Metode Gasing, Matematika, dan Bakti BCA di RSUD Komodo

Menurut Hera F Haryn, sebenarnya tak ada anak dengan intelejensi rendah atau bodoh.

Republika.co.id/Erik PP
Program Bakti BCA di RSUD Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/10/2024) siang WIB.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra


Masih ingat dengan Metode Gasing? Metode yang diperkenalkan Prof Yohanes Surya untuk memudahkan mata pelajaran matematika di sekolah ini, benar-benar diterapkan di sekolah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu dibuktikan ketika siswa SDN dan guru secara serempak menjadikan metode Gasing (gampang, asyik, menyenangkan) dalam penampilan di sela-sela acara Bakti BCA di RSUD Komodo, Labuan Bajo, Rabu (16/10/2024) siang WIB.

Dengan riang gembira, penampilan para siswa/i SD dan guru bisa membuat pengunjung berdecak kagum. Mereka bisa menjadikan pelajaran matematika sebagai sebuah show menarik karena diajarkan dengan metode berbeda. Alhasil, pelajaran matematika pun tidak lagi dianggap susah di kelas.

Menyadari skor Program for International Student Assessment (PISA) para pelajar di Indonesia tergolong rendah. Bahkan khusus literalisasi matematika jeblok di urutan 163 dunia, bank swasta terbesar di Indonesia ini pun peduli untuk memajukan bidang pendidikan, khususnya di wilayah yang terbilang tertinggal.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn menjelaskan, menjadi sebuah keprihatinan jika melihat data Indonesia di peringkat bawah. Hal itu jelas menjad indikator tidak baik bagi negeri ini menghadapi bonus demografi pada 2045. "Kalau literasi matematikanya paling bawah, maka kemampuan logikanya juga akan tidak maksimal," ujar Hera saat audiensi dengan para siswa/i dan guru di RSUD Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu.

Merespons masalah tersebut, BCA memilih menggandeng Prof Yohanes Surya mengembangkan metode Gasing. Metode itu diajarkan secara khusus kepada 32 guru dan 64 siswa di Kabupaten Manggarai Barat. Dari sempat kesulitan belajar matematika, kini mereka malah seakan merasa terbiasa dengan pelajar berhitung.

Hera menerangkan, pelajaran matematika memang terkait dengan kemampuan logika seseorang. Sehingga ketika anak-anak bisa menguasa pelajaran matematika maka ke depan mereka diharapkan menjadi generasi yang memiliki daya saing dan kemampuan berpikir kompeten.

Dia menyebut, sebenarnya tidak ada anak dengan intelejensi rendah atau bodoh. Yang terjadi adalah munculnya rasa malas dalam diri siswa untuk belajar seiring kurangnya faktor lingkungan. Atas dasar itu, BCA berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mendorong para siswa bisa nyaman dalam menyerap pelajaran, khususnya matematika.

"Semoga kali ini apa yang kami lakukan mungkin tidak besar, tapi kami percaya atas nama keluarga besar BCA, semoga ini bisa bermanfaat untuk membuat sumber daya manusia ini pemilik masa depan bangsa," ucap Hera.

Selain itu, Bakti BCA juga bekerja sama dengan Kole Waste Collection yang merupakan komunitas lokal melalui penyediaan fasilitas pemilahan sampah di lokasi acara. Melalui kerja sama tersebut, kesadaran masyarakat diharapkan meningkat terkait pentingnya mengelola sampah secara bertanggung jawab, terutama di daerah wisata seperti Labuan Bajo.

Hera menyatakan, BCA secara konsisten mengadakan program berkelanjutan dan berdampak sosial bagi masyarakat melalui program Bakti BCA yang mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan (Bakti Pendidikan), kesehatan (Bakti Kesehatan), budaya (Bakti Budaya), pemberdayaan masyarakat (Desa Bakti BCA), serta lingkungan (Bakti Lingkungan).

"Komitmen ini semakin dipertegas perseroan melalui peluncuran kampanye #BuktiBaktiBCA sebagai inisiatif untuk memperluas dampak positif ke berbagai wilayah di Indonesia. Perseroan menggandeng Nicholas Saputra sebagai Duta Bakti BCA yang akan memperkenalkan berbagai kegiatan Bakti BCA, serta memperkuat jejak bakti perusahaan untuk membangun Indonesia," kata Hera.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Barat Fransiskus Sales Sodo mengapresiasi kontribusi BCA dalam operasi katarak gratis. Selain bidang pendidikan, ia memahami sektor kesehatan juga penting untuk diperhatikan.

"Program Bakti BCA sangat membantu pemerintah daerah guna menjangkau pasien katarak hingga ke daerah pelosok Manggarai Barat yang juga berkontribusi dalam mengurangi pasien katarak di Kabupaten Manggarai Barat" kata Fransiskus.

Sejalan dengan perayaan World Sight Day pada 10 Oktober 2024, BCA mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak usia dini. Kegiatan Bakti BCA pun menyasar 50 pasien penderita katarak, 500 pasien presbiopia serta 100 pelajar SD & SMP dan didukung oleh Seksi Buta Katarak Persatuan Dokter Mata Indonesia (SPBK Perdami).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler