Boikot: Senjata Ampuh Menumbangkan Israel

Gerakan boikot konsumen Indonesia pada produk Israel punya gaya gedor yang dahsyat.

Reuters
Boikot produk Israel.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama satu tahun terakhir, serangan brutal Israel terhadap Gaza memicu munculnya gerakan boikot global yang begitu kuat. Di Indonesia, gerakan boikot terhadap produk Israel dan perusahaan yang terkait dengannya menargetkan sejumlah merek global milik korporasi multinasional yang memiliki relasi bisnis dengan rezim Zionis.


Gerakan boikot global, termasuk di Indonesia, menyasar produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Daftar produk ini pun sudah dikeluarkan oleh lembaga seperti BDS Movement dan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI).

Dampak dari boikot ini mulai terasa pada kondisi finansial berbagai perusahaan tersebut. Pada Agustus lalu, McDonald's melaporkan penurunan penjualan global mereka akibat gerakan boikot. Sebagai salah satu merek yang masuk dalam daftar boikot gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), McDonald’s mengalami dampak nyata, terutama di Timur Tengah dan negara-negara Muslim, dengan penurunan penjualan hingga 1,3 persen.

CEO McDonald's, Chris Kempczinski, mengakui boikot yang diberlakukan di Timur Tengah dan negara Muslim telah menurunkan penjualan di kelompok negara itu. Bahkan, ini terjadi hingga 0,2 persen.

"Kami memperkirakan tidak akan ada perbaikan yang berarti dalam dampaknya sampai perang selesai," ujarnya kepada para analis dilansir laman AFP.

Peserta membawa poster boikot McD saat mengikuti aksi damai Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (21/10/2023). - (Republika/Wihdan Hidayat)

Selain McDonald’s, banyak juga merek-merek terkemuka yang masuk dalam daftar boikot. Waralaba minuman asal AS, Starbucks, dalam laporan pada awal 2023 mengalami penurunan nilai pasar sebesar Rp 184,97 triliun selama sebulan terakhir.

Pada Maret 2024, raksasa retail Alshaya Group, yang memiliki hak membuka gerai-gerai Starbucks di Timur Tengah, memutuskan memecat hingga 2.000 staf mereka di kawasan itu dan di Afrika Utara atau empat persen dari total jumlah pekerja mereka. Pemecatan itu sebagai dampak aksi boikot.

Pada Desember 2023 ZARA, salah satu merek fashion ternama, menjadi target baru boikot dari warganet. Boikot dilakukan setelah ZARA merilis foto katalog koleksi terbaru dengan konsep yang dinilai mengejek krisis kemanusiaan di Palestina. ZARA menggunakan properti berupa patung dengan anggota tubuh yang hilang dan dikelilingi reruntuhan.

Daftar produk terafiliasi Israel yang diboikot... (baca di halaman selanjutnya) 

 

Boikot produk Israel dan pro-Israel - (DBS)

 

Awal mula gerakan boikot 

Gerakan boikot produk Israel lahir jauh sebelum aksi genosida yang pecah pada 7 Oktober 2023. Gerakan The Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) movement pertama justru muncul di Israel yang digagas selama intifadah pertama, pada bulan Februari 1988.

Kampanye dimulai dengan seruan terhadap warga Israel untuk tidak membeli produk yang dibuat di permukiman Yahudi di wilayah pendudukan, termasuk Dataran Tinggi Golan. Kampanye ini mencakup penyebaran daftar produk yang dihasilkan di permukiman ilegal.

Gerakan boikot produk Israel semakin menggaung setelah Israel meningkatkan serangannya ke Palestina mulai 7 Oktober 2023 lalu. Gagalnya upaya-upaya diplomasi dan seruan negara-negara dunia untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina membuat gerakan boikot menjadi jalan alternatif menekan Israel.

Para pelaku boikot berharap, aksi mereka dapat membuat perusahaan menghentikan aliran dana mereka ke Israel. Dengan begitu diharapkan akan berdampak pada ekonomi Israel sehingga Israel menghentikan serangannya ke Palestina.

