جائز ولا تبطل به الصلاة لأنه ذكر ليس فيه خطاب آدمي. انتهى.

Ibnu al-Araqi ditanya tentang seorang makmum yang mengucapkan shadaqallahul adhim setelah imamnya membaca Alquran, apakah boleh? “Apakah boleh dan tidak membatalkan shalatnya?” Beliau menjawab: “Boleh dan tidak membatalkan sholat, karena hal itu merupakan lafal yang tidak melibatkan ucapan manusia.”

Infografis fakta unik Alquran - (Republika )

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler