Wadirut Bio Farma: Perang Gaza Sempat Setop 3 Hari karena Vaksinasi Polio
Bio Farma telah mendistribusikan vaksin untuk 700 juta anak di 153 negara.
M Nursyamsyi/Republika
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Gita Amanda
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bio Farma (Persero) menorehkan prestasi membanggakan dengan menjadi pemain utama dalam produksi vaksin dunia. Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi menyampaikan Bio Farma telah mendistribusikan vaksin untuk 700 juta anak di 153 negara, tak terkecuali anak-anak Palestina.
Baca Juga
"Yang baru saja di September itu sangat menarik, perang di Gaza itu sudah setahun berjalan dan hampir setiap hari tidak setop," ujar Soleh saat media briefing bersama Menteri BUMN Erick Thohir terkait Perkembangan Bio Farma di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Soleh mengatakan situasi ketegangan di Gaza sempat mereda untuk beberapa saat. Hal ini terjadi lantaran adanya kegiatan vaksinasi polio untuk anak-anak di Gaza.
"Ada tiga hari di September perang itu setop karena ada vaksinasi polio dan vaksin yang digunakan itu vaksin Bio Farma yang gambarnya muncul di mana-mana," ucap Soleh.
Soleh mengatakan Bio Farma akan terus meningkatkan kontribusinya untuk dunia melalui kapasitas produksi di Pasteur, Bandung, sebesar 3,1 miliar dosis vaksin. Soleh menyampaikan Bio Farma pun telah mengantongi kontrak ekspor vaksin senilai Rp 1,4 triliun untuk 2025.
"Ini baru setengahnya karena target kita tahun depan itu sebesar Rp 3 triliun untuk pasar ekspor," kata Soleh.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi pencapaian positif PT Bio Farma (Persero) selaku induk holding BUMN farmasi. Erick menyampaikan Bio Farma yang memiliki kapasitas produksi 3,1 miliar dosis vaksin menjadi salah satu dari tujuh pemasok terbesar WHO berdasarkan volume.
Tak hanya itu, lanjut Erick, Bio Farma juga telah mendistribusikan vaksin ke 150 negara dengan nilai ekspor pada 2023 mencapai Rp Rp 2,9 triliun. Terbaru, Erick sampaikan, Bio Farma telah mengantongi kontrak ekspor vaksin dari berbagai negara dan lembaga kesehatan dunia senilai Rp 1,4 triliun untuk 2025.
"Artinya kesuksesan ini sebuah konsistensi bahwa kita ini negara besar yang juga mampu menjadi ekosistem rantai pasok vaksin dunia," ujar Erick dalam media briefing terkait Perkembangan Bio Farma di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler