Logam Mulia, Bantu Berangkatkan Haji Hingga Berlibur ke Negeri Ginseng

Berinvestasi emas sangat banyak sekali kegunaannya, terutama untuk kebutuhan mendesak

Republika/Thoudy Badai
Pekerja menunjukan emas batangan di salah satu gerai emas
Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sepasang suami istri terlihat duduk tertegun setelah menerima informasi melalui handphonenya. Mereka telihat menangis terharu masih tak percaya dengan informasi yang baru saja diterimanya. Rasa syukur, tak terhenti terucap dari pasangan suami istri Benny Ferdiansyah (44 tahun) dan Hanita Hazar (43 tahun) warga Panghegar Kota Bandung tersebut.

Keduanya, masih merasa tak percaya harus pergi haji di tahun 2023. Padahal, kalau berdasarkan antrean jadwal tunggu seharusnya mereka pergi haji pada 2035. Namun, tiba-tiba ada penawaran untuk pergi haji untuk mengganti para jamaah yang gagal pergi.

Selain rasa harus bahagia, kedua pasangan suami istri ini pun sebenarnya merasa kebingungan. Karena, hanya diberi waktu tiga hari saja untuk melunasi ongkos biaya haji dan melakukan berbagai persiapan. Mereka pun, harus mencari uang cukup besar yakni sekitar Rp 52 juta untuk melunasi biaya haji tersebut.

"Saya seperti mimpi, karena sebelumnya ga pernah tahu akan dipanggil secepat itu. Benar-benar tidak ada persiapan apapun. Kan diberitahunya sangat mendadak 3 hari sebelum pergi. Kami bingung pelunasannya gimana," ujar Hanita mengenang saat mendapat panggilan untuk Naik Haji pada 2023 lalu, kepada Republika, Jumat (8/11/2024).

Berinvestasi emas bisa memudahkan melunasi biaya haji - (Dok Republika)

Di saat dilingkupi rasa bingung, kata Hanita, ia dan suaminya pun teringat masih ada emas logam mulia yang bisa dijual. Ia pun, akhirnya melepas 100 gram emas batangannya agar bisa mendapatkan dana segar dalam waktu singkat. "Alhamdulillah terjualnya pun sangat cepat tinggal telepon dan janjian sama yang mau beli, saya sudah bisa dapat dana segar," katanya.

Hanita bersyukur, setelah melakukan pelunasan biaya haji, dalam waktu singkat sehingga bisa fokus menyiapkan berbagai keperluan lainnya. Akhirnya, ia pun bisa menunaikan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke tanah air. Bahkan, ia pergi tak hanya bersama suami tapi juga dengan kakaknya. "Alhamdulillah, keputusan saya untuk berinvestasi emas sangat tepat sangat terasa saat harus mendapatkan uang segar secepatnya. Tanpa menjual emas, saya harus nyari uang kemana untuk melunasi biaya haji waktunya hanya tiga hari," paparnya.

Hanita bercerita, awal dirinya berinvestasi emas dimulai dari ketiadaksengajaan. Karena, dahulu belum musim berinvestasi emas ke logam mulia. Pada umumnya, ibu-ibu lebih senang membeli emas perhiasan. "Tapi karena saat itu punya rejeki lebih, saya coba-coba membeli logam mulia. Awal hanya 5 gram dengan harga Rp 500 ribu/gram," katanya.

Kemudian, kata dia, emas logam mulianya berkembang menjadi 120 gram dalam waktu beberapa tahun. Karena, setiap ada rezeki ia selalu membeli emas secara bertahap. Dari mulai 5 gram,10 gram, 20 gram dan seterusnya.

Hanita merasa, dengan berinvestasi emas sangat banyak sekali kegunaannya. Terutama, untuk memenuhi berbagai kebutuhan mendesak. Selain untuk ibadah haji, ia pun menggunakan emas batangannya untuk membayar uang masuk sekolah, kebutuhan rumah tangga hingga untuk usaha. "Saya punya usaha membuat pempek sampai berbisnis membuat daster. Itu, modalnya ya dari menggadaikan emas batangan," katanya.

Hanita bersyukur, dari modal yang didapat dengan menjual emas batangan, bisa memiliki usaha kecil-kecilan berupa usaha kuliner membuat pempek frozen dan memproduksi daster. Keuntungan dari kedua bisnis tersebut pun, bisa digunakan untuk membantu suaminya memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga.

"Karena emasnya sudah banyak saya gunakan, sekarang yang tersisa cuman remahannya aja. Tapi targetnya, saya ingin kembali membeli dan membeli lagi emas agar bisa terus investasi. Rencana selanjutnya, investasi emas buat anak kuliah karena kan sekolah sekarang mahal banget jadi harus nabung sekaligus investasi ya cuma di emas," paparnya.

Soal penyimpanan emas batangan, Hanita mengaku tak ada kendala. Karena, biasanya ia menyimpen sendiri di safety box yang ada di rumah. Selain itu, emasnya selalu terpantau karena keluar masuk untuk berbagai kebutuhan.

Senada dengan Pasangan Benny dan Hanita, Pasangan Virta DC Diputra (39 tahun) dan Hermawati (39 tahun) warga Jl AH Nasution Kota Bandung pun, berinvestasi emas sejak awal berumah tangga. Menurut Virta, ia berinvestasi emas karena melihat nilai emas dari tahun ke tahun harga emas selalu naik. Ia pun, menilai emas ini sangat cocok untuk berinvestasi.

"Waktu itu, saya dan istri berpikir emas bisa sebagai proteksi karena kan nilai assetnya cenderung naik. Contoh saja, dari zaman rasul harga domba seharga 1 dinnar dan hingga sekarang sama satu dinnar," katanya.

Virta menjelaskan, awalnya untuk investasi ia menyimpan sekitar 5 gram emas. Saat itu, harga beli pergramnya sekitar Rp 410 ribu/gram. Ia bersykur karena konsisten menabung emas, sekarang sudah ada 200 gram. "Saya berinvestasi emasnya dengan membeli emas yang gramnya kecil-kecil. Kalau ada rezeki berlebih, baru membeli emas yang gram nya agak besar," kata pengusaha property ini.

Baca Juga



Agar peyimpanan aman, kata dia, biasanya ia menyimpan di bank atau di berangkas di rumah. Virta bersyukur, berbagai kebutuhan hidupnya telah terpenuhi dari bisnisnya. Termasuk, biaya sekolah anak pun semuanya sudah dialokasikan tak perlu menggunakan emas investasinya. Namun, ia dan istrinya memiliki hobi travelling.

Berinvestasi emas memudahkan rencana liburan keluarga ke luar negeri - (Dok Republika)

"Kan saya dan istri punya hobi travelling, jadi investasi emas ini kami gunakan untuk liburan. Karena ternyata, liburan dengan lima orang anak itu membutuhkan biaya besar kalau ke luar negeri atau melaksanakan ibadah ke tanah suci. Tak hanya untuk berlibur yaa untuk pendidikan masing-masing anak saya menyimpannya dalam bentuk emas juga," papar Virta.

Menurut Virta, saat berlibur ke luar negeri biasanya ia harus mengeluarkan dana sekitar Rp 50 juta bahkan lebih. Keuntungan berlibur dengan menggunakan dana dari invest emas adalah tak perlu memperhitungkan inflasi yang sering menyebabkan kenaikan harga. "Alhamdulillah, selain umrah saya telah membawa anak-anak berlibur ke Turki, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Thailand dan lainnya. Jadi, saat akan berlibur saya biasanya akan mendapatkan dana segar dengan menggadaikan emas investasi saya. Setelah pulang, ada uang yang saya tebus lagi," katanya.

Sementara menurut Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jabar, Harry Maksum, investasi emas memang sangat bagus untuk jangka panjang bukan. Apalagi, secara makro dalam kondisi peperangan sekarang harga emas relatif akan naik. "Sekarang kan harga emas sudah Rp 1,5 juta per gramnya. Ini efek makro peperangan Palestina. Sebelumnya pada  2011 saat Korea Utara dan Selatan konflik juga harga emas terjadi peningkatan," katanya.

Artinya, kata Harry, berinvestasi emas ini memang sudah tepat. Karena, lebih aman tak akan tergerus inflasi. Kedua, ketersediaannya atau suplainya pun terbatas. Investasi emas ini, kata dia, memang sangat cocok untuk haji. Karena, 100 gram emas, misalnya harga awalnya Rp 145 juta. Setelah booking seat Rp 25 juta, jamaah harus melunasi sisanya sekitar Rp 60 juta. "Artinya kalau yang kita simpan emas kan setengahnya yang dipakai, masih safety Rp 45 juta buat membeli oleh-oleh dan kebutuhan lainnya," katanya.

Investasi emas pun, kata dia, lebih likuid dihargai dengan nilai yang sama dan bisa diakui dimana pun. Lonjakan harga emas sendiri, biasanya 10 tahunan. Jadi, kalau menabung emas saat anak SD untuk kuliah masih memungkinkan nilainya nanti akan lebih besar bila dibandingkan deposito 4 persen atau sukuk yang 3 sampai 5 tahun. "Kalau beli emas kan bebas inflasi dan biaya lainnya. Lalu gampang menjualnya, berbeda dengan investasi tanah relatif menunggu tak bisa buru-buru dijual saat butuh meskipun kenaikan nilainya tanah ini sekitar 20 persen pertahun," katanya.

Tingginya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas ini, diakui oleh Direktur BCA Syariah, Ina Widjaja. Menurutnya, selama semester 1 2024, Pembiayaan konsumer di wilayah BCA Syariah Bandung tumbuh pesat. Penyaluran pembiayaan konsumer konsolidasi wilayah Bandung tumbuh positif mencapai 80,7 persen secara tahunan (year on year/YoY) sehingga mencapai sebesar Rp 93,1 miliar. 

Pertumbuhan minat masyarakat terhadap pembiayaan Emas, semakin meningkat tercermin dari pertumbuhan pembiayaan emas hingga mencapai 108,9 persen YoY diikuti oleh KPR iB yang tumbuh mencapai 78,2 persen YoY dan KKB iB mencapai 75,9 persen. “Kami berharap kegiatan ini dapat turut menunjang target kontribusi pembiayaan konsumer yaitu sebesar 10-12 persen dari total portofolio pembiayaan di akhir tahun 2024," ujar Ina.

Sisi lain, geliat investasi emas oleh masyarakat juga terlihat dari perkembangan produk pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah. Pada Agustus 2024, kinerja pembiayaan emas di BCA Syariah mengalami tren kenaikan yang fantastis.

Outstanding pembiayaan emas BCA Syariah meningkat 210,80 persen secara year-on-year/yoy dari Rp41,0 miliar pada Agustus 2023 menjadi Rp127,3 miliar pada Agustus 2024. BCA Syariah optimis bisa menutup tahun ini dengan target pembiayaan emas mencapai Rp300 miliar dan pertumbuhan di kisaran 20 persen sampai 30 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler