2 Sunnah Baik Setelah Sholat 5 Waktu yang Banyak Ditinggalkan Pascapandemi Covid-19
Bersalaman dan dzikir sesudah sholat mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Jika kita mencermati fenomena kebiasaan masyarakat Muslim Indonesia pascapandemi-Covid-19, akan kita dapat salah satu pemandangan yang hilang, yaitu bersalaman dengan sesama jamaah dan berdzikir sesudah sholat.
Padahal, salaman tersebut merupakan salah satu sunnah yang dipertahankan para generasi salaf.
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, KH Ma’ruf Khozin, menegaskan bahwa bersalaman setelah sholat banyak sekali dijelaskan ulama salaf di sejumlah karya mereka.
Di antaranya adalah Imam Nawawi pengarang kitab Al Minhaj fi Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj mengatakan, bersalaman setelah sholat Subuh dan Ashar adalah bidah yang diperbolehkan. Mana haditsnya?
Terdapat dua hadits. Para sahabat setelah sholat berebut bersalaman dengan Nabi setelah Ashar (HR Bukhari). Dalam riwayat lain setelah Subuh (riwayat Ahmad). Berikut isi haditsnya:
ﻋَﻦِ اﻟﺤَﻜَﻢِ، ﻗَﺎﻝَ: ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺃَﺑَﺎ ﺟُﺤَﻴْﻔَﺔَ، ﻗَﺎﻝَ: «ﺧَﺮَﺝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺑِﺎﻟﻬَﺎﺟِﺮَﺓِ ﺇِﻟَﻰ اﻟﺒَﻄْﺤَﺎءِ، ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﺛُﻢَّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ، ﻭَاﻟﻌَﺼْﺮَ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ، ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻋَﻨَﺰَﺓٌ» ﻗَﺎﻝَ ﺷُﻌْﺒَﺔُ ﻭَﺯَاﺩَ ﻓِﻴﻪِ ﻋَﻮْﻥٌ، ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ ﺃَﺑِﻲ ﺟُﺤَﻴْﻔَﺔَ، ﻗَﺎﻝَ: «ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻤُﺮُّ ﻣِﻦْ ﻭَﺭَاﺋِﻬَﺎ اﻟﻤَﺮْﺃَﺓُ، ﻭَﻗَﺎﻡَ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓَﺠَﻌَﻠُﻮا ﻳَﺄْﺧُﺬُﻭﻥَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﻴَﻤْﺴَﺤُﻮﻥَ ﺑِﻬَﺎ ﻭُﺟُﻮﻫَﻬُﻢْ، ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﺧَﺬْﺕُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻓﻮﺿﻌﺘﻬﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻲ ﻓَﺈِﺫَا ﻫِﻲَ ﺃَﺑْﺮَﺩُ ﻣِﻦَ اﻟﺜَّﻠْﺞِ ﻭَﺃَﻃْﻴَﺐُ ﺭَاﺋِﺤَﺔً ﻣِﻦَ اﻟﻤِﺴْﻚِ» رواه البخاري
Dari Al Hakam dia berkata, “Aku mendengar Abu Juhaifah berkata,” Rasulullah SAW keluar menuju Batha’ lalu berwudhu dan sholat jamak Zuhur Ashar masing-masing dua rakaat, dan di tangannya ada sisa-sisa air. Syu’bah berkata dan Aun menambahkan, dari ayahnya Abu Juhaifah, berkata, ”Rasulullah lewat di belakangnya ada perempuan, para sahabat bergegas berdiri dan menyamber tangan Rasulullah (setelah sholat) lalu. mengusapkan ke wajah mereka. Abu Juhaifah berkata, ”Aku ambil raih tangan beliau lalu aku letakkan ke mukaku, dan ternyata dia lebih dingin dari salju dan lebih wangi dibanding aroma misk.” (HR Bukhari).
BACA JUGA: Presiden Ramaphosa: Afrika Selatan akan Selalu Bersama Palestina
ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑْﻦِ ﻳَﺰِﻳﺪَ ﺑْﻦِ اﻷَْﺳْﻮَﺩِ، ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ: ﺣَﺠَﺠْﻨَﺎ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝِ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺣَﺠَّﺔَ اﻟْﻮَﺩَاﻉِ، ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺑِﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺻَﻼَﺓَ اﻟﺼُّﺒْﺢِ ﺃَﻭِ اﻟْﻔَﺠْﺮِ ... ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﺃَﺷَﺐُّ اﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﻭَﺃَﺟْﻠَﺪُﻩُ. ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻤَﺎ ﺯِﻟْﺖُ ﺃَﺯْﺣَﻢُ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﺣَﺘَّﻰ ﻭَﺻَﻠْﺖُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻓَﺄَﺧَﺬْﺕُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻓﻮﺿﻌﺘﻬﺎ ﺇِﻣَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻲ ﺃَﻭْ ﺻَﺪْﺭِﻱ، ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻤَﺎ ﻭَﺟَﺪْﺕُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺃَﻃْﻴَﺐَ ﻭَﻻَ ﺃَﺑْﺮَﺩَ ﻣِﻦْ ﻳَﺪِ ﺭَﺳُﻮﻝِ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ. رواه احمد
Dari Jabir bin Yazid bin Al Aswad dari ayahnya, dia berkata, ”Kami haji bersama Rasulullah ketika haji wada, kemudian sholat subuh atau fajar dengan Rasulullah, ketika itu aku paling muda, aku masih berjubelan dengan sahabat lain sampai akhirnya berhadapan dengan Rasulullah, aku raih tangannya, lalu aku letakkan di atas wajah dan dadaku, tidak aku dapatkan sesuatu lebih dingin dan wangi ketimbang tangan Rasulullah SAW.” (HR Ahmad)
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan doa-doa yang bisa dibaca setelah selesai sholat lima waktu atau sholat fardu.
Setelah mengucapkan salam usai sholat, membaca istigfar sebanyak tiga kali. Kemudian membaca doa sebagai berikut ini:
اللَّهُمَ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzaljalaali wal ikram
“Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR Muslim)
Kemudian membaca:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syaiin qadiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu
“Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (HR Bukhari, Muslim, dan An-Nasa’i)
Kemudian membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, takbir 33 kali, dan tahlil 1 kali. Jika waktu tidak memungkinkan bisa diringkas menjadi tasbih 10 kali, tahmid 10 kali, dan takbir 10 kali.
BACA JUGA: Ini Dia Kesamaan Antara ISIS dan IDF Israel di Timur Tengah Menurut Pakar
Tasbih, yakni ucapan سبحان الله (subhaanallah) 33 kali
Tahmid, yakni ucapan الحمد لله (alhamdulillaah) 33 kali
Takbir, yakni ucapan الله أكبر (Allahu akbar) 33 kali
Selanjutnya membaca tahlil satu kali.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa illaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syaiin qadiir
“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” Kemudian membaca ayat kursi, Surat Al-Ikhlash, Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
"Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan sholat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu). Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata:
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
"Rasulullah SAW memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan sholat.” (Sahih HR Abu Dawud, Shahih Sunan Abu Dawud)