BREAKING NEWS: IDF Serang Markas UNIFIL, Prajurit TNI Jadi Korban

Anggota TNI dilaporkan media Italia terkena serangan tank Merkava Israel di Lebanon.

AP Photo/Baz Ratner
Manuver tank Israel di Israel utara dekat perbatasan Israel-Lebanon, Senin, 30 September 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Pasukan Israel melepaskan tembakan ke tiga posisi yang dikuasai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) selatan pada Kamis. UN News mengkonfimasi serangan dan menyatakan markas UNIFIL ditembaki tank Merkava milik Israel.

Baca Juga


Reuters melansir, sumber tersebut mengatakan salah satu lokasi yang ditembaki adalah markas utama UNIFIL di Naqoura. Menara pengawas di pangkalan utama pasukan di Naqoura itu disebut jadi sasaran penembakan oleh tank Merkava Israel.

Dua penjaga perdamaian pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dilaporkan terluka, namun tidak serius dalam insiden itu. Tidak ada korban dalam dua insiden lainnya – satu pada Rabu dan satu lagi pada Kamis. Dalam kedua kasus tersebut, posisi UNIFIL ditembaki Israel, kata sumber tersebut.

Update:

Media Italia ANSA melansir bahwa sumber mereka di Lebanon melaporkan, seorang tentara Indonesia jadi korban serangan Israel terhadap pos pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) pada Kamis. Selain WNI itu, pos Italia juga diserang.

“Menurut sumber militer Lebanon, pasukan penjaga perdamaian tersebut adalah warga negara Indonesia yang terluka ketika tank Israel melepaskan tembakan ke menara observasi di pangkalan tersebut,” tulis ANSA yang merupakan media terkemuka di Italia tersebut. Sumber medis setempat mengatakan kedua penjaga perdamaian PBB tersebut tidak mengalami cedera serius.

Dilansir Antara, Mabes TNI menyatakan masih mengecek kebenaran kabar dua prajuritnya di UNIFIL terluka karena menjadi sasaran tembak militer Israel saat keduanya berjaga di Naqoura. “Masih dikonfirmasi dulu,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto.

Antara mengutip sumber yang belum diiyakan oleh Pusat Penerangan TNI, menyebut bahwa kedua prajurit yang terluka itu adalah Pratu Marinir Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra.

Israel pada hari Kamis menargetkan tiga pangkalan UNIFIL di Lebanon selatan, kata juru bicara misi PBB Andrea Tenenti kepada ANSA. Misi tersebut mencakup sekitar 1.000 personel militer Italia dan sekitar 1.200 pasukan TNI.

Dua pos terdepan diisi oleh pasukan Italia sedangkan pos ketiga yang diserang merupakan markas besar UNIFIL. Sumber intelijen militer Lebanon mengatakan kepada ANSA bahwa tentara Israel pada Kamis melepaskan tembakan ke salah satu pangkalan Italia di sepanjang garis demarkasi dengan Lebanon.

Sumber tersebut menyebutkan, lokasi penembakan IDF adalah pangkalan UNP 1-31 di bukit Laboune, wilayah yang menjadi tanggung jawab kontingen Italia. Menurut sumber yang sama, setelah drone Israel berulang kali terbang di atas pangkalan tersebut, tembakan artileri Israel menargetkan pintu masuk bunker yang melindungi tentara Italia.

Sistem komunikasi antara pangkalan dan komando UNIFIL di Naqura rusak dalam serangan itu, kata mereka. Setidaknya dua penjaga perdamaian PBB terluka di Naqoura, kata sumber keamanan militer Lebanon kepada ANSA.

Beberapa kamera yang terletak di dua pos terdepan UNIFIL Italia dihantam dan dihancurkan di Naqura tetapi tidak ada personel militer Italia yang terluka, kata sumber yang mengetahui informasi tersebut kepada ANSA.

Saat ini ada sekitar 11 ribu pasukan yang tergabung dengan pasukan perdamaian UNIFIL di Lebanon. Indonesia menyumbang pasukan terbanyak, yakni sekitar 1.200 personel. 

Salah satu pos yang dijaga TNI terletak di Naqoura, lokasi serangan Israel tersebut. Pos itu dinamai Sudirman Camp dan sempat dikabarkan terkena serangan Israel pada Oktober 2023 lalu. Pihak TNI kemudian mengklarifikasi, bahwa mortir Israel jatuh sekitar satu kilometer dari pos tersebut. Belum ada keterangan dari TNI soal serangan Israel terbaru pada Kamis ini. 

Hizbullah mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menargetkan sebuah tank Israel dengan peluru kendali ketika mereka sedang bergerak maju ke daerah perbatasan Ras al-Naqoura, sebelum menyerang pasukan Israel dengan salvo rudal ketika pasukan tersebut berusaha menarik tentara yang terluka keluar dari daerah tersebut.

Menara pengawas pangkalan PBB di sisi Lebanon dekat perbatasan Lebanon-Israel, 16 Oktober 2023. Menara seperti ini yang ditembaki Israel.  - (EPA-EFE/WAEL HAMZEH)

UNIFIL mengatakan pada Ahad bahwa mereka “sangat prihatin dengan aktivitas baru-baru ini” yang dilakukan militer Israel di dekat posisi penjaga perdamaian di barat daya Lebanon.

Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian, namun mengatakan bahwa tindakan tersebut berbahaya dan “tidak dapat diterima jika membahayakan keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjalankan tugas yang diamanatkan oleh Dewan Keamanan”.

Dalam suratnya kepada militer Israel tertanggal 3 Oktober dan dilihat oleh Reuters, UNIFIL keberatan dengan kendaraan dan pasukan militer Israel yang menempatkan diri mereka "berdekatan" dengan posisi PBB, "sehingga membahayakan keselamatan dan keamanan personel dan lokasi UNIFIL".