Sejumlah massa membentangkan spanduk produk Israel yang diboikot saat melakukan Aksi Bela Palestina. - (Republika/Putra M. Akbar)

Puma misalnya telah menjadi sasaran boikot dari masyarakat dunia yang menentang serangan Israel ke Palestina. Produsen pakaian olahraga asal Jerman tersebut diboikot karena menjadi sponsor tunggal Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA). 

Puma kemudian dilaporkan segera mengakhiri sponsorship mereka dengan Tim Nasional Israel. Meski Puma mengklaim keputusan mengakhiri dukungan pada Timnas Israel sudah dibuat sebelum perang pecah pada 7 Oktober lalu. 

Gerakan boikot di dalam negeri... (baca di halaman selanjutnya)

 

Gerakan boikot di dalam negeri

Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas muslim juga aktif dalam kampanye boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel. Gerakan boikot konsumen Indonesia terhadap produk terafiliasi Israel bahkan disebut-sebut memiliki daya gedor dahsyat.

Buktinya, gerakan tersebut mampu menggerus penjualan produk-produk perusahaan multinasional terafiliasi Israel. Pada periode survei 19 Mei-15 Juni 2024 yang dilakukan Compas, sebanyak 37 kategori produk ibu dan bayi masuk dalam list boikot, dan 92 persen di antaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual. Sementara pada brand kesehatan, sebanyak 29 brand yang masuk ke daftar boikot, 74 persen di antaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya.

Selanjutnya, pada kategori makanan dan minuman, sebesar 74 persen dari 75 brand yang terboikot juga mengalami penurunan jumlah produk terjual. Lalu pada 85 brand di kategori perawatan dan kecantikan, sebesar 62 persen di antaranya juga mengalami penurunan penjualan.

Sejumlah orang yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Palestina (SMURP) menggelar aksi Kebangkitan Nasional di Kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta. Dalam aksinya mereka mendeklarasikan upaya gerakan kebangkitan produk-produk nasional dengan mengganti penggunaan produk-produk terafiliasi Israel. SMURP meyakini kualitas produk-produk nasional sudah mampu bersaing dengan produk-produk terafiliasi Israel. - (Republika/Prayogi)

Co-founder & CEO Compas.co.id, Hanindia Narendrata, mengatakan dari hasil riset perusahaannya, konsumen yang melakukan aksi boikot beralih ke brand produksi dalam negeri yang diyakini tidak terafiliasi Israel.

"Konsumen yang mengikuti aksi boikot cenderung mengganti produk dengan brand lain yang tidak terafiliasi Israel, dan lebih memilih brand lokal sebagai substitusi produk," kata Narendrata.

Fatwa haram MUI

Upaya mendukung boikot produk Israel bahkan diperkuat oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan Fatwa Terbaru Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.

Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh, mengatakan fatwa MUI merekomendasikan umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel. "Umat Islam diimbau untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafilitasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme," ujar Niam Sholeh.

Memasuki satu tahun genosida Israel, MUI mengajak masyarakat Indonesia agar tidak bosan dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi.

“Jangan pernah berhenti dalam gerakan boikot. Sebab, genosida di sana juga tidak berhenti. Makanya, tugas kita terus mendengungkan gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI M Cholil Nafis melalui keterangan resminya beberapa waktu lalu.


Ajakan kampanye dalam memboikot berbagai produk Israel ini, kata dia, untuk membuka mata masyarakat Indonesia mengenai kondisi yang terjadi dalam satu tahun belakang di Palestina. Dia menjelaskan, banyak anak kecil dan kaum perempuan menjadi korban dalam keganasan serang Israel ke Palestina.

Seperti catatan yang dibagikan oleh otoritas kesehatan di Gaza belum lama ini, mereka menyebutkan hampir 45 ribu orang warga Gaza tewas dalam setahun terakhir, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Rupa-rupa dampak boikot... (di halaman selanjutnya)

Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler