Siapa Sangka, Stres Ternyata Bisa Bikin Sakit Jantung

Faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan oleh cemas atau stres berkepanjangan.

Foto : MgRol_92
Faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan akibat cemas atau stres yang berkepanjangan. (ilustrasi).
Rep: Antara Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, kita mungkin lebih familier dengan faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok. Namun ternyata kesehatan mental juga berperan penting dalam memicu penyakit jantung. Stres dan kecemasan yang berkepanjangan dapat menjadi pemicu diam-diam masalah jantung.

Baca Juga


Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Rio Probo Kaneko, mengatakan faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan akibat cemas atau stres yang berkepanjangan. “Paparan stres secara kumulatif (jangka panjang) itu bisa meningkatkan risiko penyakit jantung,” kata Rio Probo Kaneko dalam kegiatan diskusi “Menjaga Kesehatan Jantung AZ” secara daring, Rabu (17/9/2024).

Ia menjelaskan stres yang berkepanjangan itu akan direspon oleh tubuh untuk mengeluarkan hormon-hormon epinefrin, kortisol, maupun doplamin, yang berlebih. Dengan meningkatnya hormon tersebut, lanjut dia, merupakan sinyal yang tidak bagus bagi kesehatan jantung seseorang yang menderita stres atau cemas berkepanjangan. Efek negatif tersebut berupa kerja jantung yang menjadi lebih berat hingga detak jantung menjadi lebih cepat.

“Kalau dari penelitian, dia bisa meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, kemudian terjadi peradangan pembuluh darah pada jantung dan juga beban kerja jantung meningkat, detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, sehingga risiko terjadinya penyakit jantung baik koronoer dan lainnya,” kata Rio

Meski demikian, lanjutnya, stres yang hanya sesaat tidak menimbulkan kerusakan kepada jantung. Pemicu munculnya sakit jantung terhadap seseorang yang mengalami kecemasan dan juga stres hanya dalam jangka waktu yang panjang. Bahkan menurut penelitian yang ada, kata dia, seseorang bisa mengalami sakit jantung akibat cemas dan stres berkepanjangan tersebut, jika mereka mengalaminya dalam jangka waktu selama 6 sampai dengan 12 bulan.

“Jadi banyak penelitian yang mayoritas dilakukan di luar negeri itu menyebutkan bahwa paparan stres kronis yang dialami selama 6 sampai dengan 12 bulan yang bisa menyebabkan jantung tidak sehat,” ujarnya.

“Kalau cemas atau stres yang hanya 1 sampai dengan 2 hari itu tidak termasuk,” kata Rio.

Dokter yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Purwokerto itu menjelaskan bahwa pengelolaan stres maupun cemas yang berlebih sangat perlu dilakukan. Ketika perasaan itu muncul, ia menyarankan untuk mengeluarkan melalui bercerita kepada orang terdekat dan terpercaya hingga melakukan pertemuan dengan psikiater. Hal tersebut dilakukan guna mengeluarkan emosi dan juga perasaan yang tidak nyaman dalam pikiran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler