UNM Wujudkan Kampus Digital Bisnis Melalui Program Studi Sains Data
UNM menggabungkan teknologi digital dengan strategi bisnis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Nusa Mandiri (UNM) terus memperkuat posisinya sebagai pelopor di era digital dengan komitmennya sebagai Kampus Digital Bisnis. Salah satu program studi unggulannya, Sains Data, berperan penting dalam mewujudkan visi ini melalui integrasi teknologi digital dan bisnis dalam setiap aspek pendidikan dan kegiatan.
Dalam hal kurikulum, UNM menggabungkan teknologi digital dengan strategi bisnis untuk memastikan para mahasiswa memperoleh keterampilan yang sesuai dengan tuntutan industri digital masa kini.
Tati Mardiana, selaku Ketua Program Studi (Prodi) Sains Data UNM mengatakan, mata kuliah yang ditawarkan tidak hanya membekali mahasiswa dengan dasar-dasar ilmu data, namun juga mengajarkan cara menerapkannya dalam konteks bisnis.
"Hal ini membuat lulusan UNM siap bersaing dan memimpin di pasar kerja yang semakin mengutamakan inovasi digital," katanya kepada media, Rabu (16/10/2024).
Lanjutnya, selain fokus pada pendidikan, prodi Sains Data juga memberikan perhatian besar pada penelitian yang berfokus pada pengembangan solusi inovatif.
"Penelitian di bidang sains data berusaha untuk memanfaatkan sumber daya data dalam mendukung transformasi digital di berbagai sektor bisnis, sekaligus mendorong kemajuan teknologi," tambahnya.
Tak hanya berhenti pada pendidikan dan penelitian, UNM juga menempatkan pengabdian kepada masyarakat sebagai pilar penting dalam misinya. Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh prodi Sains Data berfokus pada penggunaan keahlian sains data untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata di masyarakat.
"Salah satu fokus utama adalah membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penerapan teknologi digital. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Universitas Nusa Mandiri (UNM) melalui Prodi Sains Data terus membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang diperlukan untuk berinovasi dan memimpin di era digital.
"Mahasiswa didorong untuk tidak hanya menguasai teknologi, tapi juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan solusi bisnis yang relevan, inovatif, dan berdampak luas di masyarakat," tutupnya.