AS akan Kirim Pasukan dan Antirudal Canggih untuk Israel, Begini Peringatan Keras Iran

AS mengirim salah satu sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel.

Tangkapan Layar
Ratusan rudal balistik Iran menyerang Tel Aviv, Israel, pada Selasa (1/10/2024) malam waktu setempat. Aljazirah melaporkan, rincian pasti seputar operasi Iran tersebut masih belum jelas.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi mengingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak mengerahkan pasukannya ke wilayah pendudukan guna membantu rezim Israel. Iran mengatakan, langkah itu hanya akan membahayakan nyawa pasukan AS.

Baca Juga


"AS telah mengirimkan sejumlah besar senjata ke Israel. Sekarang, AS juga membahayakan nyawa pasukannya dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel," kata Araghchi dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Ahad (13/10/2024).

Komentar tersebut muncul saat pejabat AS mengatakan, Washington sedang mempertimbangkan untuk mengirim salah satu sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Israel. Pasukan Amerika juga akan dikerahkan untuk mengoperasikan sistem antirudal canggih tersebut.

Araghchi, yang saat ini sedang dalam lawatan regional untuk meredakan ketegangan, mengatakan bahwa Republik Islam Iran itu telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di kawasan. Namun, dia menegaskan bahwa Iran tidak memiliki batasan dalam hal membela rakyat dan kepentingan Iran.

Rezim Israel telah membahas cara menanggapi serangan rudal besar-besaran oleh Iran awal bulan ini sebagai balasan atas pembunuhan pejabat senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta Hamas dan Hizbullah.

AS kirim antirudal canggih untuk Israel..

Departemen Pertahanan Amerika Serikat memastikan akan mengirim kesatuan senjata pertahanan udara THAAD beserta sejumlah personel militer AS ke Israel. Juru bicara Pentagon, Pat Ryder menyatakan, langkah itu diambil atas perintah Presiden AS Joe Biden.

"Atas arahan Presiden, Menteri Pertahanan Austin mengizinkan pengerahan THAAD, dan kru personel militer AS terkait, ke Israel untuk membantu pertahanan udara Israel," kata juru bicara Pentagon (markas Dephan AS) itu.

Langkah AS itu, menurut jubir, diputuskan setelah Iran melakukan serangan tak terduga ke Israel pada 13 April dan 1 Oktober. Pengiriman paket senjata itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel guna melindungi warga Israel dari serangan rudal balistik Iran, kata Ryder menambahkan.

AS dalam beberapa bulan terakhir ini membuat penyesuaian pada kebijakan militernya. Washington diperkirakan akan mengirim sekitar 100 tentara ke Israel untuk mengoperasikan kesatuan THAAD (Terminal High-Altitude Area Defense), menurut informasi teknis THAAD yang didapat Sputnik.

Setiap paket THAAD terdiri dari enam peluncur -- masing-masing berisi delapan peluru kendali -- yang dipasang pada kendaraan kargo, 48 rudal pencegat, serta 95 personel yang mengoperasikannya. Selain itu, satuan THAAD memiliki radar pengawasan bergerak dan radar pengendali, juga perangkat pengendali taktis dan komunikasi.

Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan 180 rudal balistik ke arah Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior IRGC Abbas Nilforoushan. Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa pemerintahnya tidak berniat perang dengan Israel, tetapi akan menghadapi setiap ancaman dengan tegas.

Israel bersumpah akan merespons serangan tersebut pada waktu dan cara yang mereka tentukan sendiri. AS dan negara-sekutu lainnya mendesak Israel untuk merespons secara proporsional, di tengah kekhawatiran bahwa fasilitas minyak dan nuklir Iran mungkin menjadi target utama sehingga bisa memicu perang besar-besaran di kawasan.

Israel serang tenda pengungsi di Gaza..

Militer Israel pada Ahad (13/10/2024) malam mengakui bahwa mereka telah mengebom tenda-tenda yang menampung para pengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza bagian tengah. Serangan itu mengakibatkan tewasnya empat warga Palestina dan 40 lainnya terluka, termasuk luka bakar parah.

Sebuah pernyataan militer mengatakan: "Dengan arahan dari intelijen IDF (angkatan darat) dan ISA, IAF (angkatan udara) melakukan serangan tepat sasaran terhadap para anggota yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali di wilayah Deir al-Balah."

"Pusat komando dan kendali, yang tertanam di dalam kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai rumah sakit 'Shuhadah Al-Aqsa', digunakan oleh para anggota Hamas untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teroris terhadap pasukan IDF dan Israel," klaim pernyataan itu.

Sebelumnya pada Ahad (13/10/2024), pesawat tempur Israel mengebom beberapa tenda pengungsi di halaman rumah sakit, yang memicu kebakaran besar yang membakar sekitar 30 tenda.

Setidaknya empat warga Palestina tewas dan 40 lainnya cedera dalam serangan Israel di daerah tersebut, kata pejabat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA.

Menurut pernyataan tertulis dari kantor media pemerintah di Gaza, itu adalah serangan ketujuh tentara Israel yang menargetkan tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.

Perempuan dan anak jadi korban..

 

Pesawat tempur Israel mengebom tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di kompleks rumah sakit tersebut sebelumnya pada 10 Januari, 13 Maret, 22 Juli, 4 Agustus dan 27 September. Foto-foto orang yang terjebak dalam kobaran api telah membanjiri media sosial.

Saksi mata juga melaporkan bahwa api menyebar dengan cepat karena bahan nilon dan kain yang mudah terbakar yang digunakan di tenda-tenda tersebut. Tim medis mengevakuasi beberapa orang yang terluka, termasuk perempuan dan anak-anak, yang pakaiannya terbakar akibat ledakan tersebut.

Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.200 orang telah tewas sejak saat itu, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 98.400 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah mengungsikan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan yang parah. Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler