Wahai Muslim, Ingatlah 5 Pesan Rasulullah SAW Ini Sebelum Sholat

Sholat adalah tiang agama dalam Islam

AP Photo
Umat Islam menunaikan sholat. Sholat adalah tiang agama dalam Islam
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Bukan rahasia lagi bagi siapa pun bahwa sholat dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi, dan Nabi SAW menggambarkan kedudukan tersebut dengan sesuatu yang nyata yang lebih mendekatkan maknanya, dengan mengibaratkannya sebagai tiang rumah yang menjadi fondasi bangunan.

Tidak mengherankan jika Nabi SAW banyak memberikan pesan agar sholat dilaksanakan sebaik-baiknya baik dari aspek syariat maupun spiritual nya. Berikut ini lima pesan utama Rasulullah SAW sebelum melakukan sholat.

Pertama, perintah untuk melakukan rukuk dan sujud

عن أنس بن مالك، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «أقيموا الركوع والسجود فو الله إني لأراكم من بعدي - وربما قال: من بعد ظهري - إذا ركعتم وسجدتم

Baca Juga



Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda, “Perhatikanlah ruku' dan sujud, karena demi Allah, aku melihat kalian sepeninggalku, atau beliau berkata, di belakang punggungku, jika kalian ruku dan sujud. (HR Bukhari Muslim)

Dalam riwayat Bukhari, “Apakah kalian melihat kiblatku di sini, demi Allah, aku tidak menyembunyikan rukuk dan sujud kalian, tetapi aku melihat kalian di belakangku.”

Pesan ini, yang mencakup perintah untuk shalat dengan baik dan menyempurnakan ruku dan sujud, disampaikan dari atas mimbar setelah sholat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama mereka, dan beliau memperingatkan mereka bahwa beliau melihat mereka dari belakang.

Sebagaimana beliau melihat mereka dari depan, yang mana ini merupakan salah satu sifat dan mukjizat beliau yang diberikan Allah SWT dan beliau biasa menimbang sholat mereka serta menilainya agar sholat mereka sesuai dengan tujuannya dan bermanfaat bagi pemiliknya.

Seandainya salah seorang dari kita shalat di hadapan Rasulullah SAW, maka bagaimanakah shalatnya, apakah sesuai dengan apa yang disyariatkan?

Jika penglihatan Rasulullah SAW saja dituntut untuk memperbaiki dan menegakkannya, maka lebih-lebih lagi penglihatan Allah SWT yang dibebankan kepada hamba-hamba-Nya, yang dengan penglihatan tersebut mereka mendekatkan diri kepada-Nya.

Kedua, nasihat bahwa pahala sholat itu sesuai dengan kehadiran hati. Bisa jadi orang yang sholat itu dikuasai kesibukan hati sehingga dia lalai dari tempat sholat atau sebagiannya, maka salatnya tetap sah dan tidak perlu diulang.

BACA JUGA: Jamuan Makan Malam Terakhir, Perpisahan Mengenaskan Pasukan Elite Golani Israel

Namun pahalanya berkurang sesuai dengan lalai yang dia lakukan, ini adalah pendapat mayoritas ulama, termasuk imam yang empat, dan sebagian ulama berpendapat bahwa sholatnya tidak sah secara batin meskipun secara lahiriah sah, karena tujuan sholatnya tidak tercapai, sebagaimana salatnya orang munafik, karena dia tidak terbebas dari kesibukannya secara batin.

عن عمار ابن ياسر عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: «إن العبد لينصرف من صلاته، ولم يكتب له منها إلا نصفها، إلا ثلثها، إلا ربعها، إلا خمسها، إلا سدسها، إلا سبعها، إلا ثمنها، إلا تسعها، إلا عشرها

Ammar Ibnu Yasir, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba meninggalkan sholatnya, dan ia tidak akan dicatat baginya kecuali setengahnya, sepertiganya, seperempatnya, seperlima, seperenam, seperdelapanya, seperlima, seperdelapan, sepersepuluh.” Hal ini menunjukkan bahwa seorang hamba mempunyai kewajiban yang sangat berat dalam memerangi pikiran dan bisikan, serta tidak boleh terbawa olehnya.

 

Ketiga, pesan Rasulullah SAW bahwa sholat adalah untuk dirinya sendiri.

