Isu Kematian Yahya Sinwar Bongkar Kebohongan Israel, Beliau Syahid Berjuang Bukan Sembunyi

Israel sempat melaporkan Yahya Sinwar berlindung di terowongan bersama para sandera.

AP/EPA
IDF mengkonfirmasi gugurnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA --  Kabar kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar menjadi perbincangan hangat di warga Palestina. Ada yang berharap agar perang dihentikan, tapi banyak juga yang menyatakan bahwa perjuangan terhadap penjajahan oleh Israel terus berlanjut.

Baca Juga


Mereka juga mencatat bahwa Israel telah membunuh banyak generasi pemimpin Palestina, tetapi otoritas tidak berhasil memadamkan perlawanan, dan pemimpin baru telah menggantikan yang syahid.

Penulis terkemuka Susan Abulhawa menulis dalam sebuah posting di X, Ia (Sinwar) gugur dalam pertempuran di garis depan bersama para prajuritnya melawan tirani dan kebiadaban Zionis.

"Ia tidak bersembunyi di terowongan seperti yang mereka (Israel) katakan. Ia tentu saja tidak bersembunyi di bangunan berbenteng, merasa nyaman dengan jas dan kekayaan. Ia tewas sebagai martir dan pahlawan dalam mengejar kebebasan," ujarnya dikutip laman the Guardian

Dalam posting selanjutnya, ia menambahkan, "Mereka mengira perlawanan mati bersama dengan kemartiran para pemimpin, seolah-olah kerinduan yang membara akan kebebasan, rumah, dan warisan di dada kita dapat padam ketika hal itu menghancurkan hati kita. Selamat tinggal putra yang mulia."

Ali Abunimah, seorang jurnalis Palestina-Amerika dan pendiri situs Electronic Intifada, menulis bahwa sejarah menunjukkan bahwa kesyahidan para pemimpin hanya akan memperkuat tekad rakyat untuk merdeka.

 

Dalam posting terpisah, ia menambahkan: "Jika laporan (Sinwar terbunuh) benar, Yahya Sinwar meninggal sesuai keinginannya, berjuang dengan terhormat bersama dan untuk rakyatnya, melawan kejahatan Zionisme, kolonialisme, dan genosida."

Sebelumnya Israel sempat melaporkan bahwa Yahya Sinwar berlindung di terowongan bersama para sandera. 

Sinwar hanya satu dari sekian banyak tokoh Palestina yang gugur dalam pertempuran melawan Israel. Selain Sinwar, ada nama Syeikh Ahmed Yasin yang gugur pada 2004 dan terakhir Ismail Haniyeh yang juga syahid terkena bom Israel.

Dalam sebuah video yang dirilis pada Mei 2021, Sinwar menyatakan bahwa hadiah terbesar yang bisa diberikan oleh musuh dan pendudukan kepadanya adalah membunuhnya.

Sinwar mengaku lebih baik mati sebagai 'martir' di tangan pasukan Israel daripada 'mati sia-sia kematian'.

Pemerintah dan militer Israel mengkonfirmasi pada Kamis bahwa Sinwar terbunuh di Gaza dalam baku tembak di Rafah.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis rekaman drone yang diklaim sebagai pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di saat-saat terakhirnya sebelum dia terbunuh.

Dalam rekaman drone tersebut, pria yang disebut sebagai Sinwar itu terlihat duduk di kursi di ruang tamu yang sebagian besar telah hancur.

Pemimpin Hamas tampak terluka karena dia tidak bergerak dalam rekaman mentah tersebut. Namun Sinwar sempat melemparkan proyektil ke arah drone Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan pidato dalam bahasa Inggris untuk mengomentari klaim pembunuhan Sinwar.

“Ini bukanlah akhir dari perang di Gaza. Ini adalah awal dari akhir,” kata Netanyahu.

“Perang ini bisa berakhir besok. Ini bisa berakhir jika Hamas meletakkan senjatanya dan mengembalikan para sandera,” katanya, langsung berbicara kepada masyarakat Gaza.

Israel akan menjamin keselamatan semua orang yang mengembalikan para tawanan tersebut, namun bagi mereka yang mempersenjatai mereka, “Israel akan memburu Anda dan membawa Anda ke pengadilan”, kata perdana menteri.

Ia juga menyampaikan pesannya kepada wilayah yang lebih luas dengan mengatakan bahwa poros perlawanan Iran “runtuh di depan mata kita”.

Para pejabat Israel, termasuk Netanyahu, telah mengirimkan sinyal kuat sejak tersiar kabar pembunuhan Sinwar yang menyatakan bahwa negara tersebut akan terus melancarkan perang terhadap Gaza.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler