Bahlil: Kebocoran Subsidi BMM dan Listrik Mencapai Rp100 Triliun

Sekitar 30 persen dari subsidi tidak tersalurkan dengan tepat.

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Petugas mengisi BBM jenis solar di SPBU Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta.
Rep: Dian Fath Red: Wisnu Aji Prasetiyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, sekitar 30 persen dari subsidi yang dialokasikan untuk bahan bakar minyak (BBM) dan listrik tidak tersalurkan dengan tepat. Ia mencatat potensi kebocoran subsidi tersebut mencapai angka yang mengkhawatirkan hingga Rp 100 triliun.


Bahlil menjelaskan, estimasi kebocoran subsidi ini diperoleh dari laporan yang disampaikan oleh perusahaan negara yang memiliki tanggung jawab di bidang ini, seperti Pertamina dan PLN, serta BPH Migas. Adapun, untuk 2024, total subsidi yang disediakan mencapai Rp 435 triliun, yang mencakup kompensasi dan subsidi.

Bahlil melanjutkan, akibat kebocoran subsidi ini, maka masyarakat yang seharusnya menerima manfaat, terutama kalangan kurang mampu, tidak dapat merasakannya sepenuhnya. Oleh karenanya, dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan rapat untuk mencari cara agar subsidi dapat tersalurkan dengan lebih tepat. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah penyaluran subsidi melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT).

 

 

Video Editor | Eko Supriyadi

sumber : Alex Perdana
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler