Dari Aljabar Hingga Kecerdasan Buatan, Warisan Iran untuk Peradaban Dunia

Inovasi dalam bidang matematika, astronomi dan kedokteran pengaruhi dunia.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Seorang warga Iran berjalan melewati spanduk anti-Israel yang memuat gambar rudal Iran, di Teheran, Iran.
Rep: Mgrol 153 Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Iran memiliki sejarah panjang kontribusi dalam sains dan teknologi, yang diawali sejak zaman kuno. Semasa abad pertengahan, Iran yang merupakan bekas daerah kekuasaan Persia terkenal dengan tokoh-tokoh seperti Al-Khawarizmi dan Ibnu Sina.

Baca Juga


Inovasi mereka dalam bidang matematika, astronomi, dan kedokteran telah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Saat ini, meskipun mengalami tantangan internasional, Iran terus memimpin dalam bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, robotika, dan nanoteknologi. 

H.E. Dr. Seyed Hossein Sadat Meidani mengungkapkan, Iran telah menghasilkan berbagai ilmuwan terkemuka yang memajukan sains global. Sebagai contoh, Al-Khwarizmi dikenang sebagai bapak aljabar dan pencipta istilah 'algorithm'. Biruni, ilmuwan lain dari Iran, membahas teori bahwa bumi berputar mengelilingi matahari jauh sebelum teori tersebut disempurnakan di Eropa.

Selain itu, rumah sakit modern berakar pada sistem perawatan kesehatan yang dibentuk oleh pusat akademik seperti Universitas Gundeshapur pada abad ke-3 Masehi. Salah satu karya besar Ibnu Sina, The Canon of Medicine, menjadi buku teks kedokteran standar di Eropa hingga abad ke-18.

Terlepas dari pembatasan internasional, Iran terus memberikan kontribusi signifikan terhadap sains dan teknologi. Dalam Olimpiade Sains 2024, Iran menduduki peringkat ketiga secara keseluruhan. Siswa Iran memenangkan medali emas dalam Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional dan tampil gemilang di berbagai kompetisi ilmiah global lainnya. 

 

Iran telah menunjukkan kemajuan besar di berbagai bidang ilmu pengetahuan. "Pada 2021, Iran berada di peringkat ke-15 dunia dalam hal produksi sains dan berada di antara negara terdepan dalam kedokteran, farmasi, dan kedirgantaraan.

Selain itu, Iran adalah salah satu dari sedikit negara yang memproduksi vaksin COVID-19 nasionalnya sendiri. Iran juga menjadi pemimpin dalam bidang nanoteknologi, robotika, dan oftalmologi.

Iran berfokus untuk mengintegrasikan Kecerdasan Buatan (AI) ke dalam tata kelola negara. Pada 23 Juli 2024, Iran meluncurkan Organisasi AI Nasional sebagai bagian dari strategi besar untuk menjadi salah satu dari 10 negara terdepan dalam penggunaan AI pada 2034. Inisiatif ini didukung oleh rencana pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama internasional dan pendidikan AI.

Iran kini menduduki peringkat ke-33 di dunia dalam pengembangan AI, menurut laporan terbaru. Laju pertumbuhan penelitian AI di Iran telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, menempatkannya sebagai negara terkemuka di antara negara-negara Islam dalam bidang ini.

Hal ini menunjukkan komitmen kuat Iran untuk menjadi pemimpin global dalam inovasi teknologi, meskipun berada di bawah tekanan dan pembatasan internasional. Iran juga terus berkolaborasi dengan negara lain seperti Rumania, dalam memperkuat pertukaran pengetahuan dan pengalaman di bidang teknologi.

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler