Sadis, Wali Kota di Meksiko Dipenggal Kepalanya oleh Geng Narkoba Sepekan Setelah Menjabat

Di medsos beredar viral penggalan kepala diduga sebagai Alejandro Arcos yang dibunuh.

pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, GUERRERO -- Wali Kota Chilpancingo, Alejandro Arcos menjadi korban kekejaman geng narkoba di Meksiko. Baru saja diambil sumpahnya menjadi wali kota pada Senin (30/10/2024) lalu, Arcos dibunuh secara keji di mana potongan kepalanya ditemukan di atas sebuah kap mobil di jalanan Meksiko.

Chilpancingo adalah sebuah kota di Negara Bagian Guerrero, kota di Meksiko yang jamak dengan aksi kekejaman geng-geng narkoba. Pada 2023, sekelompok geng pernah menggelar demonstrasi secara terbuka, lalu membajak mobil milik pemerintah dan juga menyandera polisi demi membebaskan salah satu tersangka kasus narkoba.

Dikutip Independent, Kantor Kejaksaan setempat pada Ahad (6/10/2024) mengonfirmasi terbunuhnya Acros, meski tak memberikan detail kematiannya. Di media sosial, viral foto penggalan kepala yang diduga sebagai kepala Acros ditinggal di sebuah kap mobil di jalanan Meksiko.

Alejandro Moreno, pemimpin Partai Revolusi Insitusi (PRI), mengonfirmasi pembunuhan terhadap Acros dan mengatakan bahwa salah seorang pejabat kota Chilpancingo juga dibunuh tiga hari sebelumnya. "Mereka baru menjabat kurang dari sepekan," kata Moreno, lewat akun media sosialnya.

Chilpancingo terkenal sebagai kota tempat bentrokan berdarah antara dua geng narkoba, Ardillos dan Tlacos. Pertempuran kedua geng itu mengakibatkan puluhan anggota geng tewas terbunuh plus skandal yang melibatkan tokoh-tokoh penting.

Wali kota sebelum Arcos pernah tertangkap karena sedang menggelar rapat dengan petinggi geng di sebuah restoran. Skandal itu kemudian membuat sang wali kota dipecat dari partainya.

Pada Juli 2023, pejabat federal setempat mengatakan, bahwa demonstrasi besar digelar oleh ratusan orang yang berasal dari geng Ardillos. Mereka menuntut pembebasan dua petinggi geng yang ditahan atas kasus perdagangan narkoban dan kepemilikan ilegal senjata api.

Tidak hanya berdemonstrasi, para gangster itu juga memblokir jalan utama yang menghubungkan Mexico City dan Acapulco selama dua hari. Para demonstrans bahkan sempat menangkap dan menyandera 10 anggota polisi dan Garda Nasional, serta tiga pejabat federal.

 

 

 

Pada Selasa (8/10/2024), Presiden Meksiko terpilih Claudia Sheinbaum akan mempresentasikan strateginya dalam melawan kriminalitas geng narkoba. Sheinbaum, presiden wanita pertama Meksiko yang diambil sumpah pada pekan lalu, diduga akan menerapkan kebijakan yang memprioritaskan penegakan hukum di daerah-daerah mematikan akibat kekerasan antargeng dan kartel narkoba.

Pada fase pertama, rencana Sheinbaum adalah menekan angka kasus pembunuhan di 10 area di mana seperempat dari kasusnya terhubung dengan organisasi kriminal, termasuk di kota berbahaya seperti Colima, Tijuana, Acapulco dan Celaya. Pada Ahad, Sheinbaum mengatakan, bahwa pembunuhan atas Arcos dalam proses penyelidikan untuk mengetahui motif dan membuat dasar "penahanan".

Sheinbaum menambahkan, rencana keamanannya termasuk koordinasi lebih baik antargubernur negara bagian dan kantor Jaksa Agung. "Juga mengirim Garda Nasional ke daerah yang kemungkinan terjadi kekerasan," kata Sheinbaum.

Meksiko memang terkenal sebagai negara yang mematikan bagi kandidat politik dan calon pejabat. Pemilu terakhir, di mana Sheinbaum memenanginya, adalah yang paling berdarah dalam sejarah pemilu modern Meksiko, di mana 37 kandidat dibunuh sebelum hari pemungutan suara pada 2 Juni. Sayangnya, dari banyak kasus pembunuhan itu jarang yang berujung pada penahanan dan proses hukum di pengadilan.

"Ada masalah impunitas di Meksiko, dan sampai masalah itu berlalu, sampai institusi-institusi (hukum) di sana menjadi lebih kuat, Anda tidak akan pernah bisa menjamin keamanan para kandidat (politik)," kata Mike Ballard, direktur intelijen dari firma keamanan Global Guardian kepada Independent.

Menurut Ballard, pemerintahan baru Meksiko membutuhkan keberanian untuk secara aktif menangkap dan memproses hukum para pejabat top dari kartel narkoba jika mereka berharap ingin menekan kekuasaan para geng-geng itu. Dia mencontohkan Amerika Serikat yang berhasil menghancurkan organisasi-organisasi kriminal yang dikenal dengan mafia lewat serangkaian penangkapan dan proses hukum pada era 1980 dan 1990.

 

Kampanye Lawan Narkoba Duterte Bunuh Anak-Anak - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler