Proyek Penyerapan Karbon di Indonesia jadi Incaran Perusahan Energi Raksasa

Perusahaan besar dunia tertarik investasi teknologi penyerapan karbon di Indonesia

Republika/Edwin Dwi Putranto
Utusan Khusus Presiden pada Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29 UNFCCC) Hashim Djojohadikusumo menyampaikan paparan saat pembukaan Paviliun Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim (COP29 UNFCCC) Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024). Paviliun Indonesia penting untuk menyoroti peran negara dalam mengatasi perubahan iklim global, juga berfokus kepada implementasi solusi iklim yang adil dan ambisius melalui kerja sama global pada COP29 yang berlangsung 11-22 November 2024.
Red: Fian Firatmaja

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU — Ketua Delegasi Indonesia di Pertemuan Perubahan Iklim PBB ke-29 Hashim S Djojohadikusumo menyebut sejumlah perusahaan besar dunia tertarik berinvestasi dalam teknologi penyerapan dan penangkapan karbon di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Hashim saat berpidato dalam pembukaan Paviliun Indonesia COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).


Hashim mengatakan, Indonesia diberkahi dengan akuifer air asin yang sangat banyak, sehingga sangat potensial untuk membangun fasilitas penyerapan dan penangkapan karbon. 

Hashim mengatakan Indonesia diperkirakan memiliki kapasitas penyimpanan karbon sebesar 500 gigaton. Hashim mengatakan jumlah ini sangat besar. Sebagai gambaran, ini mencontohkan negara tetangga, Singapura, mengeluarkan sekitar 40 juta ton karbon setiap tahunnya.

 

Videografer | Havid Al Vizki/Wisnu Aji

Video Editor | Fian Firatmaja

Naskah | Lintar Satria

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler