Al-Qassam Hancurkan Pasukan Khusus Israel dengan Bom Barel
Para pejuang juga melakukan operasi di sekitar kamp pengungsi Jabaliya.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pembantaian Israel di jalur Gaza tidak membuat perlawanan para pejuang surut. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, mengumumkan para pejuangnya berhasil meledakkan sebuah bom barel yang menargetkan pasukan khusus penjajah Israel di sebelah timur daerah Rayan, sebelah timur kota Rafah di Gaza selatan. Serangan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban di kalangan tentara pendudukan Israel.
Bom ini berbentuk tabung berisi bahan bakar, paku, potongan besi, atau bahan kimia dengan daya ledak tinggi.
Al-Qassam juga merilis rekaman, dari konfrontasi 13 Oktober, saat melakukan operasi terhadap tentara Israel yang bersembunyi di dalam sebuah rumah sebelah timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara yang ditargetkan dengan peluru TBG. Rekaman itu menunjukkan bagaimana al-Qassam memantau tentara pendudukan Israel memasuki rumah, kemudian melakukan penyerangan, lapor Al-Mayadeen, Selasa (15/10/2024).
Pada saat yang sama, sayap militer Jihad Islam Palestina, Brigade al-Quds, mengonfirmasi bahwa para pejuangnya menargetkan sebuah tank Merkava Israel di dekat Masjid Ummul Mukminin Aisyah di lingkungan Qasasib di pusat kota Jabalia dengan sebuah RPG. Mereka juga menargetkan tentara dan kendaraan Israel yang ditempatkan di administrasi sipil, di sebelah timur kamp Jabalia, dengan peluru mortir 60mm.
Sementara itu, Brigade Syuhada al-Aqsa mengumumkan para pejuangnya menembaki posisi tentara penjajah di posisi yang sama di dekat administrasi sipil di Jabalia dengan tembakan mortir.
Pasukan Omar al-Qasim, sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, melaporkan telah melakukan penyergapan terhadap tank Merkava Israel di lingkungan Salam, sebelah timur kota Rafah, dengan menggunakan alat peledak yang kuat.
Mereka juga menembakkan rudal anti tank dan menyerang kru tank dengan senapan otomatis dan granat anti-personil, sehingga merusak tank dan menyebabkan jatuhnya korban di antara para awaknya. Kelompok ini menekankan bahwa para pejuangnya, bersama dengan pasukan perlawanan lainnya di Gaza utara, terus melakukan perlawanan sengit terhadap pasukan Israel, terutama di sekitar kota Jabalia dan kamp pengungsiannya.
Aksi ini bertujuan untuk mengganggu pergerakan Israel di utara Netzarim guna memutus rute pasokan mereka di wilayah utara.
'Rencana Jenderal' akan digagalkan Hamas
Anggota biro politik Hamas, Osama Hamdan, mendesak seluruh umat Islam dan Arab, termasuk pemerintah, organisasi, dan gerakan, untuk “mengambil tindakan segera dan mendesak dengan segala cara” untuk memberikan tekanan dan pengaruh untuk menghentikan agresi penjajah Zionis yang terus membunuh dan menggusur penduduk Gaza.
Dia menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi pembantaian Israel yang sedang berlangsung terhadap warga sipil di bagian utara Jalur Gaza, yang telah berlangsung selama sebelas hari berturut-turut sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai “Rencana Jenderal”.
Dalam sebuah konferensi pers pada Selasa malam, Hamdan berbicara mengenai agresi Israel yang sedang berlangsung di jalur Gaza. Hamdan mendesak keterlibatan aktif dan memobilisasi masyarakat untuk menghadapi agresi Zionis dan dukungan AS terhadapnya.
Dia menekankan bahwa apa yang terjadi hari ini di jalur Gaza utara, khususnya di Jabalia dan kampnya, adalah genosida total. Dia menggambarkan bagaimana pasukan penjajah membombardir rumah-rumah penduduk dan menargetkan infrastruktur sipil, termasuk jalan-jalan, lingkungan, toko roti, rumah sakit, dan sumur-sumur air.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa banyak mayat yang masih terperangkap di bawah reruntuhan atau ditinggalkan di jalan-jalan di Jabalia dan kamp-kamp. Tim penyelamat tidak dapat mengambilnya atau menjangkau mereka yang terluka karena pengepungan yang sedang berlangsung.
Pemimpin Hamas menyatakan bahwa pembantaian yang dilakukan penjajah Israel di Jalur Gaza utara terus berlanjut. Dia mengungkapkan, banyak laporan yang mengonfirmasi bahwa pemerintah penjajah Israel telah mulai menerapkan apa yang disebut sebagai ‘Rencana Jenderal’ untuk memisahkan Jalur Gaza utara dan mengusir para penghuninya.”
Semua fakta di lapangan menegaskan, “Kita menghadapi salah satu rencana militer paling kotor yang dikenal dalam sejarah modern, yang dirancang oleh para jenderal fasis (...) dengan pelanggaran mencolok dan mengabaikan semua hukum, piagam, dan norma-norma kemanusiaan internasional,” tegasnya.
Hamdan menegaskan bahwa rencana tersebut pasti akan gagal. Dia mengatakan, semua upaya pemerintah penjajah dan tentara fasisnya telah hancur setelah satu tahun melakukan genosida dan aktivitas kriminal.”Dia menekankan bahwa Hamas akan melanjutkan upayanya dan terlibat dalam kontak-kontak Arab dan Islam untuk “menghentikan pembantaian ini dan mendukung ketabahan rakyat kami.”
Dia meminta masyarakat internasional dan PBB untuk bangkit dari apa yang dia sebut sebagai “kehendak Amerika yang membelenggu” dan untuk menerapkan langkah-langkah efektif yang melindungi warga sipil, menghentikan kampanye genosida, dan menentang rencana penjajah Israel di Gaza utara.
Hamdan menyatakan bahwa pengabaian komunitas internasional dan PBB terhadap situasi di Gaza akan menandakan “kemunduran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam nilai-nilai dan dasar-dasar sistem ini,” yang lebih jauh menyoroti ketidakmampuan dan kegagalan komunitas tersebut untuk mengekang kesombongan penjajah.