عن أبي هريرة، قال: صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما ثم انصرف فقال: «يا فلان، ألا تحسن صلاتك؟ ألا ينظر المصلي إذا صلى كيف يصلي؟ فإنما يصلي لنفسه، إني والله لأبصر من ورائي كما أبصر من بين يدي»

Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Suatu hari Rasulullah SAW sholat, kemudian beliau pergi dan berkata, “Wahai Fulan, tiddakkah kamu memperbaiki sholatmu? Tidakkah orang yang shalat harus melihat bagaimana dia sholat, karena dia sholat untuk dirinya sendiri. (HR Bukhari) 

Ibnu Hajar berkata dalam Fath al-Bari: “Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang melihat orang yang salatnya buruk, maka hendaklah ia memerintahkannya untuk memperbaiki salatnya, menasihatinya, dan memperbanyak nasihat, karena hati akan merespons kebenaran dengan nasihat yang baik dan tidak merespons dengan kekerasan, terutama jika nasihat itu bersifat umum dan tidak spesifik, dan jika bersifat spesifik, maka ia akan melunakkan perkataannya. Allah -Ta'ālā- berfirman kepada Nabi-Nya SAW dalam surat an-Nahl ayat 125 dan an-Nisa ayat 63
pelajaran yang baik.

Keempat, nasihat bahwa sholat adalah amalan pertama yang akan dihisab seorang hamba.

عن أبي هريرة- رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة من عمله صلاته، فإن صلحت فقد أفلح ونجح، وإن فسدت فقد خاب وخسر، فإن انتقص من فرضته شيءٌ، قال الرب عزّ وجلّ: انظروا هل لعبدي من تطوع فيكمل بها ما انتقص من الفريضة؟

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Amalan pertama yang akan dihisab seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya, jika salatnya baik, maka ia telah berhasil dan sukses, dan jika salatnya jelek, maka ia telah gagal dan merugi, dan jika ada yang kurang dari salatnya, maka Allah -Ta'ālā- akan berkata, ”Lihatlah, apakah hamba-Ku ini memiliki kesungguhan? Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki amal-amal sunnah untuk melengkapi apa yang kurang dari salat wajibnya, dan kemudian sisa amalnya akan seperti ini.” (HR Dawud)

Ini adalah nasihat yang sangat bagus yang menekankan pentingnya shalat dalam timbangan akhirat, karena ia merupakan kriteria bagi semua amal lainnya, karena jika shalat dilakukan dengan benar, ia akan mengatur semua amal lainnya dan membantu pemiliknya untuk melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang.

Ibnul Qayyim berkata dalam “Ash-Shalat wa Hukum Tarikiha": “Allah tidak menerima puasa, haji, sedekah, jihad, dan amalan lainnya dari orang yang tidak melaksanakannya, sebagaimana dikatakan oleh Awn bin Abdullah: “Apabila seorang hamba masuk ke dalam kuburnya, maka yang pertama kali ditanyakan kepadanya adalah sholatnya, jika ia melaksanakannya, maka seluruh amalannya akan diterima, dan jika ia meninggalkannya, maka tidak ada satu pun amalannya yang diterima. Itu saja.

Kelima, pesan agar orang yang sholat disibukkan dengan masalah salat:

Sholat adalah kesibukan yang agung, jika dia terhalang mendapatkan itu maka ia terlibat masalah besar. Hendaknya tidak berpaling darinya meski itu kebaikan sekalipun, apalagi hanya perkara sia-sia belaka dan menyibukkan batik kita dari selain sholat.
عن عبد الله ابن مسعود، قال: كنت أسلم على النبي صلى الله عليه وسلم وهو في الصلاة فيرد علي، فلما رجعنا سلمت عليه فلم يرد علي وقال: «إن في الصلاة لشغلا
Dari Abdullah Ibn Masud RA, berkata, “Saya biasa memberi salam kepada Nabi ketika beliau sedang sholat, tetapi ketika kami kembali, saya memberi salam dan beliau tidak menjawab, dan beliau berkata, 'Sesungguhnya dalam shalat itu ada kesibukan yang besar." (HR BUkhari

BACA JUGA: Jika Benar-benar Berdiri, Ini Negara 'Islam' Pertama yang Halalkan Alkohol dan Bela Israel

Mengenai makna hadits tersebut, al-'Ayni mengatakan dalam Syarah Sunnah Abu Dawud menjelaskan“Tugasnya adalah menyibukkan diri dengan sholatnya, merenungkan apa yang diucapkannya, dan tidak disibukkan dengan hal lain, sehingga ia tidak menjawab salam dan tidak pula yang lainnya. Itu saja.

Demikianlah beberapa nasihat Nabi SAW dalam menyempurnakan sholat dan menunaikannya dengan baik. Banyak sekali nasihat Nabi SAW dalam masalah ini, dan banyaknya nasihat tersebut menunjukkan betapa pentingnya kewajiban yang agung ini, dan menjadi kewajiban seorang hamba untuk melaksanakan apa yang telah dinasihatkan oleh Nabi SAW kepadanya.

Infografis Rukun Sholat - (Dok Republika)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler