Survei KTS Gambarkan Pilkada Jakarta dan Jateng akan Berlangsung Ketat
Potret itu terlihat dalam survei Katadata Telco Survey oleh Katadata Insight Center.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Airin Rachmi Diany di Banten, Dedi Mulyadi (Jawa Barat), Khofifah Indar Parawansa (Jawa Timur) dan Bobby Nasution (Sumatera Utara) mendominasi elektabilitas di masing-masing daerah.
Potret itu terlihat dalam survei Katadata Telco Survey oleh Katadata Insight Center (KIC) periode 4-9 September 2024. Selain empat provinsi tersebut, survei juga dilakukan di Jakarta dan Jawa Tengah. Berbeda dengan temuan di empat provinsi di atas, dua pasangan masih saling berebut suara di Jakarta dan Jawa Tengah. Di Jakarta, Pramono Anung dan Ridwan Kamil masih berebut suara di segmentasi pemilih tertentu. Sementara itu di Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Andika Perkasa masih berimbang.
“Temuan tersebut mengindikasikan bahwa Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara telah memiliki kandidat gubernur yang kuat. Namun, di Jakarta dan Jawa Tengah masih terjadi pertarungan ketat,” kata Survey Manager KIC, Satria Triputra Wisnumurti, saat peluncuran dan diskusi Rilis Katadata Telco Survey : Elektabilitas Pilkada 6 provinsi & Kepuasan Terhadap Jokowi di Jakarta, dikutip pada Jumat (20/9/2024).
Selain elektabilitas, analisis survei juga dilakukan dengan kacamata telco behavior. Segmentasi pemilih dipilah berdasarkan pola perilaku pemilih dalam penggunaan telekomunikasi. Pemilahan ini membentuk dua belas segmentasi yang menjadi dasar untuk menganalisis elektabilitas para pasangan calon di tiap provinsi.
Airin Rachmy Diany (Banten) unggul pada pemilih yang memiliki ketertarikan pada politics & news reader. Dedi Mulyadi (Jawa Barat) unggul pada pemilih finance-business oriented & consumer-focused. Khofifah Indar Parawansa (Jawa Timur) unggul pada pemilih Tech Enthusiasts & Gadget Lovers serta Travel & Adventure Lovers. Terakhir, Bobby Nasution (Sumatera Utara) unggul pada pemilih Family-Oriented & Home-Centered.
Potret berbeda terjadi di Jakarta dan Jawa Tengah. Di Jakarta, Pramono Anung unggul pada pemilih Cultural & Religious, sedangkan Ridwan Kamil unggul pada pemilih Lifestyle & Beauty Enthusiasts. Di Jawa Tengah, Andika Perkasa unggul pada pemilih Health & Fitness Enthusiasts, sedangkan Ahmad Luthfi unggul pada pemilih Youth & Entertainment-Oriented.
Di Pilkada Banten, elektabilitas Airin Rachmi Diany di angka 50,2% sedangkan Andra Soni hanya 10%. Popularitas Airin juga unggul jauh dibandingkan Andra Soni yaitu 71% berbanding 39%.
Di Pilkada Jakarta, elektabilitas Ridwan Kamil mencapai 50% sedangkan Pramono Anung di angka 18%. Popularitas Ridwan Kamil juga unggul jauh di angka 90% dan Pramono Anung di kisaran 49%.
Di Pilkada Jawa Barat, elektabilitas Dedi Mulyadi di angka 50% sedangkan Ahmad Syaiku sekitar 3%. Popiularitas Dedi Mulyadi juga unggul jauh atas Ahmad Syaiku yaitu 77% berbanding 20%.
Persaingan ketat terjadi di Pilkada Jawa Tengah. Elektabilitas Ahmad Luthfi di angka 35% dan Andika Perkasa di angka 27%. Sedangkan popularitas Ahmad Luthfi juga hanya unggul tipis atas Andika Perkasa yaitu 53% berbanding 51%.
Di Jawa Timur, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa juga unggul jauh atas Tri Rismaharini yaitu 52% berbanding 14%. Sedangkan popularitas Khofifah di angka 83% dan Tri Rismaharini sekitar 56%.
Di Sumatera Utara, elektabilitas Bobby Nasution juga unggul jauh dari Edy Rahmayadi yaitu 35% berbanding 17% dan sementara popularitas Bobby unggul tipis 67% berbanding 63% atas Eddy Rahmayadi.
Satria mengatakan, survei pilkada di enam provinsi bertujuan melihat elektabilitas pasangan calon melalui analisis telco behavior. Analisis elektabilitas melalui segmentasi pemilih telco akan menjembatani strategi meraup suara melalui ranah digital. Hal ini diperkuat dengan enam provinsi tersebut merupakan wilayah besar dengan jumlah DPT terbanyak.
Adapun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya di Pilkada Jakarta 2024 secara bijak menjelang tahap penetapan. Komisioner KPU DKI Jakarta Dody Wijaya mengingatkan dengan menjadi pemilih golput, maka sama saja pemilik hak suara membiarkan calon gubernur dengan suara terendah menjadi gubernur Jakarta.
"Sebagai pelaksana kami berharap partisipasi masyarakat yang masif menggunakan haknya. Kesuksesan Pilkada 2024 menjadi cermin masyarakat Jakarta siap menjadi bagian dari tatanan global setelah tidak lagi menjadi ibu kota," kata Dody, demikian dilansir dari Antara.