BPBD Bogor, Tangani Pohon Tumbang Hingga Atap dan Tembok Ambruk Akibat Cuaca Ekstrem
Satu atap rumah warga ambruk saat hujan deras disertai angin kencang
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, menangani lima titik terdampak bencana cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Yakni, pohon tumbang, atap rumah ambruk dan tembok rumah ambruk.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Hidayatulloh lima kejadian bencana itu terjadi pada Ahad (3/11) saat hujan deras dan angin kencang. “Pada Minggu terjadi satu kejadian dahan patah, dua kejadian pohon tumbang, satu kejadian atap rumah warga ambruk, dan satu kejadian tembok rumah warga ambruk,” ujar Hidayatulloh, Senin (4/11/2024).
Hidayatulloh mengatakan, dahan pohon yang patah terjadi di depan Gelanggang Olahraga Padjajaran, Kelurahan Tanah Sareal. Dahan satu jenis pohon Kenari dengan diameter 20 sentimeter dan panjang 12 meter menimpa kabel PLN dan kabel optik.
Sementara itu, kata Hidayatulloh, satu pohon jambu jamaika setinggi 8 meter dengan diameter 30 sentimeter tumbang dan menimpa atap rumah. “Peristiwa ini terjadi di rumah dinas Kapolresta Bogor Kota di Kelurahan Tanah Sareal, sehingga atap rumah mengalami kerusakan ringan," katanya.
Pohon tumbang lain, kata dia, terjadi di perumahan Villa Bogor Indah, Kelurahan Ciparigi. Pohon lengkeng setinggi 7 meter ini tumbang dan menimpa atap rumah warga.
Hidayatulloh mengatakan di Kelurahan Loji terdapat satu atap rumah warga ambruk saat hujan deras disertai angin kencang. Saat ini, dibutuhkan bantuan sosial tidak terduga dari dinas terkait untuk menangani kerusakan ini. “Kondisi konstruksi rangka atap rumah sudah rapuh. Kami mengimbau pihak terdampak yang masih menempati rumahnya agar hati-hati apabila terjadi hujan deras disertai angin kencang, karena dikhawatirkan terjadi lagi atap ambruk susulan,” paparnya.
Kemudian, kata dia, di Gang Karet, Kelurahan Tanah Sareal terdapat satu kejadian tembok rumah warga ambruk. dimana dalam kejadian ini dua rumah warga yang berdekatan mengalami rusak berat. “Peristiwa terjadi karena fondasi rumah terkikis dampak derasnya aliran air selokan atau pembuangan warga. Kondisi konstruksi bangunan juga sudah rapuh,” kata Hidayatulloh.
BPBD mengimbau pihak terdampak untuk mengungsi, karena dikhawatirkan terjadi ambruk susulan. Korban untuk sementara mengungsi ke hunian sementara yang difasilitasi oleh pihak terkait.