Demi Bertahan di Tanah Airnya, Ribuan Orang di Gaza Terancam Dieksekusi oleh Zionis Israel

Tentara Israel terus melakukan serangan mematikan di Gaza Utara.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Kerabat warga Palestina yang syahid dalam serangan udara Israel berduka di rumah sakit Syuhada Al Aqsa di kota Deir Al Balah, Jalur Gaza tengah, 29 Oktober 2024.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA - Perwakilan tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour memperingatkan, ribuan warga Palestina di Gaza Utara menghadapi eksekusi massal karena menolak meninggalkan tanah dan rumah mereka. Riyad Mansour menyampaikan hal itu di dalam sesi Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di Timur Tengah, serta mengkritik mereka yang terus melindungi Israel, pihak yang dianggap sebagai penindas warga Palestina.

Baca Juga


Dalam paparannya tentang kondisi di Gaza, khususnya di bagian utara, Mansour mengatakan bahwa “ratusan ribu warga Palestina berisiko mati seketika dan menghadapi eksekusi karena menolak meninggalkan tanah mereka.”

“Warga Palestina dikepung dan menjadi sasaran pengeboman serta kelaparan. Mereka tahu jika meninggalkan wilayah mereka, mereka tidak akan diizinkan untuk kembali,” kata dia, Rabu (30/10/2024).

Tentara Israel terus melakukan serangan mematikan di Gaza Utara sejak 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok Hamas bangkit kembali di tengah pengepungan wilayah tersebut. Namun, warga Palestina meyakini, Israel ingin menduduki wilayah itu dan memaksa penduduknya untuk pindah.

Mansour menegaskan bahwa rakyat Palestina “tidak dapat memahami bagaimana para penindas mereka (Israel) terus mendapat perlindungan sementara korban Palestina ditinggalkan begitu saja.”

“Saat kami berupaya mengakhiri impunitas Israel, negara tersebut terus melakukan kejahatan demi kejahatan, menantang seluruh negara dan PBB,” katanya.

 

Mansour juga menyoroti “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap PBB, organisasi kemanusiaan, dan media saat Israel berupaya untuk mengintimidasi dan membungkam mereka.”

Dia menambahkan bahwa “Israel berperang melawan PBB dan telah melampaui batas, melanggar setiap aturan dan menantang semua larangan.”

Serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza terus berlangsung sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera. Lebih dari 43.060 orang meninggal, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 101.200 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan ini telah membuat hampir seluruh populasi di wilayah Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler