Dua Mata yang tak Disentuh Api Neraka Kelak dan Apa Sebabnya?
Terdapat dua mata hamba Muslim yang tak akan tersentuh api neraka
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Terdapat sejumlah riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW menyebut dua kategori mata Muslim yang tak tersentuh api neraka.
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ
الله، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ الله
Dari Abdullah bin Abbas, RA dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan disentuh api neraka kecuali dua mata, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang tetap terjaga di jalan Allah." (HR TIrmidzi).
Tidak diragukan lagi bahwa lolos dan selamat dari neraka merupakan tuntutan bagi setiap orang yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir, dan kekhawatiran yang menghantui hamba-hamba Allah SWT yang saleh.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS Ali Imran 185).
Pertama: “Mata yang menangis karena takut kepada Allah”. Mata yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan tersentuh api neraka, karena mata itu mengikuti hati, jika hati melunak, maka mata akan menangis, dan jika hati mengeras, maka mata akan menjadi gersang, sebagaimana perkataan Imam Ibnul Qayyim dalam kitab “Bada''l al-Fawaid”:
“Setiap kali mata menjadi mandul dri menangis karena takut kepada Allah, ketahuilah bahwa kemandulannya disebabkan oleh kekerasan hati, dan hati yang paling jauh dari Allah SWT adalalah hati yang keras.” Nabi SAW berlindung dari hati yang tidak takut, beliau bersabda:
اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع، ومن قلب لا يخشع، ومن نفس لا تشبع، ومن دعوة لا يستجاب لها
“Ya Allah, aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak takut, dari jiwa yang tidak merasa cukup, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR Muslim).
BAC JUGA: Ehsan Daqsa Komandan Elite IDF Tewas Mengenaskan di Jabalia Utara, Ini Jejak Militernya
Allah telah memuji orang-orang yang menangis karena takut kepada-Nya, dalam Alquran:
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا ۩
"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Mahapemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis." (QS Maryam 58).
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA bahwa dia membaca ayat ini, lalu dia bersujud dan berkata, “Ini adalah sujud, tetapi di manakah tangisannya?”
Sebagaimana juga, menangis takut kepada Allah SWT sebab turunnya rahmat ketika di Padang Mahsyar kelak.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: سبعة يظلهم الله في ظله، يوم لا ظل إلا ظله... ورجلٌ ذكر الله خالياً ففاضت عيناه
Dari Abu Hurairah RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada tujuh orang yang dinaungi Allah dengan naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya...Pria yang berdzikir kepada Allah saat sepi lalu matanya meleleh." (HR Bukhari dan Muslim).
Kedua, "Dan mata yang tetap terjaga untuk berjaga-jaga di jalan Allah".
Berjaga jalan Allah adalah salah satu barisan jihad yang paling agung, karena para penjaga berada di barisan terdepan untuk memerangi musuh, atau mereka berjaga di malam hari untuk melindungi pasukan dari musuh, Imam Ibnu an-Nuhhas berkata,
“Ketahuilah bahwa menjaga di jalan Allah adalah salah satu ibadah teragung. ketaatan tertinggi, dan jenis ribath (aktivitas berperang) terbaik, dan siapa pun yang menjaga kaum Muslimin di tempat yang dikhawatirkan didatangi musuh adalah seorang murabith.”
Namun, beberapa ulama telah memperluas konsep penjagaan, tidak membatasinya pada jihad melawan orang-orang kafir saja.
Mulla Ali al-Qari mengatakan dalam Mirqaat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih, menjelaskan hal ini:
“Ini adalah tingkatan para mujahidin dalam beribadah, yang meliputi ibadah haji, mencari ilmu, jihad, atau ibadah, dan tampaknya ini berarti penjaga para mujahidin untuk melindungi mereka dari orang-orang kafir,” kata al-Taybi:“Ini adalah perumpamaan bagi orang yang berilmu yang beribadah kepada para mujahid dengan dirinya sendiri, karena Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (QS Fatir 28), di mana rasa takut itu hanya terbatas pada diri dan tidak melebihi mereka. Maka korelasinya antara kedua mata seorang mujahid dengan jiwa dan setan, dan mata seorang mujahid dengan orang-orang kafir.”
Mengenai makna jihad, sahabat besar Abdullah bin Amr RA berkata, “Aku lebih suka tetap terjaga sebagai penjaga yang takut di jalan Allah daripada menyumbangkan seratus ekor unta.”
BACA JUGA: Pengakuan Mengejutkan Pemilik Rumah Lokasi Yahya Sinwar Menjemput Kesyahidannya
Imam Al-Munawi dalam Faidh al-Qadir berkata, “Beliau menyamakan mata yang menangis dengan mata yang berjaga karena keduanya sama-sama berjaga karena Allah, orang yang menangis menangis di tengah malam karena takut kepada Allah, sedangkan orang yang berjaga karena takut kepada agama Allah.” Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang menangis karena takut kepada-Nya, dan menjadikan kita sebagai salah satu dari para penjaga di jalan Allah.
Bagaimana Bisa Komandan Pasukan Elite Israel Berhasil Dibunuh Pejuang di Jabalia Utara?
http://republika.co.id/berita//slppuc320/bagaimana-bisa-komandan-pasukan-elite-israel-berhasil-dibunuh-pejuang-di-jabalia-utara