Kronologis serangan di pos UNIFIL...

Media resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UN News mengiyakan laporan soal penyerangan yang dilakukan pasukan penjajahan Israel terhadap pos pasukan penjaga perdamaian di Lebanon (UNIFIL). Serangan itu dilakukan menggunakan tank Merkava.

UN News melansir bahwa markas besar UNIFIL di Naqoura telah berulang kali diserang pasukan Israel yang mencoba masuk ke Lebanon sejak dua hari belakangan. Pada Kamis pagi, serangan itu mencapai titik eskalasi baru. 

 “Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke arah menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura, langsung mengenainya dan menyebabkan mereka terjatuh. UN News melansir bahwa cidera kedua tentara UNIFIL tak serius, namun mereka masih dirawat di rumah sakit.

Pasukan penjaga perdamaian PBB hadir di Lebanon selatan untuk mendukung kembalinya stabilitas berdasarkan mandat Dewan Keamanan tahun 2006. Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701, menurut UNIFIL.

Peningkatan yang terjadi baru-baru ini di sepanjang Jalur Biru menyebabkan kehancuran yang meluas di kota-kota dan desa-desa di Lebanon selatan, sementara roket terus diluncurkan ke arah Israel, termasuk wilayah sipil, menurut misi penjaga perdamaian PBB.

Pada Rabu, tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut, kata UNIFIL. Mereka menambahkan bahwa IDF juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A, tempat pertemuan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, sehingga merusak penerangan dan stasiun pemancar.

“Dalam beberapa hari terakhir kami telah melihat serangan dari Israel ke Lebanon di Naqoura dan wilayah lainnya,” kata misi PBB. “Tentara IDF telah bentrok dengan elemen Hizbullah di Lebanon.”

Tentara IDF juga menembaki posisi PBB 1-31 di Ras Naqoura, mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi. Sebuah drone IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga pintu masuk bunker.

“Kami mengingatkan IDF dan semua aktor akan kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati lokasi PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat,” kata misi PBB. “Kami sedang menindaklanjuti masalah ini dengan IDF.”

 

Tolak mundur...

Sebelumnya, desakan Zionis Israel terhadap negara-negara yang mengirimkan pasukan perdamaian PBB agar menarik diri dari Lebanon, dianggap angin lalu. TNI menolak menarik mundur Kontingen Garuda yang tergabung dalam pasukan perdamaian UNIFIL di Lebanon.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Markas Besar (Mabes) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Hariyanto menegaskan, otoritas militer Indonesia, hanya akan menarik pasukannya dari Lebanon jika atas perintah PBB.

Mayjen Hariyanto mengakui, situasi keamanan di Lebanon saat ini memang dalam status merah. Situasi tersebut menyusul peperangan yang masih terus terjadi antara pasukan penjajahan Israel (IDF) dengan kelompok perlawanan Hizbullah di selatan Lebanon. 

Pertempuran juga terjadi di beberapa wilayah di Zona Biru, lokasi penempatan Pasukan Perdamaian PBB, termasuk Kontingen Garuda dari TNI. “Perkembangan situasi di Lebanon, sampai saat ini masih terjadi penyerangan di wilayah tersebut,” begitu kata Mayjen Hariyanto kepada Republika, di Jakarta, Senin (7/10/2024).

Ia mengatakan, ada sekitar seribu pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL Lebanon. “Dan hingga saat ini, belum ada rencana untuk penarikan personel TNI dari daerah kamp-kamp Lebanon,” begitu ujar Mayjen Hariyanto.

TNI memastikan, akan tetap menjalankan perannya sebagai pasukan personel perdamaian di bawah bendera PBB. Dan kata dia, TNI, hanya akan tunduk pada perintah dari PBB. “TNI akan tetap melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang dimandatkan oleh UN (United Nation/PBB). Dan rencana kontijensi evakuasi Satgas TNI, hanya sesuai dengan perintah dari Force Commander UNIFIL,” sambung Mayjen Hariyanto.

Peperangan antara kelompok pejuang Hezbullah dan tentara Zionis Israel pecah di Lebanon. Di perbatasan Lebanon Selatan, pertempuran darat masih terjadi hingga saat ini. Di perbatasan tersebut, terdapat sejumlah pasukan militer dari berbagai negara yang tergabung dalam misi perdamaian UNIFIL Lebanon di bawah bendera PBB. Termasuk pasukan perdamaian dari TNI.

Tentara Lebanon mengambil posisi sementara tentara misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) berjaga selama demonstrasi anti-Israel di daerah Kfar Chouba, Lebanon Selatan, 9 Juni 2023. - (EPA-EFE/WAEL HAMZEH)

Baru-baru ini, otoritas militer Zionis Israel meminta agar negara-negara yang mengirimkan militernya untuk misi perdamaian di Lebanon angkat kaki dari wilayah tersebut. Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk operasi perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, memastikan pada Kamis (3/10/2024) bahwa pasukan penjaga perdamaian di Lebanon akan melanjutkan misinya.

"Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) merasa berkewajiban untuk melanjutkan," ujar Lacroix kepada wartawan selama konferensi pers di markas besar PBB di New York.

Lacroix mengungkapkan bahwa ada 10.058 pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, yang merasa berkewajiban menjalankan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pasukan, ujarnya, juga merasa berkewajiban menjaga penduduk Lebanon selatan. Meskipun banyak menghadapi tantangan, kata Lacroix, misi menjaga perdamaian akan terus dilanjutkan dan memastikan bahwa “rencana darurat sudah siap dan selalu diperbarui”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler