Sekitar 90 Persen Anak-Anak Gaza Tidak Mampu Mengakses Makanan Bergizi

3.000 anak di wilayah Palestina berisiko meninggal dunia karena kekurangan gizi.

AP Photo/Jehad Alshrafi
Anak-anak Palestina dievakuasi dari lokasi yang terkena pemboman di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (13/7/2024). Menurut pejabat kesehatan setempat bahwa serangan udara Israel tersebut telah menewaskan setidaknya 90 warga Palestina di zona pengungsi camp kemanusiaan. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bulan Sabit Merah Palestina pada Sabtu (12/10) memperkirakan sekitar 90 persen anak-anak di Jalur Gaza tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi dan beragam makanan.

Baca Juga


"Selama 12 bulan terakhir, masyarakat di Gaza telah mengalami kelaparan, dengan 90 persen anak-anak menderita kemiskinan pangan. Penderitaan manusia tidak boleh dianggap sebagai suatu kelaziman," tulis lembaga amal itu di X.

Bulan Sabit Merah Palestina menekankan pentingnya melanjutkan upaya untuk mengakhiri krisis pangan yang sedang berlangsung di wilayah kantong Palestina tersebut.

Badan anak-anak PBB, UNICEF, memperkirakan pada Juni lalu bahwa hampir 3.000 anak di wilayah Palestina berisiko meninggal dunia karena kekurangan gizi. UNICEF menyatakan bahwa akses kemanusiaan yang aman dan gencatan senjata diperlukan untuk memulai kembali distribusi pasokan penting ke daerah kantung Palestina tersebut. UNICEF mengemukakan bahwa pasokan itu dapat menyelamatkan nyawa warga di Jalur Gaza, termasuk anak-anak. 

Serangan udara Israel kembali menewaskan satu warga Palestina dan melukai sejumlah lainnya di Gaza City pada Minggu, sementara serangan lainnya menghancurkan sebuah masjid di Rafah, Gaza selatan, menurut sumber medis setempat.

Sumber medis tersebut menyatakan kepada Anadolu bahwa satu warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara yang menargetkan wilayah Zeitoun di tenggara Gaza City.

Di Gaza tengah, jumlah korban tewas akibat serangan udara sebelumnya di rumah keluarga Abu Dalal di kamp pengungsi Nuseirat meningkat menjadi delapan, setelah pada malam sebelumnya disebutkan enam korban tewas di rumah keluarga tersebut, demikian laporan tambahan tentang jumlah korban.

Sejak Minggu pagi, kamp Nuseirat mengalami penembakan artileri berat dan tembakan senapan mesin dari pasukan Israel yang ditempatkan di barat laut kamp dekat koridor Netzarim, menurut saksi mata kepada Anadolu.

Di Gaza bagian selatan, jet-jet Israel menargetkan Masjid al-Ribat di daerah al-Mawasi di Rafah, meskipun rincian korban dari serangan tersebut belum diperoleh.

Sementara itu, laporan menunjukkan bahwa tank-tank Israel melepaskan tembakan berat di sebelah timur kota al-Jadida, dekat Khan Younis di Gaza bagian selatan.

Israel terus melakukan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Sejak saat itu, hampir 42.200 orang telah tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 98.300 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Jalur Gaza terlantar di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

sumber : ANTARA/Anadolu/Sputnik-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler