Pemprov Jateng Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis, Menunya Spageti
Aska, mengaku baru pertama kali mencoba spageti.
REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) melaksanakan uji coba program makan siang bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jumat (8/11/2024). Kegiatan tersebut dipantau langsung Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yunita Dyah Suminar.
Kegiatan uji coba dilaksanakan pukul 09:00 WIB. Sebanyak 629 siswa SDN 10 Wonosobo, terdiri dari kelas 1 hingga 6, menerima paket makanan yang terdiri dari spageti, ikan fillet goreng tepung, brokoli krispi, dan satu buah pisang. Berdasarkan pantauan Republika, para siswa-siswi terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Siswa kelas 4B SDN 10 Wonosobo, Aska, mengaku baru pertama kali mencoba spageti. "Makanannya enak," ungkapnya kepada Republika. Aska berharap bisa mendapat makanan gratis setiap hari. "Mau setiap hari makan gratis," ujarnya.
Sementara itu, Radit, siswa kelas 4B lainnya mengatakan, sudah pernah mencicip spageti sebelumnya. Namun dia tetap antusias bisa menikmati makanan bersama teman-temannya. "Enak kalau setiap hari kayak gini," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yunita Dyah Suminar mengungkapkan, terdapat empat SD di Wonosobo yang bakal melaksanakan uji coba program makan siang bergizi gratis. Uji coba dimulai di SDN 10 Wonosobo. Secara total, akan ada 1.911 siswa SD yang terlibat dalam kegiatan uji coba tersebut.
Yunita mengatakan, Pemprov Jateng mengalokasikan dana sebesar Rp 750 juta untuk kegiatan uji coba program makan siang bergizi gratis di Wonosobo. Dia menambahkan, selain di Wonosobo, uji coba juga bakal dilaksanakan di Kabupaten Kebumen dan Brebes, dengan turut melibatkan sekitar 2.000 siswa SD. Pemprov Jateng mengalokasikan masing-masing Rp750 juta untuk uji coba di dua kabupaten tersebut.
Yunita menjelaskan, terdapat beberapa alasan mengapa Pemprov Jateng memilih tiga kabupaten tersebut untuk pelaksanaan uji coba makan siang bergizi gratis. "Pertimbangan dari Pak Pj Gubernur, yang pertama, tiga kabupaten itu miskin ekstrem. Kedua, prevalensi stuntingnya juga cukup tinggi," ucapnya kepada awak media.
Soal menu spageti
Awak media sempat bertanya kepada Yunita mengapa menu yang dipilih untuk uji coba program makan siang bergizi gratis di SDN 10 Wonosobo adalah spageti. "Anak-anak harus diberi keberagaman. Jadi enggak harus nasi saja," kata Yunita.
Dia menambahkan, yang terpenting dari menu adalah sajian gizinya. "Ada unsur karbohidrat, protein hewani, protein nabati, buah, sayur, dan minum," ujarnya.
Yunita menjelaskan, nantinya menu untuk makan program makan siang bergizi gratis akan dibuat setidaknya sembilan atau sebelas jenis. Hal itu agar para siswa-siswi tidak jenuh atau bosan. Untuk karbohidratnya, misalnya, tidak akan melulu nasi atau mie, tapi juga bisa kentang atau jagung.
Menurut Yunita, seperti dalam kegiatan uji coba, nantinya program makan siang bergizi gratis akan melibatkan partisipasi vendor penyedia makanan. "Vendor ini bukan perusahaan besar, tapi pengusaha kecil atau UMKM. Jadi nanti harapannya perekonomian juga tumbuh," katanya.
Kendati demikian, Yunita menekankan, tidak semua pelaku UMKM dapat menjadi vendor. "Yang bisa jadi vendor adalah mereka yang sudah punya SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) dan sudah menjual produknya di marketplace. Kalau tidak punya itu tidak bisa," ucapnya.
Dia menambahkan, sampel makanan dari vendor juga akan diuji terlebih dahulu di laboratorium. Hal itu guna memastikan keamanan makanan terkait.