Diframing Ajak Ribuan Orang Murtad, Ini Peringatan Tegas UAH

Salah satu akun Youtube membuat konten UAH mengajak ribuan orang murtad?

dok muhammadiyah
Ustaz Adi Hidayat
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ceramah Ustadz Adi Hidayat  kembali mendapat serangan. Akun Youtube Tarbiyah Daily yang mendeklarasikan diri sebagai akun untuk meng-counter pemahaman yang dapat merusak kemurnian Islam ‘tampak rajin’ membuat berseri-seri konten dengan narasi menyerang Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut.

Baca Juga


Pantauan Republika, akun tersebut membuat narasi pada awal video jika konten Back To Sunnah adalah konten yang diproduksi oleh akun itu dibuat hanya untuk mengcounter paham TBC. Akun tersebut juga mendeklarasikan diri bukan sebagai kanal Aswaja. 

Channel Youtube tersebut memuat judul dan caption mengenai UAH yang  terkesan provokatif. Sebagai contoh, ‘Jutaan Umat Islam Sudah Muak dengan UAH?’ , ‘Klarifikasi Sampah UAH!? Ulama yang Sombong Merasa Selalu Benar?’. Judul lainnya, ‘UAH Mengajak Ribuan Orang untuk Murtad?’

Salah satu cuplikan video dari konten kreator dalam video berjudul 'UAH Mengajak Ribuan Orang untuk Murtad?' yakni mempermasalahkan materi ceramah UAH di Universitas Muhammadiyah Riau, beberapa waktu lalu, yang mengungkapkan jika Surah Maryam Ayat 30-31 mirip dengan Surah Yohannes 3 ayat 16.

Dalam Kuliah Umum UAH di UMRI yang berjudul: Cara Menuntut Ilmu Menuju Generasi Emas Berkemajuan, yang disiarkan akun Youtube resmi Adi Hidayat Official dan akun Youtube UMRI, Ustadz Adi berceramah seputar pendidikan dimana perlu teladan dan pedoman. Di hadapan para mahasiswa baru, UAH menjelaskan, dasar keyakinan dan beragama menjadi poin paling penting untuk mendukung intelektual. Dia pun menyebutkan Rasulullah SAW sebagai teladan dan Alquran yang mesti dipedomani umat Islam.


Dalam kuliah umum tersebut, UAH memanggil beberapa mahasiswa Muslim untuk menjawab pertanyaan dan mendapatkan ujian hafalan Alquran. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, mereka mendapatkan hadiah uang dari Rp 500.000 hingga beasiswa pendidikan senilai Rp 42 juta dan umrah.

UAH juga memanggi mahasiswa non Muslim untuk naik ke atas panggung. Tiga mahasiswa memenuhi panggilan tersebut. UAH pun meminta kepada para mahasiswa yang beragama Kristen dan Katolik itu untuk menyebutkan satu ayat dalam kitab suci mereka yang dihafal.

Dua mahasiswa bisa menyebutkan ayat tersebut. Mahasiswa itu mengutip Yohannes 3 ayat 16 dengan bunyi firman Tuhan: “Karena begitu besar kasih Allah dalam dunia ini maka ia mengaruniakan anaknya yang tunggal. Supaya orang yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Jawaban mahasiswa itu kemudian direspons oleh UAH yang mengungkap QS Surah Maryam ayat ke-30-31. Ayat tersebut diterjemahkan UAH: Tuhan telah mengutus aku untuk menjadi penyebar risalah terbaik dan membawa berkah kepada siapapun yang aku ajarkan.” Usai membacakan surah tersebut, UAH berkomentar, “Mirip ya?”

Mahasiswa selanjutnya membaca Mathius 7 ayat 7: Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapatkan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.”

UAH mengatakan, Alquran juga memiliki ayat mirip seperti itu pada QS 2/186.  “Kalau kamu butuh apapun mintalah kepadaku maka aku akan kabulkan dan berikan jawaban kepadamu seperti apa yang kamu inginkan. Maka yakinlah kepada Ku aku berikan petunjuk kepada mu untuk memudahkan urusanmu. “

Pada akhir kuliah, UAH menjelaskan, "Kenapa saya tanya saya ingin tegaskan dari UMRI kita ingin memberikan inspirasi. Perbedaan keyakinan tidak menghalangi kita untuk semangat belajar. Demi negeri kita dan demi semangat NKRI."

 

Jawaban UAH..

 

 

UAH lewat akun Youtube Adi Hidayat Official kemudian membuat video berjudul: 'UAH Ingatkan Para Pegiat Medsos yang Senang Framing dan Menebar Hoaks'. Dalam video tersebut, UAH menjelaskan, ada beberapa framing tentang satu tausiyah saat memberikan kuliah umum di UMRI yang beredar di media sosial.

Dia menjelaskan, mahasiswa yang belajar di UMRI bukan hanya Muslim tetapi juga ada yang non Islam seperti Katolik dan Kristen. Jumlahnya pun terbilang besar, yakni sekitar 800 orang. Dia menjelaskan, acara ini juga disatukan oleh kegiatan majelis tabligh.

Menurut dia, ada orang yang tidak hadir tiba-tiba menafsirkan bahkan memberikan hukum atas acara itu. "Dan menjadi lebih benar dibanding penutur itu,"kata UAH. 

UAH mengungkapkan, apa yang disampaikan di media sosial tidak akan banyak berpengaruh terhadapnya. Sebagai ulama, UAH mengungkapkan, dirinya sudah menyampaikan apa yang sesuai dengan kapasitasnya. 

"Seringkali kita dapati kasus lain. Orang-orang terlibat punya pola-pola yang sama. Bikin video ramai terus dihapus. Khawatir diberlakukan kepada kami pribadi. Risikonya tinggi. Kita itu kembali ke kematian. Masing-masing bertanggungjawab atas perilakunya. Jangan sampai bermasalah saat 'pulang', " ujar UAH.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler