Komandan Senior Garda Revolusi Iran Wafat dalam Serangan Israel ke Lebanon

Brigjen Abbas Nilforoushan wafat bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

AP Photo/Hussein Malla
Bangunan hancur akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Sabtu, 28 September 2024.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Komandan senior Garda Revolusi Iran wafat dalam serangan udara Israel di Beirut pada Jumat (27/9/2024), lapor kantor berita negara Iran IRNA pada Sabtu (28/9/2024). Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan wafat bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, menurut laporan tersebut.

Baca Juga


Nilforoushan dikabarkan menjabat sebagai wakil komandan IRGC untuk urusan operasional.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel ke Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 korban jiwa, sebagian besar wanita dan anak-anak. Serangan udara besar-besaran Israel baru-baru ini di Lebanon telah menewaskan ratusan orang dan membuat banyak lainnya terlantar.

Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran mengadakan sidang darurat pada Sabtu untuk membahas serangan terbaru Israel di kawasan tersebut, dengan fokus utama pada situasi di Lebanon.

Juru bicara komite Ebrahim Rezaei mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sidang itu berfokus pada "penyelidikan terhadap peristiwa-peristiwa terbaru di wilayah tersebut, termasuk kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di pinggiran selatan Beirut."

Rezaei menambahkan, "Zionis sedang menyaksikan hari-hari terakhir mereka di wilayah pendudukan, dan peristiwa-peristiwa ini akan menandai awal dari akhir bagi rezim Zionis yang terkutuk dan kriminal."

Pernyataan ini muncul setelah pengumuman dari tentara Israel pada Sabtu bahwa mereka telah "berhasil" membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada Jumat malam.

Hizbullah mengonfirmasi kematian pemimpinnya pada Sabtu.

Sejak Senin (23/9/2024), serangan udara Israel telah menghancurkan Lebanon, menewaskan hampir 800 orang dan melukai lebih dari 2.300, menurut data dari Kementerian Kesehatan Lebanon. Kementerian juga melaporkan bahwa sejak Oktober lalu, jumlah korban tewas di Lebanon mencapai 1.622, dengan 98.800 orang terlantar dari wilayah selatan dan timur negara tersebut.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak serangan besar-besaran militer Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober tahun lalu. Agresi Israel di Gaza telah merenggut nyawa hampir 41.600 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Masyarakat internasional telah menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangan udara Israel di Lebanon, memperingatkan bahwa serangan tersebut bisa memperluas penyerangan Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler