Peringatan Keras HRS untuk Habaib: Kalau Berdosa, Dosa Ente Dobel

HRS mengutip surah Al-Ahzab yang mengingatkan istri nabi jangan berbuat maksiat .

Republika
Habib Rizieq Shihab (HRS) telah melakukan pencoblosan di TPS 47 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (14/2/2024) siang WIB.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Front Persaudaraan Islam Habib Rizieq Shihab mengungkapkan, berbagai dalil yang menjadi dasar para ulama mengharuskan untuk menjaga nasab Nabi Muhammad SAW hingga keturunannya. Salah satunya, ujar HRS, ada pada Surah Al-Ahzab. Ayat 30-31 pada surah tersebut mengingatkan kepada istri nabi agar jangan berbuat maksiat karena dosa yang menanti mereka akan dilipatgandakan.

Baca Juga


Sebaliknya, jika mereka taat kepada Allah dan berbuat kebajikan maka pahalanya juga akan dilipatgandakan. Meski ayat ini berbicara tentang istri-istri nabi, tetapi ada kalimat ahlul bait pada ayat ke-33 yang merujuk kepada keluarga dan keturunan Nabi SAW.  Untuk itu, ujar HRS, jikalau istri-istri nabi yang tidak memiliki hubungan darah saja akan diberikan dosa yang berlipatganda manakala berbuat maksiat, apalagi kepada anak cucu Nabi.

“Yang habaib berbuat dosa dosanya dobel. Satu untuk dosa yang sudah dilakukan. Dua untuk dosa bikin malu keluarga nabi. Jadi enggak bener yang ngomong jadi habib enak ya mabuk boleh, jadi habib enak ya maksiat boleh,”ujar HRS dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul ke-34 Al-Maghfurlah Mama KH Baesuni bin Mama KH Hasyim di Ponpes Annizhomiyyah, Rawassidkin, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (9/9/2024) yang disiarkan channel Youtube Islamic Brotherhood Television. 

Dia menjelaskan, ada oknum Ba'alawi yang berbuat maksiat. Dia mengakui, ada habaib yang dari kecil tidak dididik dengan agama kemudian begitu besar maka dia berjudi dan maksiat. "Meski demikian, hal tersebut tidak bisa disimpulkan jika semua habaib jelek.  Saya mau tanya kalau ada orang Sukabumi jadi pencuri apa berarti semua orang Sukabumi itu pencuri?"

Lebih lanjut, HRS mengungkapkan, pentingnya ulama menjaga nasab nabi karena ada bagian hukum Islam yang berkaitan dengan mereka. “Pencatatan nasab keluarga nabi bukan untuk sombong. Haram orang sombong sebagai habaib,”jelas dia.

 

Berikut QS Al-Ahzab ayat 30-31..

 

ا ۔يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ مَنْ يَّأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ يُّضٰعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا ۔

yā nisā`an-nabiyyi may ya`ti mingkunna bifāḥisyatim mubayyinatiy yuḍā'af lahal-'ażābu ḍi'faīn, wa kāna żālika 'alallāhi yasīrā

30. Wahai istri-istri Nabi! Barangsiapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah.

 

 ۞ وَمَنْ يَّقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُّؤْتِهَآ اَجْرَهَا مَرَّتَيْنِۙ وَاَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيْمًا

wa may yaqnut mingkunna lillāhi wa rasụlihī wa ta'mal ṣāliḥan nu`tihā ajrahā marrataini wa a'tadnā lahā rizqang karīmā

31. Dan barangsiapa di antara kamu (istri-istri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan kebajikan, niscaya Kami berikan pahala kepadanya dua kali lipat dan Kami sediakan rezeki yang mulia baginya.

 يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَاَحَدٍ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًاۚ

yā nisā`an-nabiyyi lastunna ka`aḥadim minan-nisā`i inittaqaitunna fa lā takhḍa'na bil-qauli fa yaṭma'allażī fī qalbihī maraḍuw wa qulna qaulam ma'rụfā

32. Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.

 وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ

wa qarna fī buyụtikunna wa lā tabarrajna tabarrujal-jāhiliyyatil-ụlā wa aqimnaṣ-ṣalāta wa ātīnaz-zakāta wa aṭi'nallāha wa rasụlah, innamā yurīdullāhu liyuż-hiba 'angkumur-rijsa ahlal-baiti wa yuṭahhirakum taṭ-hīrā

33. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler