Hari Santri 2024, PBNU: Santri Berpegang Teguh pada Alquran dan Sunnah

Jiwa-jiwa santri itu selalu selalu kuat dalam semua situasi dan kondisi.

ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Sejumlah santri mengikuti upacara memperingati Hari Santri Nasional di Lapangan Maulana Yudha Negara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (22/10/2024). Upacara yang diikuti perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Tangerang tersebut mengusung tema Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Peringatan Hari Santri di Plaza PBNU pada Selasa (22/10/2024). Pengurus Lembaga Bahtsul Masail PBNU, KH Abdul Muiz Ali mengatakan peringatan Hari Santri ini akan menimbulkan mentalitas semakin kukuh dan teguh pendirian. Tidak mudah patah, apapun yang ia hadapi.

Dia pun mengutip penjelaskan Imam Ibn Atha’illah As-sakandari berikut.

مَتَى أعْطاكَ أَشْهدََكَ برَّهُ. وَمَتَى مَنَعَكَ أَشْهدََكَ قهَرَهُ. فهَوُ فِي كلِّ ذَلِكَ مُتَعَرِّفٌّ إِلَيْكَ وَمُقْبِلٌ بوِجُودِ لُطْفِهِِ علَيْكَ.

Artinya: “Ketika Dia (Allah) memberimu, Dia telah menunjukkan kepadamu kebaikan-Nya. Ketika Dia tidak memberimu, Dia menunjukkan kepadamu kekuasaan-Nya. Pada semua itu, Dia memperkenalkan diri-Nya kepada-Mu dan mendatangimu lewat kelembutan-Nya (kasih sayang-Nya".

"Jiwa-jiwa santri itu selalu selalu kuat dalam semua situasi dan kondisi, baik pada saat menerima nikmat dari Allah ataupun saat ditunda/terjegah belum menerima nikmat. Keduanya menjadi motivasi untuk terus melangkah dan berjuang," kata Kiai Muiz kepada Republika.co.id, Selasa (22/10/2024).

Menurut dia, Rasulullah SAW juga bersabda:

عَجِبْتُ لأمرِ المؤمنِ ، إنَّ أمرَهُ كُلَّهُ خيرٌ ، إن أصابَهُ ما يحبُّ حمدَ اللَّهَ وَكانَ لَهُ خيرٌ ، وإن أصابَهُ ما يَكْرَهُ فصبرَ كانَ لَهُ خيرٌ ، وليسَ كلُّ أحدٍ أمرُهُ كلُّهُ خيرٌ إلَّا المؤمنُ

Artinya: “Sungguh aku kagum urusan orang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila dia mendapatkan musibah dia sabar dan itu baik baginya.” (HR Muslim)

Baca Juga


Kiai Muiz menjelaskan, ketika santri dalam kondisi dan situasi yang tidak enak ia tetap bersabar. Tapi sabar bukan berarti diam, tapi terus berjuang.

"Begitupun sebaliknya, ketika mendapatkan nikmat ia bisa mensyukurinya, baik bersyukur dengan lisan, hati, ataupun bersyukur dengan anggota tubuh, dengan cara menjalankan segala perintah Allah dan menjauhinya larangannya," jelas dia.

Acara peringatan Hari Santri PBNU ini dihadiri oleh Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, dan segenap pengurus Syuriyah, Tanfidziah PBNU serta ratusan Nahdliyyin.

Dalam tauhjihahnya (arahannya), menurut Kiai Muiz, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyampaikan bahwa nilai-nilai perjuangan dalam tagline peringatan Hari Santri tahun ini, "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan" adalah melanjutkan juhud dan jihad yang terus menerus (mutawashil) untuk memenangkan masa depan.

Kiai Miftachul Akhyar juga menjelaskan tentang pengertian atau takrif santri sebagai berikut.

بِشَاهِدِ حَالِهِ هُوَ مَنْ يَعْتَصِمُ بِحَبْلِ اللهِ اْلمَتِيْنِ وَيَتَّبِعُ سَنَّةَ الرَّسُوْلِ اْلاَمِيْنِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ يَمِيْلُ يُمْنَةً وَلاَيُسْرَةً فِىْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ

“Santri berdasarkan peninjauan tindak langkahnya adalah orang yang berpegang teguh dengan Alquran dan mengikuti sunnah Rasul serta teguh pendirian dalam setiap waktu dan keadaan".

"Jadi santri itu adalah mereka yang selalu berpegang teguh pada pendiriannya, tidak mudah goyang, tidak mudah patah arang, dan tidak mudah putus asa berhenti di tengah jalan. Santri harus selalu istiqamah mengikuti jejak langkah kiainya, mengikuti Alquran dan sunnah Nabi. Dalam diri santri harus memiliki pegangan dan bekal yang kuat," jelas Kiai Muiz.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler