Menang Jadi Presiden, Muslim Amerika Desak Trump Penuhi Janji Akhiri Genosida Gaza
Meski minoritas, warga Amerika Arab dan Muslim memiliki pengaruh besar dalam pemilu.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah mendesak Presiden terpilih Donald Trump untuk memprioritaskan pemenuhan janji kampanyenya untuk mengejar perdamaian di luar negeri, termasuk mengakhiri genosida Israel terhadap Gaza yang terkepung.
Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada politisi atau partai yang memiliki suara Muslim.
"Ke depannya, kami berharap semua pejabat terpilih benar-benar menanggapi masalah mendesak para pemilih Muslim. Ini termasuk Presiden Terpilih Trump," kata Awad, dilansir di TRT World, Rabu (6/11/2024).
Dia menambahkan Trump berjanji mengakhiri pertumpahan darah di Gaza dan mengutuk kebijakan mantan presiden AS George Bush dan wakil presidennya Dick Cheney yang mendatangkan malapetaka di dunia Muslim.
"Penting bagi Presiden Terpilih Trump untuk sekarang mengakui bahwa sebagian besar orang Amerika, termasuk Muslim Amerika yang mendukungnya, tidak ingin melihat lebih banyak kefanatikan di dalam negeri atau lebih banyak perang di luar negeri," kata Awad.
"Presiden terpilih harus memenuhi janji kampanyenya untuk mengejar perdamaian di luar negeri, termasuk dengan mengakhiri perang di Gaza. Namun, ini harus menjadi perdamaian sejati yang didasarkan pada keadilan, kebebasan, dan negara bagi rakyat Palestina," katanya.
Trump melampaui 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan ulang pada Rabu pagi dan saat ini berada di posisi 292 berbanding 224 milik Harris, menurut The Associated Press.
"Kami mengatasi rintangan yang tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun. Ini benar-benar akan menjadi zaman keemasan Amerika," kata Trump dalam pidato kemenangannya di negara bagian Florida pada Rabu pagi.
CAIR juga meminta pejabat Demokrat untuk belajar dari hilangnya dukungan Wakil Presiden Harris di antara umat Muslim dan pemilih lain yang menentang genosida di Gaza. Kelompok tersebut juga berjanji bekerja sama dengan mitra dan sekutu dalam beberapa bulan dan tahun mendatang untuk sekali lagi menentang pengejaran kebijakan domestik atau luar negeri yang tidak adil atau merugikan oleh pemerintahan baru.
Meskipun minoritas, warga Amerika Arab dan Muslim memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pemilihan, terutama di negara-negara bagian yang masih belum jelas. Trump akan dilantik untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih pada 20 Januari 2025. Harris, sebagai wakil presiden, dijadwalkan untuk mengawasi upacara pelantikan di Capitol.
BACA JUGA: Naskah Khutbah Jumat: Kesengsaraan Orang Kafir