Israel Akui Terpukul oleh Serangan Hizbullah, Kepala Militer: Ini Menyakitkan!

Sistem pertahanan Israel di pangkalan militer berhasil dibobol oleh drone Hizbullah.

AP Photo/Baz Ratner
Tentara Israel membawa peti mati Sersan. Kelas Satu Nazar Itkin, yang terbunuh dalam operasi darat Israel melawan militan Hizbullah di Lebanon, saat pemakamannya di Kiryat Ata, Israel, Minggu, 6 Oktober 2024.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengaku terpukul dengan serangan yang dilancarkan oleh Hizbullah ke pangkalan militer mereka. Serangan menewaskan empat orang dan melukai 60 lainnya.

Baca Juga


Kepala Angkatan Darat Israel mengatakan pada Senin bahwa serangan pesawat nirawak Hizbollah yang menewaskan sedikitnya empat tentara adalah hal yang sulit dan menyakitkan.

"Kami sedang berperang, dan serangan terhadap pangkalan pelatihan di garis depan sulit dan hasilnya menyakitkan," kata Herzi Halevi kepada para prajurit saat berkunjung ke pangkalan pelatihan Brigade Golani yang diserang pada Ahad malam di daerah Binyamina, selatan kota Haifa.

Sistem pertahanan Israel sebelumnya kebobolan. Serangan pesawat nirawak Hizbullah berhasil menyusup masuk ke pangkalan militer di Israel tengah.

Menurut otoritas Israel, Ahad (14/10/2024), serangan itu menewaskan empat tentara dan melukai tujuh lainnya. Serangan paling mematikan dilancarkan oleh kelompok militan sejak Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon hampir dua minggu lalu.

Hizbullah menyebut serangan di dekat kota Binyamina sebagai pembalasan atas gempuran jet udara Israel di Beirut pada Kamis yang menewaskan 22 orang.

Menurut Hizbullah serangan menargetkan brigade elite Golani Israel. Mereka meluncurkan puluhan rudal sehingga membuat sistem pertahanan udara Israel sibuk selama serangan. Pada saat yang sama 'skuadron' pesawat nirawak Hizbullah menyerang pangkalan Israel.

Drone melewati radar pertahanan udara Israel tanpa terdeteksi dan menyerang kamp pelatihan di Binyamina di selatan Haifa.

"Pesawat nirawak itu meledak di ruangan tempat puluhan perwira dan tentara musuh Israel berada," demikian pernyataan Hizbullah.

Layanan penyelamatan nasional Israel mengatakan serangan itu melukai 61 orang. Dengan sistem pertahanan udara Israel yang canggih, jarang sekali begitu banyak orang terluka oleh pesawat nirawak atau rudal.

Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari sejak perang di Gaza dimulai, dan pertempuran telah meningkat.

Serangan Hizbullah dilancarkan menyusul kabar bahwa AS mengirim baterai pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (Thaad) ke Israel, yang dilaporkan bersama dengan sekitar 100 tentara AS, yang memperdalam keterlibatan Amerika di wilayah yang dilanda krisis itu.

Terakhir kali AS mengirim sistem rudal semacam itu ke Timur Tengah adalah segera setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler