Universitas BSI-SMK Negeri 1 Teluk Batang Kembangkan IoT untuk Pertanian Modern

Perangkat pertanian pintar berbasis IoT diharapkan memberikan manfaat bagi petani.

Dok Republika
Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Pontianak dan SMK Negeri 1 Teluk Batang melakukan kolaborasi penelitian untuk mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) di sektor pertanian modern.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Pontianak dan SMK Negeri 1 Teluk Batang melakukan kolaborasi penelitian untuk mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) di sektor pertanian modern. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kalimantan Barat, terutama di Kabupaten Kayong Utara, dengan berfokus pada solusi teknologi bagi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Baca Juga


Kolaborasi penelitian ini melibatkan tim yang terdiri dari tiga dosen Universitas BSI Kampus Pontianak yakni Agung Sasongko, Raja Sabaruddin, dan Muhammad Iqbal. Mereka bekerja sama dengan Thok Maf Tukhin, guru SMK Negeri 1 Teluk Batang, dalam merancang perangkat pertanian pintar berbasis IoT yang diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi dunia pertanian di Kalimantan Barat.

Agung Sasongko selaku ketua tim peneliti mengatakan bahwa kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk mengembangkan teknologi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan. 

"Kami berharap hasil penelitian ini dapat berdampak positif terhadap perkembangan sektor pertanian di wilayah ini," kata Agung dalam keterangan rilis, Ahad (3/11/2024). 

Thok Maf Tukhin, perwakilan guru SMK Negeri 1 Teluk Batang, menambahkan bahwa kolaborasi ini memungkinkan kedua pihak untuk menciptakan perangkat pertanian pintar (smart farming) yang dapat diterapkan pada mata pelajaran di jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Dengan teknologi ini, ia berharap siswa dan para petani muda dapat semakin terinspirasi untuk memanfaatkan teknologi dalam sektor pertanian.

"Dengan kolaborasi ini, kami berupaya agar perangkat pertanian pintar ini terus berkembang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," jelas Thok Maf Tukhin.

Penelitian ini berfokus pada sistem IoT yang membantu petani memantau dan mengontrol lahan pertanian secara real-time. Teknologi ini memungkinkan pengukuran kelembaban tanah yang akurat untuk memicu penyiraman air secara otomatis, membantu menjaga kesuburan lahan dan efisiensi air.

Raja Sabaruddin juga mengungkapkan bahwa hasil penelitian akan didokumentasikan dan dipublikasikan secara ilmiah agar menjadi referensi dalam pengembangan teknologi pertanian di daerah lain. 

“Kami berharap kolaborasi ini dapat menjadi model percontohan bagi pengembangan teknologi pertanian modern di Kalimantan Barat,” tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler