Israel Periksa Kemungkinan Telah Membunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

Belum ada pernyataan resmi sejauh ini dari Hamas soal kondisi Yahya Sinwar.

AP Photo/Adel Hana
Pemimpin Senior Hamas Yahya Sinwar saat mempimpin pertemuan dengan petinggi faksi Palestina di Kantornya di Gaza, 13 April 2022.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Markas pasukan penjajahan Israel (IDF) mengekalim telah menewaskan tiga anggota kelompok Hamas dalam penyerangan terkini di Jalur Gaza pada Kamis (17/12024). mereka menyatakan tengah memeriksa bahwa salah satu yang ditewaskan adalah pimpinan Hamas Yahya Sinwar. 

Baca Juga


Aljazirah melansir, mereka menerima pernyataan dari tentara Israel dan badan intelijen Israel yang mengatakan bahwa mereka telah menargetkan sebuah bangunan dan tiga tokoh Hamas terbunuh. Israel sedang memverifikasi apakah salah satu dari mereka sebenarnya adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Sinwar terpilih sebagai pemimpin gerakan Hamas setelah Israel membunuh Ismail Haniyeh di Iran pada awal tahun. Menurut Aljazirah, sejauh ini belum ada konfirmasi soal kabar tersebut. Pihak Hamas juga belum mengeluarkan pernyataan soal klaim tersebut.

Tangkapan layar pengumuman IDF soal kemungkinan terbunuhnya Yahya Sinwar pada Kamis (17/10/2023). - (X)

Sumber-sumber militer Israel mengatakan dibutuhkan waktu berjam-jam bagi mereka untuk memastikan apakah pembunuhan tersebut benar-benar berhasil. Namun jika benar, ini akan menjadi pemimpin kedua gerakan Hamas yang terbunuh dalam perang ini.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada media Ibrani bahwa penilaian lembaga keamanan saat ini adalah bahwa ada kemungkinan besar bahwa pejuang yang dibunuh oleh IDF adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar yang sebelumnya menjabat sebagai kepala militer Hamas terakhir terekam pada 10 Oktober tahun lalu. Perburuan Sinwar selama hampir setahun telah melibatkan kombinasi teknologi canggih dan kekerasan. Israel telah menunjukkan diri mereka siap melakukan apa pun, termasuk menimbulkan korban sipil yang sangat tinggi, membunuh pemimpin Hamas, dan menghancurkan lingkaran ketat di sekitar Sinwar.

Yahya Sinwar, yang ditunjuk sebagai pemimpin Hamas pada bulan Agustus, disebut mengarahkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023, tanpa merahasiakan keinginannya untuk menyerang Israel, negara yang memenjarakannya selama hampir separuh masa dewasanya. Bagi Sinwar, perjuangan bersenjata tetap menjadi satu-satunya cara untuk memerdekakan Palestina, kata empat pejabat Palestina dan dua sumber dari pemerintah di Timur Tengah.

Sinwar, yang menghabiskan separuh masa dewasanya di penjara-penjara Israel, adalah pemimpin Hamas paling kuat yang masih hidup setelah pembunuhan Ismael Haniyeh, yang telah membuat wilayah tersebut berada di ambang konflik regional yang lebih luas setelah Iran bersumpah akan melakukan pembalasan yang keras.

Dia memulai karirnya sebagai penegak hukum yang memburu kolaborator Israel, sebelum naik ke peran kepemimpinan setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2011 dan kembali ke Gaza.

Tes DNA dilakukan...

Sejumlah media Israel melaporkan, klaim pembunuhan Yahya Sinwar bermula dari  insiden di mana tentara Israel mengidentifikasi tiga pria bersenjata di Tal as-Sultan, sebuah daerah di Rafah di selatan Jalur Gaza.

Mereka menyerang ketiga pria bersenjata tersebut dan membunuh mereka, dan baru pada saat itulah mereka curiga bahwa salah satu pejuang tersebut sebenarnya adalah Yahya Sinwar. Menurut beberapa laporan, jenazahnya telah dibawa kembali ke Israel.

Sekarang mereka berada di Yerusalem untuk melakukan tes DNA guna memastikan identitas pejuang tersebut. Ada indikasi kuat, setidaknya di media Israel hampir yakin itu adalah Yahya Sinwar.

Times of Israel melansir, Kantor Perdana Menteri Binyamin Netanyahu mengatakan perdana menteri mengarahkan sekretaris militernya untuk menginstruksikan IDF untuk memberi tahu keluarga para sandera bahwa tidak ada tanda-tanda bahaya pada sandera selama insiden baru-baru ini di Gaza di mana seorang pejuang yang sangat mirip dengan pemimpin Hamas Yahya Sinwar ditemukan.

Komentator politik Israel Ori Goldberg mengatakan kepada Aljazirah, kemungkinan terbunuhnya Sinwar adalah “peristiwa yang berarti” bagi Israel sehingga tentara tidak akan mau mengumumkannya secara resmi sampai mereka “yakin 105 persen”.

Pemimpin Hamas di Gaza Yahya Al Sinwar (tengah) melambai kepada para pendukungnya di Kota Gaza, Jalur Gaza, 16 Desember 2018 (diterbitkan ulang 10 Maret 2021). - (EPA-EFE/MOHAMMED SABER)

“Jika Israel berhasil membunuh Yahya Sinwar, itu mungkin satu-satunya peristiwa di lapangan yang berpotensi membuat Israel berhenti membinasakan Gaza. Itu adalah pencapaian simbolis yang dicari Israel,” kata Goldberg kepada Al Jazeera.

“Israel pada akhirnya berperang di Gaza tanpa rencana yang jelas kecuali membunuh sebanyak mungkin agen Hamas dan menghancurkan sebanyak mungkin… sebanyak mungkin,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler