Peluang Sekaligus Risiko Teknologi Artificial Intelligence untuk Pendidikan
Teknologi AI bisa membantu banyak hal dalam proses belajar.
Oleh : M Muchlas Rowi*
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecerdasan buatan atau teknologi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) hari ini telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, dan pendidikan menjadi salah satu bidang yang semakin mendapat sentuhan digital. Di era Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi berkembang pesat, pendidikan juga harus mampu beradaptasi untuk mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan.
Teknologi AI bisa membantu banyak hal dalam proses belajar. Pertama, Pembelajaran yang dipersonalisasi. Pernah merasa pelajaran di sekolah terlalu cepat atau terlalu lambat? Dengan AI, setiap siswa bisa belajar dengan kecepatan dan cara yang paling sesuai dengan mereka. Sistem pembelajaran adaptif, misalnya, bisa menyesuaikan materi sesuai kemampuan setiap siswa. Jadi, siswa yang butuh lebih banyak waktu bisa mendapat dukungan tambahan, sementara yang lebih cepat bisa langsung ke materi berikutnya.
Selain itu, pengajaran yang lebih efisien juga menjadi salah satu keunggulan AI. Guru sering kewalahan dengan banyak tugas administratif, seperti mengoreksi tugas atau memantau perkembangan siswa. Dengan bantuan kecerdasan buatan, tugas-tugas ini bisa diotomatisasi. Guru jadi punya lebih banyak waktu untuk fokus ke pengajaran dan interaksi dengan siswa.
Teknologi ini juga membantu institusi pendidikan dalam pembelajaran berbasis data. Dengan data yang terkumpul dari proses belajar siswa, guru dan sekolah bisa mengambil keputusan yang lebih tepat. Misalnya, melihat area mana yang perlu diperbaiki dalam kurikulum atau strategi pengajaran tertentu. Jadi, data dari Ai bisa membantu membuat pendidikan lebih efektif.
Deep Learning
Salah satu tokoh penting di balik perkembangan teknologi AI adalah Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai "bapak deep learning." Hinton percaya bahwa deep learning merupakan terobosan besar dalam pemrosesan data yang memungkinkan komputer “belajar” dari data yang sangat besar tanpa aturan-aturan rumit. Menurutnya, teknologi ini sangat berpotensi membantu pendidikan dengan memahami pola belajar dan kebutuhan siswa secara mendalam.
Namun, Hinton juga mengingatkan bahwa deep learning membawa tantangan serius. Ia menyebut bahwa model AI saat ini masih belum sempurna, dan ketergantungan pada algoritma yang "belajar" dari data bisa menghadirkan risiko. Dalam konteks pendidikan, jika data yang digunakan untuk melatih model kurang lengkap atau bias, hasilnya bisa kurang akurat atau bahkan membahayakan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, Hinton menekankan pentingnya pemantauan dan pengembangan etis dalam penggunaan teknologi AI, terutama di bidang-bidang yang menyangkut masa depan anak-anak, seperti pendidikan.
Bukan hanya siswa yang mendapat manfaat, guru dan institusi pendidikan juga merasakan dampak positif dari AI. Salah satu keuntungannya adalah meningkatkan efektivitas pengajaran. Dengan inovasi tersebut, guru bisa memahami pola belajar siswa lebih mendalam, dan ini membantu mereka dalam menyusun metode pengajaran yang tepat.
Beberapa platform berbasis AI bahkan memungkinkan kolaborasi antar-guru untuk berbagi strategi pengajaran yang terbukti efektif.
Selain itu, AI juga bisa menjadi alat peningkatan kualitas guru. Misalnya, AI dapat menganalisis metode mengajar yang sudah dilakukan dan memberikan masukan mengenai kekuatan dan kelemahannya. Guru juga bisa mendapatkan pelatihan mandiri berbasis AI yang selalu update dengan perkembangan teknologi. Jadi, AI bukan hanya membantu siswa, tapi juga membantu guru menjadi lebih kompeten.
Keterampilan Abad 21
Di era digital, keterampilan teknologi adalah hal wajib. AI bisa membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan digital yang menjadi dasar kompetensi abad 21. Teknologi ini memungkinkan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Misalnya, AI bisa digunakan untuk membantu siswa belajar berpikir kritis dan memecahkan masalah dengan pendekatan baru yang lebih interaktif.
Selain itu, AI juga berperan dalam persiapan untuk dunia kerja masa depan. Dunia kerja saat ini menuntut keterampilan yang lebih spesifik, dan kecerdasan buatan bisa membantu siswa untuk belajar skill yang relevan. Ada banyak platform pembelajaran berbasis AI yang menggabungkan proyek praktis, sehingga siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga menerapkan langsung apa yang mereka pelajari.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam implementasi AI di pendidikan. Salah satunya adalah ketergantungan pada teknologi. Jika siswa terlalu bergantung pada teknologi mutakhir tersebut, ada risiko mereka kurang terlatih untuk berpikir kreatif dan mandiri dan bersosialisasi. Teknologi AI memang membantu, tetapi penting untuk memastikan bahwa siswa juga tetap bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan teknologi.
Selain itu, masalah privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama. Dalam prosesnya, AI mengumpulkan banyak data tentang siswa, seperti pola belajar dan informasi pribadi. Jika tidak ada regulasi yang tepat, data ini bisa disalahgunakan. Jadi, penting bagi institusi pendidikan untuk memiliki kebijakan yang jelas dalam melindungi privasi siswa.
Terakhir, adalah masalah kesetaraan akses. Tidak semua institusi pendidikan di Indonesia memiliki akses ke teknologi AI, terutama di daerah terpencil. Karena itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan bahwa teknologi AI bisa diakses secara merata agar semua siswa, baik di kota besar maupun di pelosok, bisa merasakan manfaatnya.
Di masa depan, kita perlu menciptakan pendidikan berbasis AI yang inklusif. Dan itu membutuhkan kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan perusahaan teknologi. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung, sementara sekolah dan perusahaan teknologi bisa berkolaborasi untuk menyediakan infrastruktur AI yang terjangkau. Pendidikan berbasis AI harus diarahkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, bukan sekadar efisiensi.
Selain itu, langkah konkret yang perlu diambil adalah memastikan AI digunakan secara etis. Artinya, penggunaan AI harus berorientasi pada kesejahteraan siswa dan peningkatan kualitas pengajaran, bukan hanya untuk keuntungan finansial.
Dengan begitu di masa depan AI akan menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Namun, penting untuk diingat bahwa AI hanyalah alat. Guru tetap memiliki peran utama dalam mendidik dan membentuk karakter siswa. Dengan kecerdasan buatan, guru bisa lebih fokus pada pengajaran, sementara tugas-tugas lain bisa ditangani teknologi. Harapan kita semua, pendidikan berbasis AI akan mencetak generasi yang lebih tangguh, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.
Kuncinya, adalah kolaborasi, baik itu murid, guru, orangtua, atau pemerintah, bekerja dalam menciptakan sistem pendidikan yang adaptif, inklusif, dan berdaya saing. Di tangan kita, masa depan pendidikan bisa menjadi lebih cerah dengan bantuan AI yang dikelola secara bijak.
*Dokter Ilmu Hukum, SKM kemendikdasmen bidang tranformasi digital dan AI, peserta konferensi AI4 2024 di Las Vegas