ICMI Minta Prabowo Berani Terapkan Wajib Belajar 15 Tahun

Mereka yang memiliki masalah ekonomi cenderung sulit mengakses pendidikan.

M Fauzi Ridwan.
Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Teknologi Bandung (UTB) menggelar seminar nasional dengan tema arah pembangunan politik pendidikan tahun 2024-2029 di Auditorium FPMIPA UPI, Kota Bandung, Jumat (25/10/2024). Ratusan peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia khususnya Jawa Barat.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) memberikan catatan kritis terhadap kondisi pendidikan Indonesia. Sejumlah permasalahan masih terjadi terkait kebijakan pendidikan, pemerataan pendidikan hingga infrastruktur dan jumlah guru yang masih terbatas.

Baca Juga


ICMI berharap masalah pendidikan dapat diselesaikan di masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. ICMI membahas pendidikan di seminar nasional bertema arah pembangunan politik pendidikan Indonesia di Auditorium FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/10/2024).

Salah seorang narasumber Prof Aris Munandar Ketua ICMI Sulawesi Selatan yang merupakan mantan Rektor Universitas Negeri Makassar mengungkap sejumlah permasalahan pendidikan di Indonesia yang masih menahun terjadi mulai dari wajib belajar yang hanya sembilan tahun. Dimulai alokasi dana untuk perguruan tinggi yang kecil hingga angka partisipasi sekolah di jenjang SMP hingga SMA yang rendah. Selain itu, mereka yang memiliki masalah ekonomi cenderung mengalami hambatan saat mengakses pendidikan hingga ke jenjang tinggi.

"Kelompok terbawah (ekonomi terbawah) makin mengakses pendidikan ke jenjang atas makin banyak hambatan," ucap dia kepada peserta seminar, Jumat (25/10/2024).

Ia pun mengangkat persoalan gaji guru TK yang sangat memprihatinkan. Termasuk keberpihakan kepada perguruan tinggi negeri di bagian wilayah timur Indonesia yang masih dibedakan seperti bantuan operasional PTN.

 

Pada masa presiden baru Prabowo Subianto, Prof Aris berharap wajib belajar bisa mencapai 15 tahun dan termuat di RUU Sisdiknas. Dengan wajib belajar 15 tahun, maka upaya meningkatkan pemerataan pendidikan diharapkan berjalan dengan baik."Wajib belajar 15 tahun itu yang harus dilakukan," kata dia.

Ke depan, dia menegaskan, hal yang harus dilakukan yaitu pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pembelajaran, penguatan karakter. Hal lainnya yang tidak kalah penting yakni perbaikan ruang kelas, pemenuhan jumlah dan mutu guru.

Sementara itu, Rektor UPI Prof M Solehuddin mengatakan proses kebijakan pendidikan yang kurang bermutu akan berdampak termasuk kepada pengelolaan anggaran. Ia menyoroti postur anggaran pendidikan tinggi yang kecil dibandingkan kementerian lain."Kalau dianalisis lebih jauh dilihat dari layanan (peserta didik) anggaran terendah dibandingkan kementerian lain," ungkap dia.

Selain itu, anggaran daerah untuk pendidikan sedikit karena anggaran yang diperoleh dari pusat.Mantan Rektor Universitas Negeri Padang yang juga merupakan Ketua Majelis Pendidikan Tinggi ICMI menyebut terjadi perubahan paradigma di masyarakat yang melihat perguruan tinggi tidak lagi menjadi agen pendidikan. Namun, saat ini masyarakat melihat sebagai agen pengembangan ekonomi.

Petugas dibantu pelajar memasang bingkai foto presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (21/10/2024). - (Republika/Thoudy Badai)

Dengan kondisi seperti itu, ia menyebut perguruan tinggi harus melahirkan berbagai paten. Selain itu perguruan tinggi harus menjadi enterpreneur university.

"Diharapkan masyarakat bisa berperan agen pengembangan ekonomi. Bagaimana bisa berkembang seperti itu tentu perguruan tinggi harus melahirkan berbagai paten," kata dia.

Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Herry Suhardiyanto yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum ICMI mengatakan Indonesia harus memiliki konsep pembangunan pendidikan jangka panjang."Harus ada konsep pembangunan pendidikan jangka panjang untuk kepentingan nasional," kata dia.

Ke depan, ia menambahkan seluruh perguruan tinggi harus sudah fokus berpikir menjadi universitas kelas dunia. Sehingga ia pun mengatakan bahwa bagaimana mendorong mahasiswa luar negeri kuliah di Indonesia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler