Macron Serukan Penangguhan Pasokan Senjata ke Israel, Netanyahu Meradang
Penangguhan pasokan senjata sebagai prioritas untuk meredakan ketegangan di kawasan.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Sabtu (5/10/2024) menyatakan dirinya mendukung penangguhan pengiriman senjata untuk Israel, yang digunakan dalam operasi militer di Gaza. Tindakan penangguhan tersebut sebagai prioritas untuk meredakan ketegangan di kawasan.
"Saya yakin, mulai hari ini, prioritasnya adalah kembali kepada penyelesaian politik (dalam konflik) dan menghentikan pasokan senjata untuk kegiatan militer di Jalur Gaza. Prancis tidak memasok mereka [dengan senjata]. Selain itu, prioritas kami sekarang adalah menghindari eskalasi," kata Macron kepada stasiun radio France Inter.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan ke Israel dari Jalur Gaza yang mengakibatkan lebih dari 1.100 orang tewas - militer dan warga sipil - dan menyandera banyak orang. Sebagai balasan, Israel memberlakukan blokade menyeluruh terhadap Gaza, dan memulai pemboman besar-besaran, serta invasi militer ke daerah kantong Palestina tersebut.
Jumlah korban tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak awal konflik telah mencapai 41.825 sementara lebih dari 96.900 orang terluka, kata Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.
Tak lama setelah pernyataan Macron, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespons lewat pidato yang diunggah di akun X @netanyahu. Ia menegaskan, Israel akan memenangi peperangan dengan atau tanpa bantuan Prancis.
Nentanyahu menilai dukungan Macron terhadap pangguhan pasokan senjata ke Israel sebagai sebuah hal yang 'memalukan'. Diketahui, Prancis selama ini adalah di antara negara Barat yang mendukung aksi Zionis di Gaza.
"Israel akan menang dengan atau tanpa dukungan dari negara Barat yang tidak mau mengirim senjatanya," kata Netanyahu.