Tidak Ada Nama Jokowi dan Gibran di Struktur DPP Golkar yang Diumumkan Bahlil

Bahlil banyak menerima aspirasi agar Jokowi dan Gibran masuk kepengurusan Golkar.

Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.
Rep: Bambang Noroyono Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tak ada nama Joko Widodo (Jokowi) dalam struktur kepengurusan DPP Golkar 2024-2029. Nama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pun tak masuk dalam kepengurusan baru Partai Beringin yang diumumkan oleh Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia, Kamis (7/11/2024).

Baca Juga


Meskipun, kata Bahlil, ada banyak kader internal, maupun dari masyarakat yang mendorong agar mantan presiden, dan putranya tersebut, untuk bergabung dalam kepengurusan Pohon Beringin. Bahlil, pada Kamis (7/11/2024) resmi mengumumkan struktur kepengurusan lengkap DPP Golkar periode 2024-2029.

Sebelum diumumkan, beredar kabar tentang nama Jokowi, dan putranya, Gibran, masuk sebagai kader, dan kepengurusan Partai Golkar. Akan tetapi, dari sekitar 150-an nama kader yang masuk dalam struktur kepengurusan lengkap DPP Golkar, tak ada nama Jokowi, maupun Gibran.

“Kami menyampaikan bahwa nama Bapak Presiden ke-7 Republik Indonesia, Bapak Presiden Jokowi, tidak dalam kepengurusan. Baik dalam dewan kehormatan, dewan pembina, maupun dalam struktur. Termasuk Mas Wakil Presiden Gibran (tidak masuk),” kata Bahlil di Kantor DPP Golkar, di kawasan Slipi, Jakarta Barat (Jakbar), Kamis (7/11/2024).

Menurut Bahlil, soal Jokowi, dan Gibran disorong-sorong masuk dalam kepengurusan Partai Golkar, bukan kali ini. Sebelum pelaksanaan Munas Golkar 2024, yang mendapuk Bahlil sebagai ketua umum, seputar Jokowi, dan Gibran bergabung dengan Partai Golkar, pun sudah berembus kencang.

Bahkan, kata Bahlil mengakui, aspirasi internal dari partainya, pun meminta agar Jokowi, dan Gibran bisa masuk ke Golkar. “Kalau aspirasi banyak. Aspirasi banyak,” ujar Bahlil.

Akan tetapi, kata Bahlil, Partai Golkar meletakkan Jokowi sebagai tokoh bangsa. Sedangkan Gibran, juga sebagai wakil presiden yang saat ini masih menjabat. Sehingga, kata Bahlil, tak semua aspirasi tersebut dapat diwujudkan.

“Bapak Presiden Jokowi ini, kan tokoh bangsa. Bapak Presiden ke-7 ini, pasti juga punya pertimbangan-pertimbangan. Tidak juga semua aspirasi bisa kita terima. Dan kita sangat menghargai Pak Jokowi sebagai tokoh bangsa,” ujar Bahlil.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler